Saturday, January 23, 2016

Kontrasepsi Model Baru, Buat Pria Ejakulasi Tanpa Sperma




Setelah kondom dan pil implan, kini diciptakan alat kontrasepsi baru bagi kaum pria.
Dilansir dari Metro.co.uk , alat kontrasepsi tersebut disebut ’saklar’ penis atau ’saklar’ sperma. Itu karena alat kontrasepsi yang dikembangkan oleh seorang penemu asal Jerman, Clemens Bimek ini sama sekali tidak memengaruhi penis, melainkan hanya sperma.
Bimek juga telah mematenkan ciptaannya dengan nama Bimek Spermatic Duct Valve (SDV).
Pada dasarnya, alat ini merupakan sebuah saklar mungil yang dapat ditanam di dalam saluran sperma, atau vas deferens , yang terletak di bagian testis.
Dengan mengklik tombol saklar melalui kulit skrotum, pemakainya dapat menghentikan aliran sperma. Meski begitu, sang pemakai masih tetap mengalami ejakulasi. Hanya saja, ejakulasi yang dialami tidak akan mengeluarkan sperma.
Alat kontrasepsi ini berfungsi dengan cara yang mirip seperti vasektomi, namun sperma ’dimatikan’ melalui saklar yang reversibel, dan mudah dikendalikan oleh pemakainya.
Implan yang ditanamkan memiliki panjang kurang dari dua centimeter dan beratnya hanya dua gram. Operasi kecil dapat dilakukan, dengan implan dimasukkan melalui sayatan kecil, dengan anastesi lokal di bagian selangkangan.
Setelah itu, Anda hanya membutuhkan waktu tiga sampai enam bulan untuk menunggu saklar mulai berfungsi dengan baik.


Untuk memastikan bahwa semua sperma yang tersisa tidak ’berkumpul’ di kelenjar Anda, selama menunggu, Anda tetap harus menggunakan alat kontrasepsi lain. Tapi setelah itu, Bimek SDV akan berfungsi selamanya.
Jika Anda sedang dalam program memiliki anak bersama pasangan, Anda hanya harus memindahkan saklar ke posisi ’ on ’ dan sperma akan mengalir seperti biasa.
Penelitian lebih lanjut akan diperlukan untuk memeriksa bahwa tidak ada risiko kerusakan setelah memblokir aliran sperma dengan katup kecil.
Sejauh ini, Bimek adalah satu-satunya yang memiliki SDV, dan mengatakan teknologi ini dapat ’mengubah dunia’.
Bimek sekarang sedang berusaha agar penemuannya ini mendapatkan persetujuan medis untuk dipaasarkan.

Thursday, January 21, 2016

Janda Cantik Pegawai Property



Perkenalkan namaku Andi, saat ini aku bekerja di salah satu pengembang perumahan ibukota . Karena tugasku banyak berhubungan dengan transaksi akad kredit perumahan jadi aku lebih banyak di tugaskan stay di salah satu bank yang mengurusi transaksi perumahanku.

Aku hanya ingin berbagi pengalamanku yang sulit untuk dilupakan he..he..he…
Seperti biasa setiap hari senin setelah kami melakukan rapat, saya langsung meluncur ke salah satu bank yang biasa kami lakukan transaksi akad kredit, dan hampir semua pengembang yang melakukan transsaksi akad kredit di bank tersebut selalu menempatkan orangnya seperti saya . sampai sampai diantara kami sudah saling kenal.
Saat kami sedang mengurus beberapa dokumen KPR saya melihat ada seorang wanita cantik dan yang sedang duduk di bangku antrian karena saat itu tidak terlalu padat pengunjung saya mencoba mendekati wanita itu….. dan dengan sedikit basa basi akhirnya terjadilah percakapan kami berdua. Ternyata dia pun sama seperti aku merupakan salah satu utusan dari salah satu pengembang perumahan di daerah bekasi.
Sex Hot 2016 | Santi namanya hidung yang mancung dengan bentuk muka yang oval serta warna kulit sawo matang di tambah dengan Alis matanya yang tebal membuat aku betah berlama lama ngobrol sama dia. Apa lagi saat itu dia menggunakan pakaian semacam kemeja putih yang di padu dengan renda renda sehingga nampak jelas dadanya yang padat ber isi menonjol kedepan , dia mengenakan rok yang cukup pendek dengan warna sedikit gelap , sehingga nampak jelas pahanya yang mulus dengan sedikit di tumbuhi bulu bulu halus membuat mataku berkali kali mencuri pandang ………pahanya …..

Jujur yang paling bikin hati ini bergetar adalah pada saat dia melirikkan matanya yang manja sambil sedikit tersenyum …..waoow….. rasanya jantung ini terhenti kawan…..
Dari sejak pertemuan pertama itulah akhirnya kami sering ketemuan dan semakin akrab …. Dan terkadang akupun sering membantu dia kalo mengalami kendala karena dia ternyata masih baru bekerja di bidang ini.
Dari seringnya kami mengobrol akhirnya sayapun tahu bahwa dia ternyata seorang janda yang baru satu tahun di tinggal suaminya dan masih belum punya anak ….
“Santi udah beres kerjaanya “ sapaanku saat itu
“udah mas, hanya tinggal menunggu satu SP3 lagi katanya sih sedang nunggu di tanda tangan kepala cabang, itu pun kalo di ambil besok ga apa apa ko, emang kenapa mas “
“kita hang out yuuuuk “ jawabanku sekenanya ……..
“hayuuuuk’’ jawabanya mengagetkanku …….
“ cius nih ti……. “
“ Iya serius, Aku juga udah suntuk nihh pengen penyegaran… udah lama kaga pernah hang out “
Tak kusia siakan kesempatan ini dan langsung aku ambil tasku dan kunci mobilku ….dan kami berdua langsung meluncur ke salah satu Mal yag ada di daerah kelapa gading….
Rasanya waktu itu cepat sekali berlalu …. Setelah kami keliling keliling dan melihat lihat sekeliling mall akhirnya kamipun mencari food court untuk mengganjal perut ini yg sudah keroncongan. Sambil makan kami terlibat lagi obrolan yg cukup mengasikann…. Dan terkadang sayapun menggoda dia ……..
”Ti …apa.ga bosan hidup sendirian terus….. apa kaga kangen sama …… “
“ hayo sama apaan ….? ” Sambil mengerlikan matannya yang manja dan sedikit tersenyummmm……
”nganu he..he..“ jawabku seenaknya ……
“ Emang mas juga kaga kangen ya …. Mas juga kan ketemu istrinya sebulan sekali he..he..he.. “
“ Iya sih ….. terkadang bĂȘte juga Ti …. Istrika tinggal di semarang, dan kami ketemunya sebulan sekali, nasib kita sama ya ti….. xii..xii…xii..’
“ Ti … kaya nya masih siang nih… kita nonton aja yu …… “
‘Boleh mas, tapi mas yg teraktir ya ….. he..he..he ‘ ‘siap…. Jawabku
Saya tak pedulikan film apa yang kami tonton, yang ada di fikiranku aku ingin berlama lama sama Santi…….
Pas masuk studio 21 ruangannya sudah mulai gelah pertanda film kan segra di mulai ….dan kami pun dapat tempat duduk di barisan kedua dari belakang……
Samabil makan Pop Corn kami berdua asik menikmati film, saat aku mau ambil pop korn aku coba pegang tangan Santi ……. Eh dia malah memgang balik tanganku dengan lebih erat, ….. sambil kubisikan ketelinganya ……
‘ti tangannya dingin banget ……. “
“ iya mas AC nya dingin banget, bikin dong aku hangat ……….”
Tak pikir pajang lagi karena mendapat lampu hijau dari santi ….. aku semakin berani memegang dia … dan aku coba peluk dengan melingkarkan tanganku ke bodynya …..dia malah semakin merapatkan tubuhnya ke dadaku ……..ujung susunya yang padat nyempat bersentuhan dengan tubuhku …….aku malh semakin berani dan semakin konak …..
Aku sudah ga pedulikan lagi apa cerita filmnya…. Aku malah lebih sibuk …. Tanganku bergerilya di sekitar dada nya …. Aku coba kecup keningnya …… terus aku ciumin belakang tlinganya sambil tanganku meremas remas susunya …. Dan ketika ku gesek kesekan putinganya dia sedikit menggerinjal dan sedikit mendesah ……. Ohhhh…mas ….. terus mas …….
sambil bibirku saling berpangutan tanganku yg satunya ngelus ngelus pahanya yang sedikit di tumbuhi bulu itu … menambah kami …..semakin liar ….. waktu tak terasa begitu cepat…….tak terasa film sudah berakhir …. Padahal kami saaat itu sedang asyik asyiknya menikmati …dan membuat nanggung .permainan itu….. takut ketahuan penonton lain…… kami berdua buru buru merapikan pakaian kita masing masing … ….
Aku tatap muka santi … nampaknya dia merasa tanggung permainannya … mungkinn karena sudah terlalu lamanya dia hidup sendirian he..he…..
Karena waktu sudah menunjukan hamper jam 9 malam, aku coba tawarkan sama santi untuk tinggal saja di apartemenku …. Dan santipun mengganggukan kepala tanda setuju …..


Sampai di apartemen aku langsung mandi dulu karena tubuhku seperti sudah kaga enak, dah bau keringat , dan bergantian sama santi. Krna santi kaga bawa baju ganti ku berikan kaos kebtulan kaosku emang aga tipis tipis ..maklum Jakarta panas man…..
Keluar dari kamar mandi aku sedikit terbelalak melihat santi hanya peke kaos yang kupinjamkan, Nampak sekli pucuk putingnya menonjol …. Ke atas… kerena santi tanpa pake BH lagi…….
“Gimana seger ti…. Udah mandi …..” aku pura pura kaga kaget liat dia ….
“Iya mas seger bangetttttt ….. dan rasanya pikiran lebih fressss he..he… “..
Aku duduk di sofa nonton TV …sambil mengunyah makanan ringan yang kami beli saat pulang dari nonton tadi..
“boleh aku ikut nonton mas “ santi langsung duduk di sofa di sampingku ……
“ ya boleh lah ….. wuih Nampak cantik sekal malam ini ti “
“ah bisa aja massss “ sambil melirikan matanya yang manja membuat jantungku berdetak kencang ….
Sambil mengobrol kesana kemari aku rapatkan duduku ke sampingnya, dan diapun semakin merapatkanya. Aku pegangin tangannya , diapun diam saja seperti pasrah …. Da aku tatap matanya, dari tatapan matanya yang lembut seperti menyimpan kerinduan untuk di dekap karena sudah terlalu lamanya dia menjanda…….
Aku coba memeluk dia ….. dan kukecup keningnya……dia malah smakin merapatkan tubuh …….susunya yang mulai menegang di tambah putting susunya yg sudah mulai mengeras ….beradu dan bersentuhan dengan dadaku …… membuat jantungku berdegup semakin …. Kencang …., aku jadi semakin berani …… aku jilatin belakang kupingnya … sambil tanganku bergerilya di sekitar susunya …aku remas …wow ww dia sedikt mengerinjal sambil mengeluarkan lenguhan …..
“ahhhhh… nikmat mas ..terusss masss’’ terus aku jilatin pipinya dan bibirnya dia pun balas mencium bibirku… aku permainkan lidahnyaa…. Bergantian saling melumat dan mengisap lidahnya masing…..
Di tengah pergumulan yang semakin seru aku bisikan ke telinganya …
“Sayang aku sangat menikmati saayyy luar baisa …… boleh aku buka bajumu sayang” dia mengagukan kepalanya tanda setuju … langsung aku angkat kaosnya ke atas, aku sedikit tertegun melihat sususnya yang indah ditambah putingnya yg kecil yang sedikit kemerehan dengan sedikit mendongak ke atas sudah mualai mengeras menandakan diapun sudah sangat terangsang… dia balas membuka bajuku.
Aku langsung jilati lehernya …setelah aku puas menjilati sekitar leher aku terus… turun ke bawah aku jilatin susunya sambil tanganku meremas remas susu yang sebalahnya …. Dia mulai mengerinjal gerinjal sambil mengeluarkana suara suara indah …
”.ohh..nikmat mas….” aku terus jilatin ssusunya aku sengaja aku tidak jilatin dulu putingnya… untuk memberikan kenikmatan yang lebih lama padanya…..
Setelah puas aku jilatin sekitar susunya … aku langsung jilatin putingnya sambil ku isap isap putingnya …. Dia menekan kepalaku ke putingnya sambill mengeluarkan suara yang semakin merancu kaga karuann……
“OHhhhhh …masss terus mas …. Aku dah lama tidak merasakan kenikmatan iniii Ohhhhhhh………….. ‘ setelah puas aku jialtin susunya aku dekap tubuhnya..diapuan membalas mendekapku…susunya yang sudah menegang ditambah putingnya yang indah semakin mengeras terasa di dadaku, aku coba gesk gesekkan tubuhku ke putingnya dia semakin erat mendekapku …..
ohh sungguh ini kenikmatan yang luar baisa …..aku lama mendekap dia, sampai akhirnya aku bisikan ke telinganya
“Sayang bolehkan aku bergerilya ke bagian memekmu aku smakin konak saying ….” Dia hanya tersenyum menandakan dia setuju…
Tak kubuang kesempatan itu aku langsung membaringkannya aku buka celananya dia terlentang di depanku tanpa selembar benagpun…. Aku langsung tindih dia di tasnya …aku dekap sambil ku jilati bibirnya, dadanya dan sekali lagi kuisap isap putingnya sambil tanganku mengelus ngelus sekitar pahanya …..aku semakin liar dan bernafsu…… aku terus menjelitatinya… terus turun ke bawah… ke sekita perutnya…..dan akhirnya aku jilati pahanya …….yang mulus yang sediit di tumbuhi bulu bulu harus membuat torpedoku langsung melambai lambai minta jatah……



Aku sengaja aku jilati dulu sekitar paha dan sekiatar memeknya … dia terkadang mengelepar gelepar seperti ikan yg di lempar kdaratann.. bau harum memeknya yang mulai mengeluarkan pelumasnya membuat aku semakin menikmati… aku ciumi bulu memeknya ohhh ….betapa nikmatnya…. Dan aku terus jialti memeknya dan dia pun mengelapar gelepar sambil mengeluarkan erangan erangan kenikmatannn…..
aku jilatin terus memeknya sambil ku isap isap… aku sentuh klotorisnya dengan lidahku sambil ku isap isap … dia semakin meronta kenikamtann… aku terus jilatin dan ku isap isapp sambil ku pegangin pahanya …..aku isap terus … sampai akhirnya kepalaku di tekanya ke memeknya sambil mengeluarkan erangangan kenikamatan …
” OHHHHH sayangg … nikamt sekali sayang… aku sudah kaga tahan sayangg sudah lama aku sudah di masukin kontol…ayo sayangg aku sudah tidak tahann….”
“Ok sayang…. Akupun sudah kaga than lagi sayang kontoku pun sudah tegak berdiri ini… “ aku kecup dulu keningnya ….. dan aku gesek gesek an dulu kontolku di sekitar memeknya … dia semakin mengeliat geliat …. Dia memegangin kontolku membantu memasukan ke liang memeknya ……
“Pelan pelan yah sayang aku dah lama kaga di pakai sayang “ “ ya syangg…”
Aku coba tekan pelan pelan ….aku angkat lagi sedikit dan aku tekan lagii
“..ohhh… nikamtt sayangg… terus sayan tekann sayangku sudah kaga sakit lagi sayang ..dan sudah kaga tahan….ohhhh” Aku langsung tekan kontolku ke memeknya yang sudah mulai licinnn….
Dan blesss blesss kontolku keluar masuk memeknya ……sambil di barengin suaranya yang sedikit menjerit
“Awwwwww….Nikmatnya …. Kontolmu gede bangett sayangg… baru kali ini aku sangat manikamati… terus sayangg ..”
sampai beberapa kali aku masukan kontolku sama memeknya … sampai akhirnya
“ Ohh sayang terus sedikit lagi sayang aku sudah mulai mu keluar sayang sambil menaik turunkan pantatnya.”
“Sama sayang aku pun sudah mu keluar …. Aku semakin terangsang dan aku terus tekan memeknya sama kontolku … “OHhhhhhhhhhh kita sama sam berbarenagn sayang keluarkan sayang “
“ iya sayangg “ dann akhirnya ……..
“Wawwwwwww crooot crot “ kami berdua mencapai klimaxnya…….

Wednesday, January 20, 2016

Nafsu Semalam



Apa kabar semua ? dah lama gak update nih..
langsung aja deh nih update cerita terbaru januari 2016.. cekidot...

Namaku Marwan, umurku 26 tahun, seorang pengangguran. Aku pernah sekali menjadi gigolo (yah.. sebutan kasarnya). Ketika itu aku baru pertama kali merantau dari kampungku di pulau Jawa ke Banjarmasin. Seorang temanku bekerja di sana. Aku menyusul temanku itu ketika dia mengirimiku alamat yang cukup jelas, lagipula aku dengar Farid, nama temanku itu, sukses di perantauan. Dia bekerja di sebuah pabrik pengolahan kelapa sawit.“Daripada kamu nganggur di kampung, lebih baik ke Banjarmasin saja, Wan. Kebetulan lagi ada lowongan kerja.” begitu katanya suatu kali. Berbekal uang 700 ribu aku berangkat ke Banjarmasin. Setibanya di pelabuhan Farid menjemputku. Dari situlah aku tahu kehidupan Farid yang benar-benar kecukupan. Rumahnya tak besar, tapi cukup bagus, dan yang pasti rumahnya sendiri. “Wah.. kamu benar-benar hebat, Rid.” pujiku. “Pintar-pintar kita saja cari duit, Wan. Setidaknya punya obyakan sampingan.” jawab Farid dengan senyum yang misterius. Aku nggak langsung dapat kerja, tapi nunggu dulu karena ternyata lowongan di tempat kerja Farid sudah terisi. Karena nggak kerja semakin lama semakin habis uang yang kubawa dari kampung. Sebenarnya makanku ditanggung sama Farid, tapi nggak enak kan kalau setiap hari, sedangkan tahu sendiri kalau biaya hidup mahal di Banjarmasin.  Setelah satu bulan numpang di rumah Farid aku mulai tahu apa sebenarnya obyekan sampingan Farid yang tak lain adalah melayani nafsu tante-tante girang (alias gigolo). Bergidik juga aku ketika suatu malam mendengar suara-suara gaduh yang janggal di kamar sebelah (kamarnya Farid). Ketika aku intip, ehh.. Si Farid lagi disepong sama seorang wanita stw. Habis itu aku melihat Farid dikasih beberapa lembar ratusan rupiah. Dan ketika Farid tahu kalau aku pergoki, dia cuman tersenyum kecut. “Kalau mengandalkan gaji buruh pabrik sih, nggak bisa kirim ke kampung.” itu dalihnya. Bahkan setelah aku tahu kalau Farid adalah seorang gigolo, dia malah semakin tak sungkan melakukan bisnis mesumnya itu di rumah. Iiih.. betapa tersiksanya aku mendengar deru-deru nafas mereka di kamar sebelah setiap malam. Walau sebenarnya aku ngiler juga. Bayangkan setiap malam Farid bisa mengeloni dua sampai tiga wanita, dan tidak semuanya stw. Ada juga yang sepertinya masih lajang. Setiap malam pula omsetnya bisa sampai dua juta. Ngiri banget aku. Malam itu aku tak menyia-nyiakan kepergian Farid. Dia nggak pulang malam ini, lembur katanya. Dan kebetulan sekali telpon berbunyi. Siapa tahu dari langganan Farid, karena biasanya transaksi mereka terjadi via telpon. “Halo Farid..aku Sandra.” terdengar suara mendesah di seberang begitu telepon diangkat. “Aku tunggu di Platinum 156, cepat yah.. aku sudah telanjang sekarang..” Glek! Aku telan air liurku berkali-kali. Job Farid datang. Bagaimana nih? Apa aku harus datang? Aku lihat isi dompetku, tinggal dua ratus ribu doang. OK deh, aku datang. Hotel Platinum, tak susah mencarinya. Kemarin malam aku diajak Farid keliling-keliling kota dan sempat makan di restoran hotel itu. Setelah bertanya letak kamar kepada resepsionis aku segera menuju kamar 156. Didepan kamar aku kembali ragu, masuk atau tidak ya? Masuk tidak masuk tidak, aku hitung kancing kemejaku. Masuk. Kreek.. Pintunya tak dikunci. Aku masuk dengan ragu-ragu. Kamar hotel itu seluas kamar Farid walau sedikit lebih bagus penataan ruangnya. Seorang wanita berumur 30 tahunan berada di atas ranjang. Dia agak terkejut ketika menyadari bukan Farid yang datang. Tapi kemudian dia tersenyum genit. “Siapapun kau aku ingin bercinta denganmu. Kemarilah..” Sandra beranjak dari ranjang. Glek. Kutelan liurku ketika hendak meleleh. Wanita yang hanya memakai stoking rajut tipis tanpa CD dan BH itu segera mendekatiku. Stokingnya hanya sebatas lutut, lengannya juga tertutup stoking tapi badannya polos sama sekali. Seekor kupu-kupu menghias di payudaranya sebelah kiri. Kedua gumpalan dadanya sekal dan besar banget, dan menantang banget. Begitu menantang sampai-sampai burungku bangun. Sandra mengitari tubuhku yang sedikit gemetaran. “Siapa namamu, sayang..” desah serak-serak seksi itu menyembur tipis di belakang telingaku. “Ss.. saya Marwan.” jawabku gemetaran. “Marwan? Hmm.. jangan panik, kamu baru pertama ya? Aku suka banget..” kata Sandra sambil menggosok-gosokkan kemaluannya yang gundul ke pahaku. Siir.. tiba-tiba saja penisku tegang. “Kalau gitu aku ajarin yah..” tambahnya sambil menggosokkan kemaluannya makin keras dan makin mepet di pahaku sampai celanaku sedikit basah oleh cairan yang keluar dari vaginanya. Lalu perlahan wanita yang sedikit jangkung itu mencium bibirku lalu berkata “Balaslah Wan, hisaplah bibirku”. Aku menghisap bibir tebalnya. Bibiritu terasa kenyal banget ditambah bau tubuhnya yang wangi. Tiba-tiba Sandra memegang kemaluanku, aku sangat kaget. ” Wah pistolmu sudah tegang Wan,” kata Sandra sambil tangannya dimasukkan kedalam celana jeansku. Darahku berdesir-desir, nafasku kembang kempis dirangsang sedemikian rupa. Sandra berusaha melepaskan celana jeansku, tapi bibirnya masih terus aku lumat dengan penuh nafsu hingga akhirnya aku tinggal memakai celdam saja. Kami masih saling melumat, tapi tanganku mulai menggerayangi dada sekal Sandra. Tanpa gemetar lagi aku memegang buah dadanya dan memelintir putingnya. Sandra mendesis-desis lirih merasakan kenikmatan belaianku. “Wan.. kamu memabukkan..ehgh..” Nafasnya memburu berpacu dengan nafasku. Aku menuruni leher mulus Sandra lalu berlabuh di kedua gundukan buah dadanya. Lalu dengan memberanikan diri aku menciumi putingnya, dan Sandra bertambah mendesis, “Teruslah Wan, terus.. ach.. nikmat banget..”. Tanganku meremas-remas kedua bokong Sandra yang padat dan sekal. Sesekali jemariku menyusuri belahan pantat itu terus sampai ke lubang vaginanya. Sandra yang semakin kegelian semakin merapatkan tubuhnya sehingga aku semakin leluasa mengenyot payudaranya. Aku hisap putingnya kuat-kuat membuat Sandra mendorong kepalaku semakin terbenam diantara belahan payudaranya. Aku sadari betul perubahan yang terjadi pada buah dada Sandra, semakin membengkak menggemaskan dan putingnya tegang, kenyal dan menantang. “Wan.. ach.. ehmm ehmm” Sandra kembali melenguh-lenguh ketika jemariku mengutak-utik klitorisnya. Entah sudah berapa kali vagina itu mengeluarkan lendir kenikmatan birahi Sandra. Panas birahinya sudah sampai di ubun-ubun. Setelah puas menghisap puting buah dada Sandra aku mencoba menciumi vaginanya, tapi Sandra berkelit. “Aku pengin pistolmu dulu, pangeranku..” katanya kemudian. Sandra mendorongku terlentang diatas kasur empuk kemudian dia menungging diatas tubuhku kemudian sibuk menciumi penisku yang masih tertutup celdam krem. Posisi Sandra yang menungging memunggungiku membuatku leluasa mengutak-atik klitorisnya kembali. Kemudian aku memasukkan jempol kiriku ke dalam lubang kawinnya. “Uach.. Marwaann..” Mudah sekali jempolku itu masuk ke dalam vaginanya. Lendir kental mengalir di selakangnya. Aku permainkan jempolku keluar masuk vaginanya, Sandra semakin bergelinjangan. Entah saking tak tahannya, Sandra segera mengeluarkan penisku dari CD lantas mengemutnya. “Egh.. ach..Sand..” Dadaku sesak menahan birahi yang meletup-letup didadaku. Baru pertama kali ini batang kemaluanku dihisap oleh seorang wanita. Sandra begitu terampil mengenyotnya. Semakin kuat Sandra menyedotnya dan Crot..crot.. aku tak tahan lagi. Spermaku keluar begitu saja. Tapi Sandra begitu menikmati spermaku yang muncrat seluruhnya ke dalam mulutnya. “Mhmm.. nikmat Wan.. aku suka, lagi dong..” Begitu Sandra hendak mengenyot penisku lagi, aku segera menarik bokongnya hingga hampir menduduki mukaku. Langsung saja aku sedot vaginanya “Aaach..” teriak Sandra tertahan. Sudah tak tahan aku, aku kerjain vagina Sandra habis-habisan. Aku ciumi, aku gigit-gigit klitorisnya bahkan aku sudah berhasil memasukkan tiga jari tengahku sekaligus. Sandra misuh-misuh tapi segera mendehem-dehem keenakan. Aku sudah tak terkendalikan. Kalau sejak tadi aku seperti diajari sama Sandra, kali ini aku bekerja dengan naluriku sendiri. Dan kurasa Sandra tak keberatan, karena sekarang dia mendengking-dengking keasyikan. Sruup..sruup.. Lendir kawin Sandra aku sedot dengan kekuatan penuh. Seluruh tubuhnya menggelinjang liar, lalu kembali lendir-lendir itu mengalir deras bagai sungai. “Ough.. Wan, aku nggak tahan lagi..” erang Sandra semakin melebarkan selakangnya. Lalu penisku dipegangnya dan dimasukkan kedalam vaginanya yang sudah licin berlendir. Perlahan-lahan batang pistolku amblas ke dalam lubang vagina Sandra, “Ach.. engh..” desisnya kemudian. Dan Sandra mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya ketika aku mulai mengocok-ngocok penisku. Penisku terasa mengembang didalam vagina Sandra, Sandra pun semakin mendesis. “Ach.. Wan.. ehm.. ah..” Jemariku meremas-remas payudaanya. Sandra terus menggoyang-goyangkan pantatnya sambil berkata, “Aku mau datang nih.. “. “Hegh eh..” hanya itu yang aku jawab sebab aku masih sibuk menggenjot vaginanya. Dan tak lama kemudian Sandra menjerit histeris karena orgasme dan mengeluarkan lendir kawinnya disela-sela penisku yang masih tegang. Semakin liar aku remas-remas kedua buah dada Sandra hingga beberapa menit kemudian aku berbisik “San.. sedikit lagi aku juga mau keluar”. Kemudian aku semakin memperkuat tekanan batang penisku keliang vagina Sandra, sehingga tidak lama setelah itu aku memuncratkan air maniku kedalam vagina Sandra bersamaan dengan keluarnya cairan kawinnya untuk kedua kalinya. “Uwah..” pekik kami bersamaan. Belum puas aku memompa penisku yang masih haus, aku meminta Sandra menungging. Dari belakang aku segera menekan masuk penisku diantara pantatnya. Sandra mengejang beberapa saat. Tampaknya lubang pantatnya masih sangat sempit hingga penisku sedikit kesulitan menembusnya. “Egh.. ach.. sakit Wan..” erang Sandra. Akhirnya seluruh batang penisku sanggup menembus masuk ke lubang pantat Sandra. Bagai remuk penisku digencet lubang yang masih sempit itu. Tapi sedikit tertolong karena spermaku kembali keluar membasahi liangnya. Kembali aku kocok-kocok penisku maju mundur. Sandra mengerang panjang merasakan sesuatu yang sebelumnya belum pernah dirasakannya. Tangannya meremas-remas payudaranya sendiri yang sudah sangat bengkak, bagai mau meledak. Aku pompa penisku sampai lima balas menit, setelah itu aku mengerang kembali mendapatkan puncak libidoku. Penisku aku cabut dari dubur Sandra. Terasa tubuh ini sangat lemas, Sandra berbaring di sampingku. Kami saling berpelukkan dan berciuman. Ranjang itu sudah berantakan sekali. “Wan.. kamu hebat, bahkan lebih hebat dari Farid. Sepertinya aku mencintaimu.” bisik Sandra sambil terus menciumiku. “Kamu mencintaiku atau mencintai pistolku?” sindirku. “Hi.. hi.. kamu ini bisa saja..” Sandra mengikik lirih sambil menyentil-nyentil batang penisku yang belum lemas benar. “Kamu masih mau berlayar lagi, San?” tanyaku kemudian karena merasakan libidoku sedikit bangkit. “Ah.. tidak sekarang, aku sudah tak kuat. Tapi aku puas banget say..” “Kalau begitu jangan coba-coba membangunkannya, atau kita akan kembali melayang di atas angin.” bisikku membuat Sandra semakin geli. Ketika aku hendak pergi mandi aku lihat tubuh Sandra yang full naked itu. Kedua buah dadanya merah membengkak sedikit menguatirkan. Bekas-bekas remasan tangan-tangan kami menghias di kegua gundukan bengkak itu. Putingnya sedikit menghitam, mungkin karena aku terlalu kuat menyedotnya. Wajah Sandra terlihat kusut, tapi masih cantik. Keringatnya masih membasahi tubuh jangkung nan langsing itu. Beberapa kali terdengan gumaman dari bibir tipisnya, mungkin masih menikmati sisa-sisa pelayaran kami. Aku tersenyum tipis lalu masuk ke kamar mandi. Begitulah, aku menjadi pemuas nafsu Sandra. Kami sama-sama puas dengan permainan kami barusan. Setelah itu Sandra menceritakan tentang sisi kehidupannya kepadaku. Dan tak lupa di akhir perjumpaan kami, di tengah malam buta, Sandra menyelipkan sebuah amplop ke dalam CD-ku. Kami berpelukan sebelum aku pergi, dan berjanji akan memanggilku lagi kalau dia sewaktu-waktu dia membutuhkan.

Wednesday, September 16, 2015

Darah perawan rara



Cerita ini bermula waktu jumat malam sabtu sekitar jam setengah 12 malam. Tiba-tiba aku menerima telepon dari Rara, teman kuliahku dulu. Udah lama aku gak denger kabar dari. Dulu aku sering jalan bareng sama dia dan anak-anak dari jakarta. Biasalah, waktu di kampus kan kita primodial banget
Tapi gak ada ruginya temenan sama Rara kok, orangnya cantik, tinggi semampai, body aduhai dan yang terakhir yang aku suka banget dari Rara adalah rambutnya. Dari awal kuliah sampe selesai rambut Rara yang hitam legam itu selalu panjang. Apalagi kalau ditata sedikit menggelung, hmmm... aku selalu nganggep dia barbie doll banget

"Halo Ra ? ada apa nih, tumben nelpon aku. Malem-malem lagi !" tanyaku.
"Yan, bisa jemput aku di XXX gak ?" tanyanya sambil menyebut salah satu tempat hiburan malam yang cukup ternama di kota bandung. "Ha ? Kamu ada di Bandung ? Bukannya kamu di jakarta ? Terakhir aku denger kamu dah kerja di Jakarta ?" tanyaku heran, ngapain malem-malem Rara tiba-tiba ada di Bandung. "Yan ceritanya entar aja deh, sekarang please jemput aku. Dah malem banget nih" rajuk Rara padaku sedikit memelas. "Ok deh, kamu tunggu sebentar, aku jemput sekarang, 10-15 menit deh" jawabku. Kemudian aku bersiap-siap mengeluarkan mobil untuk menjemput Rara. Dalam perjalanan pikirannku penuh dengan pertanyaan. Pertanyaan terbesar tetap saja, ngapain Rara melem-malem ada tempat hiburan malam di Bandung, sendirian lagi. Yang lebih aneh kenapa minta jemput sama aku ? makin aneh ! Sesampainya di tempat hiburan malam tersebut, aku memarkir mobilku. Setelah turun, aku segera menemukan Rara sedang berdiri di pintu masuk. Kondisinya agak aneh. "Halo Ra ! Sendirian ?" tanyaku. "Iya Yan.." jawabnya lemah. Matanya kelihatan merah sekali. "Ra, kenapa nih ada disini ? Hmm.. sorry ya, kamu mabuk ya ?" tanyaku menyelidik. "Yan bisa kita berangkat sekarang gak ? gak enak nih diliatin sama orang-orang" ajaknya. Aku melihat sekeliling, memang sih beberapa security dan pengunjung yang baru datang memperhatikan kita dengan tatapan aneh. "Oke deh, ayo. Mobilku kesebelah sana." ajakku ke Rara untuk naik ke mobil. Setelah menghidupkan mobil dan mengemudikan keluar areal parkir, aku bertanya ke Rara "Mau kemana nih Ra ?" tanyaku. "Kemana aja deh Yan" jawab rara yang duduk disebelahku. "Kamu nginep dimana ?" tanyaku. "Belom punya tempat nginep" jawabnya singkat. "Loh, gimana sih. Dah malem banget loh Ra, aku anter cari hotel ya" tawarku. "Yan aku boleh nginep tempat kamu gak. Semalem aja, aku lagi butuh ditemenin nih" pintanya. "Kamu gak pa-pa nginep ditempat aku ? Rumah kontrakan aku kecil loh, berantakan lagi. Biasa, rumah bujangan" jawabku sambil tersenyum. "Aku dah tahu kamu emang berantakan dari dulu" jawabnya tersenyum kecil. Akhirnya dia tersenyum juga "Ya udah kita pulang aja ya, kayaknya kamu juga dah cape banget." ajakku. "Dari Jakarta kapan ?" tanyaku. "Tadi sore" jawab Rara. "Jadi dari jakarta kamu langsung ke xxx ?" tanyaku heran. Dia cuma tersenyum kecil. Dasar nakal ! "Sorry nih Ra, kamu lagi ada masalah ya ?" tanyaku. Dia terdiam sejenak, kemudian menjawab "Ya gitu deh." jawabnya. "Boleh aku tau gak masalahnya sampe kamu jadi kayak gini" tanyaku lagi. "Yan boleh gak nanya dulu gak ? Please..." pintanya. "Aku cuma butuh ditemenin sekarang, tapi janji aku ceritain, kamu kan orang yang jadi repot gara-gara masalahku ini" lanjut Rara. "OK deh, kalo kamu lagi gak pengen ngomongin, aku gak bakal nanya lagi" jawabku. Sesampainya dirumahku, ternyata Rara gak ada persiapan apa-apa untuk pergi ke bandung, dia cuma membawa tas kecil yang berisi dompet dan peralatan kosmetik. "Ra pake bajuku aja deh, baju kamu kan dah kotor dipake perjalanan" kataku sambil memberi Rara bajuku yang paling kecil dan celana pendek berkaret. "Ok deh" jawabnya menerima baju tersebut. Kemudian Rara masuk kekamar mandi membersihkan badan dan berganti pakaian. Sementara aku membersihkan kamarku untuk ditempati Rara dan aku menggelar kasur di ruang tamu untuk tempat aku tidur. Aku memang punya kasur cadangan untuk persiapan kalo ada keluarga ato teman yang mau manginap. "Ra kamu tidur di kamar aku aja ya, tuh aku dah siapin" kataku ke Rara. "Aduh sorry Rian, aku jadi ngerepotin banget" katanya. "Trus kamu dimana ?" tanya Rara. "Tuh di ruang tamu, aku punya kasur cadangan kok" jawabku. "Kamu dah makan malem ?" tanyaku. "Udah, pake beberapa gelas bir" jawabnya sambil ketawa. "Dasar kamu... Ya udah aku punya french fries sama nugget, mau aku gorengin gak ?" tawarku. "Bolehlah, dari pada gak ada apa-apa" jawabnya sambil tertawa kecil. Akhirnya aku memasakkan dia kentang goreng, nugget dan sosis, emang cuma ada itu di kulkasku. Aku juga membuatkan dia teh hangat. Setelah makan dan minum, terlihat Rara agak segaran dikit. "Ya udah Ra, kamu tidur aja sekarang, udah jam setengah 2 nih" kataku. "Lagian aku juga dah ngantuk banget" lanjutku. "OK deh" jawab Rara yang kemudian beranjak masuk ke kamar, sebelum masuk dia sempat ngelambain tangan ke aku sambil tersenyum. Dasar nih orang, ngerepotin tanpa perasaan Kemudian aku rebahan di kasur dan menyalakan televisi. Tv memang ada di ruang tamuku. Aku mengecilkan suaranya supaya tidak mengganggu Rara. Walaupun aku dah ngantuk, tapi susah sekali aku memejamkan mata. Sekitar 15 menit kemudian, Rara keluar dari kamar an menghampiri aku. "Ada apa Ra ? butuh sesuatu ?" tanyaku. Rara cuma diam tapi kemudian rebahan disampingku, bahkan dia menarik selimut yang aku pakai supaya dia kebagian. "Kan aku dah bilang yan, aku lagi butuh ditemenin. Aku boleh tiduran disini gak ? Aku masih pengen ngobrol-ngobrol dulu sama kamu" kata Rara. "Tapi Ra, kita kan beda" jawabku. "Beda gimana ?" tanya Rara yang sudah rebahan disebelahku. "Ya kamu kan cewek, aku cowok, trus kita dah sama-sama dewasa, apa kamu gak takut" tanyaku. "Hmmm.. masa sih kamu mo nyakitin aku ? Setau aku dari dulu kamu kan baik sama aku Yan." jawab Rara. Aku cuma menarik nafas, pikirku mungkin aku baik sama dia, tapi kan aku juga cowok biasa, mana ada cowok yang gak pusing ada cewek cantik tidur disebelahnya "Ya terserah kamu aja sih, walau menurutku agak aneh. Tapi berhubung kamu sedikit mabuk wajarlah" kataku. Rara cuma tersenyum kecil. "Ra, ngapain kamu ada di Bandung, trus dari sekian banyak orang di bandung kenapa sih kamu minta aku yang jemput ?" tanyaku. "Gak tau Yan. Dipikiranku cuma ada kamu yang bisa aku percaya dan aku repotin" jawabnya. Aku tersenyum kecil, sialan nih cewek, di baikin malah manfaatin. "Inget waktu kuliah dulu ga yan, kamu kan bantu aku terus" lanjut Rara. Aku terdiam mengingat masa lalu, memang sih Rara dulu gak semangat banget kuliahnya, kalo gak dibantu mungkin gak selesai. "Inget waktu skripsiku dulu gak ? Kan kamu banyak banget bantu aku" lanjut Rara. "Kayaknya aku gak bantuin deh, tapi ngebuatin" jawabku sambil tertawa. "Ye... tapi kan aku dah bayar pake makan-makan" jawab Rara sambil memukul lenganku. "Masa sih bayarnya cuma makan-makan" jawabku sambil terus tertawa. "Jadi dulu gak iklas nih" tanya Rara cemberut. "Ya iklas lah, namanya juga temen" jawabku. kami berdua tertawa. "Ra, seinget aku, kamu dulu cewek baik-baik banget deh. Walau kamu trendi abis, selalu gaya, tapi gak pernah aneh-aneh. Tapi coba liat sekarang, tiba-tiba dateng ke bandung, mabok, trus nginep di tempat cowok lagi" kataku. Rara cuma terdiam sambil memandangi cincin yang dipakai di jari manisnya. Kemudian dia melepas cincin itu dan meletakkannya di lantai. "Ini gara-gara tunangan gue yan" kata Rara lirih. "Jadi kamu dah tunangan ?" tanyaku. Rara cuma mengangguk kecil. "Dulu.." jawabnya singkat. "Kok dulu ?" tanyaku heran. "Sampe siang tadi sih yan. Hari ini kan libur, maksud aku sih mau istirahat aja dirumah. Tapi tiba-tiba tunanganku dateng sama seorang cewek. Dia mo mutusin tunangan kita. Dia mo nikah sama cewek itu minggu depan yan, cewek itu dah hamil" kata Rara sambil terisak. "Oh gitu" jawabku prihatin. "Masalahnya dia udah ngelamar aku yan, tanggal pernikahan juga udah ditentuin, persiapan juga udah dimulai" lanjut Rara dengan tangisnya yang menjadi. "Mau bilang apa coba aku sama keluargaku Yan, aku malu banget" lanjut Rara menangis. "Ya mo gimana lagi Ra, masalahnya emang berat banget" kataku kemudian memeluk dia. Lama sekali Rara menagis dipelukanku. Aku gak bisa banyak komentar, emang masalahnya pelik banget sih. Setelah tangis reda, pelukan kami lepaskan, aku dan rara rebahan saling bersisian kembali. "Mungkin emang dia bukan jodoh kamu Ra." kataku ke Rara. "Iy sih, tapi masa sih dia ninggalin aku gitu aja" jawab Rara. "Abis mo gimana lagi Ra ? Anak yang dalam kandungan cewek itu gimana ? Kan harus ada yang tanggung jawab" jawabku. "Kalo misalnya kamu maksain nikah sama dia, apa kamu mau seumur hidup tersiksa mengingat cowok yang kamu nikain ternyata gak bertanggung jawab sama darah dagingnya sendiri" "Iya juga sih. Kalo aku jadi cewek itu, aku pasti juga nuntut tanggung jawab" kata Rara. "Ya masih untung lah mantan tunangan kamu masih mau tanggung jawab" kataku. "Sebenernya dia dulu pernah minta ML sama aku, tapi aku tolak Yan. Mungkin kalo dulu aku kasih enggak jadi begini kejadiannya" kata Rara blak-blakkan. "Walaupun demikian Ra, menurut aku gak bisa jadi alasan terus dia selingkuh dan ngehamilin cewek laen" Kataku. "Dasar cowok, kenapa sih pikirannya seks melulu" kata Rara sedikit meninggi. "Emang tuh, makanya aku gak mau pacaran sama cowok" jawabku sambil tertawa. Rara ikutan tertawa. "Rian, kamu dah pernah ML gak ?" tanya Rara menyelidik. Aku cuma tersenyum kecil. "Kok gak jawab ? dah pernah ya ?" tanya Rara dengan sangat ingin tau. "Tuh kan diem aja, berarti dah pernah. Dasar cowok sama aja, pikirannya gak jauh-jauh dari selangkangan" kata Rara sambil memukuli dadaku. "Ya walaupun dah pernah tapi aku kan gak ngelingkuhin tunanganku dan ngehamilin cewek laen" jawabku menggoda Rara sambil tertawa. "Sama aja, dasar cowok. Brengsek semua" kata Rara sambil mengubah posisi yang awalnya menghadapku menjadi menghadap keatas. Aku masih tertawa. "Yan emang ML enak banget ya, kok banyak banget sih yang belom nikah tapi dah ML, sampe hamil lagi" tanya Rara. "Enggak Ra, ML sakit banget, makanya aku gak mau lagi" jawabku becanda. Rara mencubit pinggangku. "Ihh... ditanya serius malah becanda" kata Rara. "Abis kamu pake nanya sih. Ya pasti enak lah, kalo enggak kenapa semua orang pengen ML dan jadi ketagihan lagi" Kataku. "Mungkin kalo ML gak enak manusia udah punah kali. Gak ada yang mau punya anak kalo MLnya ga enak ato sakit" kataku bercanda. Rara cuma ketawa kecil. "Emang enaknya kayak gimana sih" tanya Rara. Aku terdiam sejenak. "Gimana ya Ra, aku susah untuk neranginnya, tapi emang ML kegiatan paling enak dari semua kegiatan. Entar kamu juga ngerti kok kalo udah ngalamin" jawabku. "Hmm... enaknya kayak coklat gak ?" tanya Rara semakin aneh "Gimana ya Ra, kalo kita makan coklat kan rasa enaknya konstan, sebanyak yang elo makan ya enaknya kayak gitu aja. Tapi kalo ML enaknya ada tahapannya. jadi enaknya berubah-ubah tergantung tahapnya, kayak ada sesuatu yang dituju, ya orgasme itu" jawabku. "Emang orgasme itu kayak apa sih ?" tanya Rara lagi. "Aku gak ngerti orgasme cewek ya, tapi kalo dicowok sih orgasme biasanya barengan sama keluarnya sperma. Dicewek kayaknya sih mirip, abis kalo cewek udah orgasme biasanya vaginanya banjir lendir" jawabku. "Gitu aja ?" tanya Rara. "Ya enggak lah" jawabku. "Kalo dah orgasme badan rasanya rileks banget, kaya diawang-awang gitu deh sangking enaknya". lanjutku. "Jadi mau.." kata rara dengan muka pengen. Aku mendorong jidat Rara sambil berkata "Udah tidur sana, pikiran kamu dah kacau tuh", walaupun sebenarnya aku juga jadi mau "Tapi bener Yan, aku jadi mau. Kamu mau gak ?" tanya Rara. Aku cuma diam. "Kenapa Yan, aku kurang cantik ya ? ato aku kurang seksi sampe kamu gak mau ?" tanya Rara. "Bukan begitu Ra. Kamu tuh lagi mabok, belom sadar bener. Pikiran kamu jadi kacau. Mendingan kita tidur aja deh, dari pada ngelakuin sesuatu yang mungkin nanti kita seselin besok pagi." kataku. Rara mengangguk kecil. "Ya udah, kita tidur. Tapi sebelum tidur aku boleh peluk kamu gak ? Sekali aja.." tanya Rara. Aku memandangi Rara kemudian memeluknya. Rara melingkarkan tangannya dileherku sedang aku memeluk pinggang langsing Rara. Paha Rara menjepit pahaku diselangkangannya. "Ma kasih ya Yan, kamu selalu bantu aku kalo aku ada masalah" kata Rara. "Iya, iya, sekarang kamu tidur istirahat, biar pikiran kamu tenang besok" kataku sambil mengelus-elus rambutnya. Kemudian aku mengecup kening Rara. Pelukan Rara makin erat, aku melanjutkan mengelus-elus rambutnya, kadang aku mengelus punggungnya. "Yan cium lagi dong" kata Rara. Aku mengecup keningnya lagi. "Bukan disitu" kata Rara lagi. "Disini ?" kataku sambil menunjuk pipinya, kemudian aku mengecup pipi yang merona merah itu. "Bukan disitu" kata Rara lagi sambil menutup mata dan memajukan bibirnya. Wah si Rara bener-bener menguji imanku. Sebenarnya aku dah nafsu banget dari tadi, tapi dalam hatiku aku gak mau manfaatin cewek yang lagi gak 100% sadar. Aku kecup bibirnya. Tapi setelah kukecup Rara masih menutup mata dan menyorongkan bibirnya ke aku. Aku kecup sekali lagi, kali ini agak lama. Rara bereaksi dengan ikut menghisap bibirku. Aku lepas ciumanku, kemudian aku memandang Rara yang sedang melihatku dengan penuh harap. Well... wtf lah, aku gak peduli lagi, akhirnya aku cium Rara dengan buas. Aku mencium Rara dengan menghisap bibir bawahnya, Rara membalasnya dengan menghisap bibir bawahku. Kadang-kadang aku masukkan lidahku ke mulutnya. Awalnya Rara gak bereaksi, tapi lama-lama saat lidahku masuk dia menghisap kencang, kadang-kadang Rara gantian memasukkan lidahnya kemulutku. Selama ciuman, aku mengelus rambut Rara, kemudian elusanku turun ke punggungnya, turun lagi ke pinggangnya. Kemudian aku memberanikan diri untuk meremas pantatnya. Rara melenguh kecil "Uhh...." sambil menekan selangkangannya kearah selangkanganku. Setelah beberapa kali mengelus bagian belakang sampai meremas pantatnya, aku meremas dadanya. Hmmm... payudara Rara mantap sekali. Besar sekali dibandingkan dengan tubuhnya. "Hmm... Hgmmm.. Hgmmm" lenguh rara karena payudaranya diremas-remas olehku, dengan tidak melepaskan ciumannya. Birahi memuncak saat meremas-remas sepasang daging kenyal Rara. Kemudian aku mengelus punggung rara kembali. Kali ini aku masukkan tanganku kedalam kausnya dan mengelus punggungnya langsung dikulit. Shit, ternyata Rara tidak pakai bra, pantas saja tadi waktu payudaranya aku remas dari luar terasa kenya sekali. Saat aku mengelus-elus punggungnya, aku elus juga bagian samping tubuhnya sehingga panggkal payudara ikut terelus. Sepertinya Rara sangat menikmati elusanku, kemudian dia memagang tanganku dan mengarahkan tanganku agar meremas-remas payudaranya. Gila, asik banget payudaranya. Payudaranya mancung kedepan dengan pentil yang besar ! Aku sangat menikmati meremas-remas payudara Rara, terkadang aku memainkan pentilnya. Sepertinya Rara juga sangat menikmatinya, tubuhnya bergetar sambil mengeluarkan lenguhan-lenguhan kecil "Uggrhh....ugrh...." Pahaku yang dijepit diantara selangkangan sengaja aku gesek-gesekkan ke memeknya supaya Rara makin terangsang. Rara meresponnya dengan ikut menekan-nekan memeknya lebih kuat ke pahaku. Kalau aku berhenti menggesekkan pahaku, maka Rara menggerak-gerakkan sendiri pinggulnya. Tangan kananku kembali meremas pantat Rara. Kali ini aku masukkan tanganku ke celananya. Berhubung dia pakai celana berkaret, aku dengan mudah memasukkan tanganku. Ternyata Rara juga tidak memakai celana dalam. Aku dengan mudah meremas pantat bulat itu. Setiap aku meremas pantatnya, Rara makin menekan memeknya ke pahaku. Aku mencoba untuk memegang memeknya dari belakang. Saat tersentuk, tubuh Rara seperti tersetrum, sambil melenguh "Uhh....". Hmmm... ternyata Rara benar-benar terangsang, memeknya sudah sangat basah. Sekarang aku memegang memeknya dari depan. Dan mulai mengelus-elus bibir luar memek Rara yang sudah banjir itu. Rara melepaskan ciumanku. Sekarang setiap aku menggosok bibir luar vaginanya, rara memekik kencang "Ohgh....Ohgh.... Ohgh.....". "Enak yan, enak banget. Kamu ngapain aku, kok enak banget sih" kata rara sambil merem melek. Dengan jari tengahku aku mencari klentitnya, kemudian aku usap perlahan. "Akhhh..." teriak Rara saat klentitnya aku usap. Kemudian Rara menahan tanganku, sepertinya dia tidak kuat kalau klentitnya diusap terus. Akhirnya aku telentangkan Rara. Kemudian aku membuka kaos yang dikenakan Rara sehingga Rara 1/2 bugil sekarang. Aku buka paha Rara lebar-lebar dan aku tempatkan tubuhku diantara selangkangannya. Sasaranku berikutnya adalah payudaranya. Sekarang aku menjilati pentil payudara kanannya. Tubuh Rara begerak-gerak keenakan, sepertinya dia suka sekali aku menjilati dan menghisap-hisap pentilnya. Kadang Rara menyatukan kedua payudaranya agar lebih maju. Aku berhenti sebentar, memandangi Rara. Sebenarnya aku ingin sekali membuka celana Rara dan menusuk-nusuk memeknya dengan penisku. Tapi aku sedikit ragu. "Yan, setubuhin aku dong, aku dah gak tahan nih" kata Rara sambil memandangku penuh harap. Perkataan Rara seperti menghapus keraguanku entah kemana. Aku menari celana Rara dengan mudah, apalagi Rara membantu dengan mengangkat pantatnya. Kemudian aku berdiri, membuka kaos dan celanaku, shinga sekarang aku dan Rara sama-sama bugil. Sesaat aku memandang tubuh Rara. Badannya yang langsing tinggi dibalut dengan kulit putih mulus, ditambah payudara besar didadanya. Kakinya yang panjang dan jenjang memiliki betis seperti bulis padi. Aku ternganga sesaat apalagi saat melihat vaginanya yang diliputi bulu hitam titis diantara pahanya yang sudah terbuka lebar. "Kok cuma diliatin ?" tanya rara. Aku terseyum kemudian menempatkan tubuhku diantara selangkangannya. AKu cium Rara sekali lagi, dia membalasnya dengan cukup buas, kemudian ciumanku turun ke payudara besarnya. Aku cuma mau memastikan Rara cukup terangsang sebelum aku menembus memek perawannya. Sat mencium penisku menggesek-gesek memeknya walaupun belum masuk. Aku posisikan tubuhku dan menuntun penisku ke memeknya. "Ra, pertamanya sakit, tapi entar enak kok" kataku. "Iya yan gue juga sering denger". jawab Rara. Aku mulai mendorong penisku kedalam memek Rara. Rara hanya memandangku sambil menggigit bibirnya. Saat penisku sudah masuk 1/2 Rar memekik "AKhh...sakit yan" . Aku berhentikan sebentar penisku. Setelah selang beberapa saat aku goyang sedikit penisku kemudian aku dorong lagi sampai full. "Aduh yan sakit banget" kata Rara memelas. "Tenang Ra, paling sakitnya sebentar, nanti juga enak" kataku menenangkan. "Enggak Yan, sakit banget, bisa elo cabut dulu gak" pinta Rara sambil menahan sakit. Aku juga gak tega melihatnya akhirnya aku cabut penisku. Saat dicabut penisku diselimuti darah perawan Rara. Dari vaginanya juga aku melihat darah mengalir. Hmmm... memang lebih banyak daripada darah perawan yang pernah aku liat. "Yan kok berdarah sih ?" tanya Rara panik. "Itu namanya darah perawan sayang. Selaput dara kamu dah pecah" jawabku. "Aku mo kekamar mandi dulu yan, mo bersihin dulu" kata Rara. Aku mengantarkan Rara kekamar mandi dan menungguinya dari luar, untuk memastikan Rara gak apa-apa. Setelah Rara keluar dari kamar mandi, vaginanya sudah bersih. Tapi nafsuku sudah turun, sepertinya nafsu Rara juga sudah turun. Akhirnya kami hanya rebahan saling berdampingan, masih bugil. "Yan kok sakit banget ya" tanya Rara. "Iya lah Ra, itu kan pertama kalinya kamu, memek kamu masih sempit ditambah ada selaput dara" jawabku. "Masih mau lanjut gak Ra ?" tanyaku pada Rara. "Mau yan, tapi pelan-pelan ya" jawab rara. Akhirnya Aku tempatkan tubuhku diatas tubuhnya lagi. Aku mulai menciumi tubuh rara. Dari bibirnya, pipi, leher dan payudaranya. Aku seperti gak puas-puas menciumi dan menjilati tubuh mulus yang masih sekel itu. Kadang tanganku mengelus memeknya. Aku memang tidak berencana mencium vaginanya, takutnya dia shock dan merasa jijik, bisa batal orgasme malam ini Setelah Rara sudah cukup terangsang, aku arahkan penisku ke vaginanya. Kali ini Rara tidak terlihat tegang seperti waktu yang pertama. Aku dorong penisku masuk. "Heghh..heghmm..." lenguh Rara saat penisku masuk. Kali ini vaginanya tidak terlalu sulit dipenestrasi, mungkin karena tidak tegang sehingga cairan vaginanya cukup. Aku dorong penisku sampai mentok. Aku melihat ada sediki darah mengalir dari vaginanya, mungkin sisa selaput daranya masih ada yang belum pecah. Aku goyang perlahan penisku, tubuh Rara terguncang sedikit, rara masih menggigit bibirnya. Goyanganku aku percepat sedikit, nikmat sekali memek Rara. Sangking sempitnya serasa penisku terhisap kuat oleh vaginanya. Aku percepat goyanganku, sekarang Rara mulai melenguh, "Akh...Akh...Akhhh..." seirama dengan keluar masuknya penisku di vaginanya. "Lagi yan..Lagi yan..Lagi" desahnya sambil memegangi pantatku seakan ingin menekannya terus. "Gila Ra, memek kamu enak banget, sempit banget". kataku. "Penis kamu juga keras banget yan, enak..." jawab Rara disela-sela lenguhannya. Aku memang tidak berniat untuk memakai gaya lain. Untuk pertama kalinya Rara cukup pakai gaya konvensional, laki-laki diatas. Dengan demikian aku bisa ngontrol tusukan penisku kedalam memeknya. Aku tusuk perlahan memek Rara, kadang aku percepat. Kadang aku berhenti sesaat kemudian aku tusuk dengan keras. Kadang aku tusuk kearah samping. Tiba-tiba tubuh Rara sedikit menegang, sepertinya dia ingin orgasme. Aku percepat goyanganku, soalnya aku mau orgasme sama-sama. Kalo sama yang perawan kadang gak mau terus kalo dia udah orgasme, cepek katanya. "Ahhh...Akhh....Aghkhh.." pekikan Rara makin keras seiring dengan makin cepatnya tusukan penisku. "Lagi sayang...lagi...lagi.." pekik Rara. Akupun merasa aku sedikit lagi akan orgasme. Tiba-tiba tubuh rara menegang dan terguncang hebat sambil berteriak "AKHHHH...." rara mendekapku erat dan melingkarkan kakinya di tubuhku, Aku pun sudah tidak kuat lagi, tapi aku gak bisa melepaskan tubuhku dari Rara. Akhirnya aku nekat, aku tekan penisku dalam-dalam dan aku tembakkan spermaku ke rahim Rara 5 atau 6 kali. Aku puas sekali menggagahi Rara komplit, dari merawanin sampai orgasme didalam memeknya. Setelah beberapa lama akhirnya penisku mengecil dan rara melepaskan dekapannya. "Gila enak banget, pantes banyak yang ketagihan" Kata rara setelah rebahan disebelahku. Akhirnya Rara pulang kejakarta hari minggu sore. Aku dan Rara beberapa kali mengulangi persetubuhan kami disela-sela aku dan Rara jalan-jalan di Bandung,

Thursday, September 3, 2015

Adik Sepupuku



Gua tertarik untuk ceritain pengalaman gua ini,
setelah ngebaca punya
temen-temen yang udah ngirim duluan.
Soalnya pengalaman ini yang tau ya
cuman gua ama yang bersangkutan (adik sepupu gua).
Dan pengen share ama
netter-netter yang interest dan bakal ngebaca.
Soal entar pada percaya
ato enggak ya terserah aja, mana bisa tau kalo gua boong ato enggak, ya
kan?
Singkat cerita, gua udah 2 taun nggak ketemu ama adek sepupu gua yang
satu ini, sebut aja namanya Nita, umurnya 19, lulus SMA tapi nggak
kuliah, tinggi kira- kira 168 cm beratnya nggak tau tapi yang pasti
proporsional, rambutnya hitam panjang agak bergelombang, kulit putih
mulus, Chinese Menado soalnya, ukuran bra 34C (gua tau deskripsi ini
penting, kalo nggak susah ngebayanginnya, hehe). O iya, ukuran bra ini
gua taunya belakangan lho, dulu- dulu ya nggak tau.
Gua terakhir ketemu dia summer 96 waktu gua pulang dari Vancouver buat
liburan. Sekarang gua udah kerja kira-kira 4 bulan di satu perusahaan
swasta. Dari sejak gua SMA, Nita ini adek sepupu yang paling deket ama
gua, apa aja pasti diceritain ke gua termasuk pengalaman-pengalaman dia
ama co-conya.Memang si Nita ini anaknya agak-agak nakal dan berani, jadi
nggak heran kalo perawannya ilang waktu masih umur 15. Dan sekarang aja
daripada kuliah dia lebih milih jadi model freelance (sempet masuk
semifinalis di satu majalah ce), tapi belon prof masih amatir lah. Sejak
gua balik dari Vancouver Nita sering jalan-jalan ama gua entah nemenin
gua lunch ato nonton, kalo yang nggak kenal gua pasti nyangkain kita ini
pacaran. Diem-diem gua sih sering juga tergoda ama penampilan fisik Nita
yang sekarang makin bohai aja, dan dia udah punya co sih, seorang
pengusaha muda (bakal nikah ama ce lain). Inilah yang jadi masalah buat
Nita, sering dia stress mikirin co nya yang udah dijodohin ama ce lain
dan ngadu ke gua. Satu malem dia nelfon ke rumah gua and ngajak gua ke
tempat kos dia, katanya lagi kesepian soalnya co nya lagi ada kerjaan di
luar kota. Gua sih sebagai kakak kasian juga, and kebetulan lagi nggak
ada kerjaan jadi ya gua iyain, rencananya sih mau gua ajak ke cafe
ngobrol-ngobrol.
Sampe di tempat kos Nita ternyata dia males keluar, terus ya udah gua
ngobrol-ngobrol aja di kamarnya. Lagi ngobrol-ngobrol eh tau-tau dia
keluarin seperangkat alat yang biasa dipake buat mengkonsumsi salah satu
jenis drugs yang populer di kalangan anak muda (nggak usah gua sebutin
deh apa namanya, yang pasti makenya agak repot dan nariknya bisa PP kalo
nafasnya panjang). Gua sih emang bukan pemake tapi juga nggak asing ama
barang-barang gituan, jadi waktu diajak make bareng ama Nita ya ok-ok
aja. Cukup banyak kita berdua make barang itu sambil becanda- becanda.
Sambil ketawa-ketawa and ngobrol-ngobrol tiba-tiba si Nita ngelepas
T-shirtnya dengan alasan kegerahan, gua sih agak kaget tapi pura-pura
tenang, tapi terus terang dalam keadaan under influence kaya gitu gairah
kelaki-lakian gua jadi bangkit dengan luar biasa, ngomong pun jadi
enteng. Baru sekali itu gua ngeliat betapa bagusnya buah dada Nita,
nggak terlalu gede tapi keliatan kenceng dan menantang untuk diremas.
Sekali-kali tanpa disadari dia kalo gua merhatiin, Nita melakukan
gerakan-gerakan seperti menekan teteknya itu, mungkin dia bener- bener
enjoy.
Akhirnya dia sadar kalo dari tadi gua ngeliatin dia, dan tampaknya
pandangan mata co kalo lagi nafsu itu nggak bisa ngeboongin. Nita
tersenyum sambil mendekatkan badannya dan peluk gua. Gua pun peluk dia
juga, hmm kerasa kenyal banget tetek dia, and putingnya yang ternyata
udah keras itu kerasa di dada gua. Saat itu juga kontol gua langsung
ereksi abis. Nita mendekatkan wajahnya ke gua dan lidahnya dimainin di
bibir gua yang masih terkatup karena kaget dan seneng yang belon ilang.
Gua pun berinisiatif ngebalas permainan lidah dia dengan lidah gua, kita
pun saling mengulum dengan penuh nafsu.
Nita berbisik," Kak...Nita udah nggak tahan dari kemaren...puasin Nita ya
Kak.."
Gua pun mengangguk dengan antusiasnya. Abis mendesah di kuping gua tadi
Nita melanjutkan permainan lidahnya di mulut gua, sementara tangan gua
pun mulai ngelepasin tali BH. Dia...sadar kalo BHnya sedang gua copot,
Nita dengan tanpa berhenti nge-kiss gua ngelepasin celana pendeknya.
Damn!! dalam hati gua kagum juga ama adek gua yang satu ini, jam
terbangnya pasti udah tinggi. Gua ngelepasin mulut gua dari mulut Nita
buat ngeliat dengan jelas teteknya yang dari tadi gesek-gesek dada gua.
Bener-bener indah! gua remas sejadi- jadinya sambil gua mainin ujung
lidah gua di putingnya.
Nita mendesah, " Aduhhh kak...sshhhh..aduhhh h..". Cuman itu yang keluar
dari mulutnya.
Sementara itu gua terusin permainan lidah gua ke arah perutnya yang rata
itu, gua berhenti di bagian pusar dan konsentrasi di bagian itu sambil
ngeremes bokongnya yang padat, kedua tangan gua selipin ke bokongnya dan
pelan-pelan gua lucutin celana dalemnya ke bawah. Detik berikutnya
tampaklah sebuah pemandangan yang luar biasa indahnya. Nita ternyata
tipe ce yang suka ngebiarin jembutnya tumbuh dengan lebat tanpa
tersentuh alat cukur..... Gua elus-elus paha dalemnya dan naik sampe ke
pinggir sisi kiri kanan bibir luar vaginanya. Gua elus-elus vaginanya
dengan dua jari bergerak dari arah bawah ke atas. Sementara itu Nita
meremas-remas sendiri teteknya sambil merem, keliatan banget kalo dia
sangat menikmati permainan ini.
Pelan gua sibak bibir vaginanya dengan jempol dan telunjuk ke arah atas
sampe kelentitnya nongol keluar, terus gua jilatin deh kelentit Nita
pelan-pelan dengan jilatan-jilatan pendek dan terputus sambil tangan gua
yang satunya mainin puting susunya.
Nita makin mendesah, "Iya kak...shhhhh...disit u kak...enak kak..shhhh."
Tampak keningnya berkerut tanda kenikmatan yang dia alami makin naik ke
level yang lebih tinggi. Gua nerusin permainan lidah gua dengan
jilatan-jilatan panjang dari lubang anusnya sampai ke kelentitnya.
Terasa di ujung idung gua yang sekali-kali nyentuh, vagina Nita mulai
basah, bahkan sebagian cairan vaginanya mengalir sampai ke lubang
anusnya. Sesekali pinggulnya bergetar dibarengi erangan Nita yang makin
keras. Gua pun segera memutar badan gua ke posisi "69". Walaupun celana
panjang gua belon lepas, gua yakin pasti Nita dengan cekatan melepasnya
dan bener!! Terampil sekali dia ngebuka celana gua dan celana dalem gua
sekaligus dengan satu gerakan dan langsung masukin kontol gua yang udah
tegang dari tadi ke mulutnya yang hangat itu, shit!! kalo gua nggak
bisa kontrol dikit aja...pasti deh gua bakal keluar dalam satu menit,
kuat banget isepan si Nita dan gerakan ujung lidahnya begitu lincah di
bagian bawah palkon gua, kebayang deh geli-geli enaknya.... tapi gua
segera fokus ke jilatan-jilatan gua di vagina Nita yang makin basah aja
apalagi waktu gua masukin dua jari ke lubang vaginanya, saat udah masuk
semua, gua sedikit bengkokin jari gua ke arah atas supaya bisa kena
"G-Spot" dia dengan tekanan yang cukup.
Bener!!!...Nita sedikit menjerit dan pantatnya nyentak ke atas sampe
jari-jari gua yang tadinya di dalem kelepas dan bagian jembutnya
menghantam muka gua. Gua segera kembali masukin dua jari gua dan
melakukan gerakan yang sama.... tapi kali ini gua juga mainin lidah gua
di kelentit Nita yang tampak semakin menonjol hingga gampang dirasakan
untuk diisep, gua isep pelan sambil mainin lidah gua. Nita makin kenceng
and hot aja ngisep- isep kontol gua...duhh Nita... Nita....
Tiba-tiba dia ngelepas isepannya dan mendesah dengan suara yang
tertahan, " Kak.....Nita udah nggak nahaannn....masukin
kak...shhhhhhh.....s ekarang kak!!...shhhhhh.&quo t;
Tanpa perlu mendengar " perintah" tersebut untuk kedua kalinya gua dengan
secepat kilat memutar badan gua, gua tekuk kaki Nita ke atas dan tanpa
ampun gua tusukin kontol gua ke lobang vagina Nita yang udah banjir
itu.....
Nita teriak, " ADUHH KAKK....!!!! Ahhhhhh..." sambil menarik kepalanya ke
belakang dan menggigit bibirnya.
Gua masuk keluarin kontol gua dengan gerakan pelan tapi panjang-panjang,
uhhh enak bener meki Nita ini, basahnya itu bener-benar kerasa hangat di
dalem. Makin lama gua makin cepet gocek kontol gua karena gua sendiri
udah nggak nahan tarik keluar masuk pelan-pelan kaya gitu. Nita
mengerang sejadinya, gerakan pinggulnya mengikuti irama kocokan gua,
sesekali tangan gua mainin kelentitnya, gua usap-usap dengen gerakan
yang sama cepetnya dengan kocokan kontol gua. Pada tahap ini erangan
Nita udah nggak terdengar tapi mulutnya kebuka segede tuh mulut bisa
ngebuka sambil merem kenceng-kenceng, gua bener-bener nggak tahan liat
ekspresi muka adek gua yang imut ini, gua pelanin kocokan gua dan
rebahin badan gua ke depan buat ngelumat bibir dia yang kebuka itu....
Begitu Nita kerasa bibirnya kesentuh lidah gua langsung dilumat abis
bibir gua dan diisep- isepnya lidah gua sampe sedikit kerasa sakit...
Nafasnya bener-bener kaya kuda....gua sendiri juga....dan gua tau nggak
bakal bisa nahan sampe paling lama 2 menit lagi.
Nita mengerang di mulut gua dan detik berikutnya ngelepas ciumannya
sambil menjerit, " HAADUUHHHHHH......... ADUUUUHHH KAAAK!!..."
Rupanya Mita telah mencapai klimaks, kerasa banget cairan vaginanya
menyemprot dengan lembut di kontol gua beberapa kali dibarengin dengan
kontraksi vaginanya, nggak sampe dua puluh detik setelah itu gua pun
ngerasa bakal keluar...... Segera gua cabut kontol gua yang basah kuyup
dengan cairan vagina Nita itu keluar, gua arahin kontol gua ke lantai,
nggak tega gua nyemprotin sperma gua ke badan adek gua tersayang
itu..... Ada mungkin 5 kali lebih gua nyemprotin air mani gua ke lantai,
nggak selalu gua klimaks seperti itu....dari 5 kali making love mungkin
sekali yang kaya gitu. Gua segera ngebersihin kontol gua dan juga
tentunya tumpahan mani gua yang di lantai itu. Gua liat Nita udah
tergeletak lemas dengan mata terpejam....rupanya klimaksnya begitu kuat
sampe dia tertidur. Gua bersihin vaginanya pake tissue pelan-pelan dan
melap keringetnya pake anduk.Gua segera pake baju karena gua juga
ngerasa capek banget dan nggak mungkin gua tidur di situ. Setelah gua
mengenakan pakaian, gua tengok lagi adek gua tersayang itu dan gua kecup
keningnya dengan penuh kasih sayang... Perasaan gua waktu ngecup
keningnya berbeda dengan kalo gua setelah making love dengan ce-ce lain.Perasaan sayang gua tetep sebagai sayang seorang kakak ke adek, nggak
ada perasaan ingin memiliki sebagai pacar (jangan sampe deh). Gua belai
kening dan pipinya.... Sekali lagi gua kecup pipinya dan gua tarik
selimut buat nutupin tubuhnya yang polos tanpa selembar benangpun itu.
Dalam perjalanan dari kamar Nita ke tempat parkiran mobil gua ngelewatin
beberapa orang yang mungkin aja temen si Nita, mereka ngeliatin gua
dengan tatapan penuh curiga... Mungkin aja mereka denger-denger
dikit...ah gua cuek aja, kagak ada yang tau kalo gua kakaknya ini..pikir
gua. Dalam perjalanan pulang gua segera ngebayangin ce gua, berusaha
ngerasain kalo gua abis making love ama dia, bukan adek gua... Ternyata
bisa walau agak sulit karena ce gua nun jauh di negeri seberang....oh
iya...udah ex tuh... Tapi sempet juga gua berpikiran nakal untuk
ngelakuin itu lagi ama Nita..(dasar co ya).. Tapi hmmm dia kan adek
gua..... Apakah terulang lagi??? Tunggu gua ceritain pengalaman gua
selanjutnya....
Nb: kalo niatnya cuman ngeledekin ato caci maki gua mending batalin aja
deh, kagak bakalan gua tanggepin. Kalo yang pengen sekedar kenalan aja,
gua tunggu..ok :)

Anakku Pelampiasan Nafsuku



Bukan salahku kalau aku masih menggebu-gebu dalam berhubungan seks.
Sayangnya suamiku sudah uzur.
kami beda umur hampir 15 tahun.
sehingga dia tidak lagi dapat memberi kepuasan kepadaku. Dan bukan salahku pula kemudian aku mencari pelampiasan pada pria-pria muda di luar, untuk memenuhi hasrat seks-ku yang kian menggebu di usia kepala 3 ini.

Namun sepandai-pandainya aku berselingkuh akhirnya ketahuan juga. Suamiku marah bukan kepalang memergoki aku berpelukan dengan seorang pria muda sambil telanjang bulat di sebuah motel.
Dan ultimatum pun keluar dari suamiku. Aku dilarang olehnya beraktivitas di luar rumah tanpa pengawalan. Entah itu dengan suamiku ataupun kedua anakku. Tak sedikitpun aku lepas dari pengawasan mereka bertiga. Secara bergantian ketiganya mengawasiku. Tommy anak sulungku yang baru masuk kuliah dapat giliran mengawasi di pagi hari karena dia masuk siang. Siangnya giliran Bagus yang duduk di kelas dua SMA, untuk mengawasiku. Dan malamnya suamiku kena giliran. Tentu saja aktivitas seks-ku pun terganggu total. Hasratku sering tak terlampiaskan, akibatnya aku sering uring-uringan. Memang sih aku bisa masturbasi, tapi kurang nikmat. Dua minggu berlalu aku masih bisa menahan diri.

Sebulan berlalu aku sudah stres berat. Bahkan frekuensi masturbasiku terus bertambah, sampai pernah sehari 10 kali kulakukan. Tapi tetap saja tak pernah mencapai kepuasan yang total. Aku masih butuh kemaluan laki-laki! Seperti pada pagi hari Senin, saat bangun pagi jam 8 rumah sudah sepi. Suamiku dan Bagus sudah pergi, dan tinggal Tommy yang ada di bawah. Aku masih belum bangkit dari tempat tidurku, masih malas-malasan untuk bangun. Tiba-tiba aku tersentak karena merasa darahku mengalir dengan cepat. Ini memang kebiasaanku saat bangun pagi, nafsu seks-ku muncul. Sebisanya kutahan-tahan, tapi selangkanganku sudah basah kuyup. Aku pun segera melorotkan CD-ku dan langsung menyusupkan dua jari tangan kananku ke lubang kemaluanku. Aku mendesis pelan saat kedua jari itu masuk, terus kukeluar-masukkan dengan pelan tapi pasti. Aku masih asyik bermasturbasi, tanpa menyadari ada sesosok tubuh yang sedang memperhatikan kelakuanku dari pintu kamar yang terbuka lebar. Dan saat mukaku menghadap ke pintu aku terkejut melihat Tommy, anak sulungku, sedang memperhatikanku bermasturbasi.

Tapi anehnya aku tidak kelihatan marah sama sekali, tangan kanan masih terus memainkan kemaluanku, dan aku malah mendesah keras sambil mengeluarkan lidahku. Dan Tommy tampak tenang-tenang saja melihat kelakuanku. Aku jadi salah tingkah, tapi merasakan liang vagina yang makin basah saja, aku turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah Tommy. Anak sulungku itu masih tenang-tenang saja, padahal saat turun dari tempat tidur aku sudah melepas pakaian dan kini telanjang bulat. Aku yang sudah terbuai oleh nafsu seks tak mempedulikan statusku lagi sebagai mamanya.

Saat kami berhadapan tangan kanan langsung meraba selangkangan anak sulungku itu.
�Bercintalah dengan Mama, Tommy!?pintaku sambil mengelus-elus selangkangan Tommy yang sudah tegang.
Tommy tersenyum, �Mama tahu, sejak Tommy berumur 17 Tommy sudah sering membayangkan bagaimana nikmatnya kalo Tommy bercinta dengan Mama..?
Aku terperangah mendengar omongannya.
�Dan sering kalo Mama tidur, Tommy telanjangin bagian bawah Mama serta menjilatin kemaluan Mama.?
Aku tak percaya mendengar perkataan anak sulungku ini.
�Dan kini dengan senang hati Tommy akan entot Mama sampai Mama puas!?

Tommy langsung memegang daguku dan mencium bibirku dan melumatnya dengan penuh nafsu. Lidahnya menyelusuri rongga mulutku dengan ganas. Sementara kedua tangannya bergerilya ke mana-mana, tangan kiri meremas-remas payudaraku dengan lembut sementara tangan kanannya mengelus permukaan kemaluanku. Aku langsung pasrah diperlakukan anakku sedemikian rupa, hanya sanggup mendesah dan menjerit kecil. Puas berciuman, Tommy melanjutkan sasarannya ke kedua payudaraku. Kedua puting susuku yang waktu kecil pernah Tommy hisap, kembali dihisap anak sulungku itu dengan lembut. Kedua permukaan payudaraku dijilati sampai mengkilat, dan aku sedikit menjerit kecil saat putingku digigitnya pelan namun mesra. Aduh, tak henti-hentinya aku mendesah akibat perlakuan Tommy. Ciuman Tommy berlanjut ke perut, dan anakku itu pun berjongkok sementara aku tetap berdiri. Aku tahu apa yang akan Tommy lakukan dan ini adalah bagian di mana aku sering orgasme. Yah, aku paling tak tahan kalau kemaluanku di oral seks.

Tommy tersenyum sebentar ke arahku, sebelum mulutnya mencium permukaan lubang tempat di mana dia dulu pernah keluar. Lidahnya pun menari-nari di liang vagina mamanya, membuatku melonjak bagai tersetrum. Kedua tanganku terus memegangi kepalanya yang tenggelam di selangkanganku, saat lidahnya menjilati klitorisku dengan lembut. Dan benar saja, tak lama kemudian tubuhku mengejang dengan hebatnya dan desahanku semakin keras terdengar. Tommy tak peduli, anak sulungku itu terus menjilati kemaluanku yang memuncratkan cairan-cairan kental saat aku berorgasme tadi. Aku yang kelelahan langsung menuju tempat tidur dan tidur telentang. Tommy tersenyum lagi. Anakku itu kini melucuti pakaiannya sendiri dan siap untuk menyetubuhi mamanya dengan penisnya yang telah tegang. Tommy bersiap memasukkan penisnya ke lubang vaginaku, dan aku menahannya, �Tunggu sayang, biar Mama kulum burungmu itu sebentar.?Tommy menurut, di sodorkannya penis yang besar dan keras itu ke arah mulutku yang langsung mengulumnya dengan penuh semangat. Penis anakku itu kini kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku sementara anakku membelai rambutku dengan rasa sayang. Batangnya yang keras kujilati hingga mengkilap.

�Sekarang kau boleh entot kemaluan Mama, Tom..?kataku setelah puas mengulum penisnya. Anakku itu mengangguk. Penisnya segera dibimbing anakku menuju lubang kemaluan tempat Tommy lahir. Vaginaku yang basah kuyup memudahkan penis Tommy untuk masuk ke dalam dengan mulus. �Ahh.. Tomm!?aku mendesah saat penis Tommy amblas dalam kemaluanku. Tommy lalu langsung menggenjot tubuhnya dengan cepat, lalu berubah lambat tapi pasti. Diperlakukan begitu kepalaku berputar-putar saking nikmatnya. Apalagi Tommy seringkali membiarkan kepala penisnya menggesek-gesek permukaan kemaluanku sehingga aku kegelian. Berbagai macam posisi diperagakan oleh Tommy, mulai dari gaya anjing sampai tradisional membuatku orgasme berkali-kali. Tapi anak sulungku itu belum juga ejakulasi membuatku penasaran dan bangga. Ini baru anak yang perkasa.

Dan baru saat aku berada di atas tubuhnya, Tommy mulai kewalahan. Goyangan pinggulku langsung memacunya untuk mencapai puncak kenikmatan. Dan saat Tommy memeluk dengan erat, saat itu pula air mani anak sulungku itu membasahi kemaluanku dengan derasnya, membuatku kembali orgasme untuk yang kesekian kalinya. Selangkanganku kini sudah banjir tidak karuan bercampur aduk antara mani Tommy dengan cairanku sendiri. Tommy masih memelukku dan mencium bibirku dengan lembut. Dan kami terus bermain cinta sampai siang dan baru berhenti saat Bagus pulang dari sekolah. Sejak saat itu aku tak lagi stress karena sudah mendapat pelampiasan dari anakku. Setiap saat aku selalu dapat memuaskan nafsuku yang begitu besar. Dan tidak seorang pun mengetahui kecuali kami berdua.

Kakak Ipar Gue



Ketika itu gue masih kelas 2 smp.
Gue lagi di suruh nyokap buat nganterin makanan ke rumah abang tiri gue.
Umur abang tiri gue beda jauh ama gue.
Umurnya waktu itu 35 taon. Bininya umurnya sekitar 30anlah. Waktu itu rumah abang gue lagi sepi. Keponakan gue lagi pada sekolah siang. Abang gue lagi kerja. Tinggal ipar tiri gue aja lagi di rumah.

Pas udah nyampe dan udeh ngasih anteran gue mao pulang tapi ipar gue nyuruh gue buat ngambil cetakan foto yang katanya buat dititipin ke nyokap. Gue terus pergi ke lemari kamar die. Di dalem lemarinya banyak barang yah udah gue cari-cari dulu. Di tengah tumpukan itu ternyata ada stensilan. Terus terang aja gue baru kali itu liat kaya gituan. Gue terpana dong. Eh lagi asik-asiknya ngeliat tiba-tiba ipar gue ada di belakang gue. Dia senyum-senyum sambil nanya �Nyarinya kok lama??

Reaksi gue langsung malu ama gelagapan. Terus dia bilang wajar kok atas tingkah gue yang �salting? Dia bilang dia punya yang laen yang lebih bagus. Trus dia nyalakan video player dan alamak hot banget adegannya mata gue nggak bisa kedip sedikitpun. Ketika gue lagi terpana dan terangsang tiba-tiba tangan ipar gue ngegerayangin kontol gue. Aduh gile rasanya �nyer-nyeran?ampe-ampe rasa anget campur dingin naik turun di dada gue dan ke seluruh pelosok tubuh gue.

Tiba-tiba tangannya ngebimbing tangan gue buat masuk ke dalam toket(tetek) dia. Alamak?anget banget dan mulus kenyal. Uah?!gila rasanya selangit. Terus toketnya dikeluarin langsung dah gue terkam, mmmhhhh pentilnya langsung gue isep. Sambikl tangannya terus buka celana gue sambil ngocok-ngocok �batangan gue? Nggak berapa lama gantian dah ipar gue yang ngisep kontol gue, uih..! gile gue langsung �ngecrot? Peju(sperma) gue langsung diminum.Terus gue lesu. Ipar gue bilang jangan pulang dulu. Gue di suruh tidur dulu di kamarnya. Baru berasa semenit tidur muka gue terasa ada yang nindihin. Pas gue melek dikit tiba-tiba gue ngeliat ipar gue lagi ngedudukin muka gue sambil ngegesek-gesekin ke muka gue. Buset deh itu memek udeh basah sampe gue mau buka mata susah gara-gara aer dari memeknya bikin bulu mata gue lepek(basah). Trus gue disuruh jilatin memek die.

Emang sih rada jijik tapi waktu itu gue kagak berani ngelawan perintah orang yang lebih tua tapi lama-lama terbiasa juga ngejilatinnya. Abis itu dia nyepong(ngoral) gue lagi. Pas udah ngaceng(ereksi) langsung aja dia masukin ke memek dia. Slup!! aje ahhh itu memek rasanya licin banget. Enak, legit ame basah. Toketnya disodorin(diarahkan) ke muka gue. Langsung aje gue isep. Tapi gue payah kagak bertahan lama. Akhirnya gue ngecrot lagi tapi ipar gue belon puas gue terus dia terus aja ngegesekin memeknya di kontol gue yang udeh loyo sampe akhirnya dia puas.

Setelah itu gue secara teratur belajar �ngegoyang?cewe dari ipar gue supaya gue ta�an lama. Gue lakukan sampe gue kelas dua es em u karena gue udeh punya pacar. Gue suka ngisep toket ama ngejilat memek yang bersih. Tapi sekarang gue ude putus.