Tuesday, April 28, 2015

ANAK IBU KOS



Aku tinggal di Jakarta waktu
aku diterima untuk masuk ke
Universitas Indonesia.
Karena aku
berasal dari daerah, maka aku
tinggal di rumah kost di Kelapa
Gading. Yang tinggal di sana
perempuan semua, dan mereka
memanggilku Mara, kependekan
dari Tamara.

MAIN SAMA ABG TETANGGA



Minggu sore hampir pukul empat.
Setelah menonton CD porno
sejak pagi penisku tak mau
diajak kompromi.
Si adik kecil ini
kepingin segera disarungkan ke
vagina.

BERCINTA DENGAN PACAR KAKAKku



Siang itu aku sendirian.
Papa, Mama dan Mbak Sari mendadak ke Jakarta karena nenek sakit.
Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku tinggalin.
Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah. Pas aku lagi bersihin kamar Mbak Sari aku nemu sekeping vCD. Ketika aku merhatiin sampulnya.. astaga!! ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang. Pikiranku menerawang saat kira-kira 1 bulan yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Sari dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul vCD tsb. Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh.

Nikmatnya Bercinta di Kantor



Kisahku ini berawal saat aku salah sambung, ketika menghubungi teman chattingku yang lain. Dan dari sinilah kenikmatan itu aku alami. Kejadian itu terjadi sekitar bulan Januari 2004 yang lalu, saat itu aku bermaksud menghubungi salah satu teman chattingku.

"Hallo, gimana khabar kamu Citra?" tanya dengan percaya diri.

"Hallo, ini siapa ya?" suara dari celullerku.

"Aduh, mentang-mentang baru kerja jadi sombong gitu," godaku.

"Ini Dandy, yang tempo hari ngebahas masalah sex itu lho," jelasku.

"Maaf, kalo boleh tahu ini siapa ya?" tanyanya kembali.

"Apa benar ini dengan Citra?" tanyaku ganti.

"Maaf, sepertinya Mas, salah sambung," jelas gadis itu.

"Lho memangnya ini siapa?" tanyaku penasaran.

"Aku Tika," kata gadis itu.

"Ups! maaf banget Mbak Tika.. Aku kira ini nomor temanku," kataku malu.

"Emang nomornya berapa 081xx," jawabku pasti.

"Tuh kan salah belakangnya," kata gadis itu sambil tersenyum.

"Tapi tidak apa-apa kok Mas, kita bisa kan berteman?" tanyanya.

"Nama Mas siapa?" tanya sekali lagi.

"Bbbisa.. Bisa.. " jawabku gugup dan malu.

"Namaku Dandy," jawabku singkat.

Obrolan tersebut terjadi sampai 10 menit lamanya, dari suaranya yang sexy aku menjamin pasti deh orangnya cakep juga.

"Oke deh Mas, Tika mau kuliah dulu nih," paparnya.

"Oke deh Tika, terima kasih atas waktunya," kataku singkat.

"Oya, Mas Dandy Surabayanya daerah mana?" tanya Tika.

"Aku di Surabaya kota, kamu pernah main ke sini?" balas tanyaku.

"Iya nih Mas, kebetulan Sabtu besok aku ke Surabaya" jelasnya.

"Oh ya, sama siapa kamu ke Surabaya?" tanyaku balik.

"Sendirian Mas, kenapa mau nemenin?" Tika balik bertanya.

"Siapa takut," jawabku lugas.

"Tapi aku belum tahu jalannya Mas," kata Tika.

"Apa aku jemput di Terminal bus?" aku menawarkan diri.

"Tidak usah Mas, aku bawa mobil sendiri kok," jelas Tika.
Setelah kami bercakap-cakap, akhirnya Tika memnutuskan untuk ketemuan di kantorku. Karena yang Tika tahu hanya daerah kantorku dan berikutnya Tika langsung memutuskan hubungan cellulernya.

Hari Sabtu, kebetulan aku ada rencana mau kerjakan berkas-berkas yang masih belum terselesaikan. Ketika starletku melaju kencang di jalan tol, cellulerku dengan kencangnya berdering, memainkan lagu dangdut.

"Hallo, Mas Dandy.. kamu ada dimana?" suara yang 4 hari lalu aku kenal.

"Hey Tika, aku sudah mau keluar pintu gerbang tol," jelasku.

"Oke deh Mas, sampai ketemu nanti.. Bye" kata Tika singkat.

Tanpa terasa aku sudah sampai dihalaman kantorku.

"Selamat pagi Pak Dandy," sapa satpamku.

"Selamat pagi Mas," balasku menyapa.

"Aku mita tolong ambilkan kunci ruanganku Mas," perintahku.

"Baik Pak," kata Pak satpam sambil bergegas mengambil kunci dalam pos.

Sebelum aku meninggalkan pos satpam, tidak lupa aku pesan jika ada wanita mencari aku, langsung saja diantar ke ruanganku. 5 menit kemudian, aku sudah berada di depan mejaku. Setelah menyalakan AC, aku segera bergegas mengaktifkan komputer dan menata kembali berkas-berkas yang masih berserakan diatas meja.

Tidak lama kemudian, suara pintu ruangan aku diketuk seseorang,

"Tok.. Tok.. Tok" bunyi papan pintuku.

"Masuk..," aku berteriak agak pelan.

"Maaf Pak Dandy, tamu bapak sudah datang," kata Pak satpam.

Muncullah seorang gadis yang sexy, menggunakan rok mini warna soft dikombinasikan dengan blus putih belahan rendah, menambah anggun penampilannya. Kulitnya yang putih, ditumbuhi bulu-bulu yang halus menambah darah kelaki-lakianku spontan meletup.

"Maaf Pak saya mau balik ke pos jaga," suara satpam memecahkan lamunanku.

"Iya iiyaa Pak, terima kasih," kataku gugup.

"Mas Dandy ya?" tanya gadis cantik itu.

"Iya.. Iya.. Kamu Tikan kan?" balasku bertanya.

Kami berdua bersalaman sambil mempersilahkan Tika duduk di depan meja kerjaku, setan burik yang dari tadi sudah mulai menggedor keimanan aku tentang hal-hal yang ngeres, semakin mendesak pikiranku.

"Gimana perjalannanya Tika?" tanyaku membuka obrolan.

"Sepi tuh Mas, jadinya agak cepet datangnya," jelas Tika.

"Besar sekali tempat kerja Mas Dandy," puji Tika.

"Ah biasa aja kok Tika, kamu sendiri bekerja dimana," tanyaku balik.

"Cuman perusahaan swasta bergerak dibidang konsultan Mas," jelas Tika.

Obrolan selanjutnya membawa kami berdua seperti orang yang sudah kenal lama, tidak ada batas dan jarak. Sesekali kami berdua tertawa dengan cerita yang kami ungkapkan. Dari obrolan tersebut, baru aku ketahui status Tika yang baru cerai beberapa bulan lalu karena dijodohkan orang tuanya.
Pantas saja tubuhnya masih kencang karena hanya dipakai 2 bulan saja oleh mantan suaminya. Sampai akhirnya, waktu menunjukkan pukul 10.25 wib.

"Mas, Tika boleh tanya sesuatu?" tanya Tika.

"Waktu Mas Dandy call kemaren, kok bisanya salah pencet nomor sih?" tanyanya.

"Ya nggak tahu, emang aku pikir pencetnya sudah benar tuh" kataku membeli diri.

"Oya, kok Mas bilang.. yang tempo hari ngebahas masalah sex itu lho.. Memangnya Citra tuh siapa Mas?" tanyanya menyelidik.

"Citra adalah teman chattingku, walaupun aku kami belum pernah ketemu tapi aku seperti sudah seperti sahabat lama" jelasku.

"Kok sampai ngebahas masalah sex, memang ada apa Mas?" tanya Tika.

"OOo.. Itu, dia tuh ingin tahu banyak style yang ada saat ngesex. Makanya aku sering kirim gambar-gambar porno sama dia" jelasku panjang.

"Boleh lihat nggak Mas?" pinta Tika. Sambil bertanya seperti itu, Tika tidak menunggu jawabanku. Dia langsung bangkit dari duduknya dan berdiri membungkuk disamping kananku menghadap layar monitorku.

Aroma parfum yang mahal, membuat birahiku naik turun. Ditambah dinginnya AC membuat aku semakin gemes melihat tubuh Tika yang sexy. Ingin rasanya aku langsung mendekapnya dan bercinta dengannya.

Tanganku yang lincah memainkan mouse, untuk membuka file-file yang berbau pornografi. Nafas Tika terasa di telingaku keluar tidak beraturan dan sesekali kakinya yang tinggi dirapatkan seperti menahan sesuatu. Air liurku terasa menetes, melihat bongkahan daging dibalik setelan blusnya yang pendek. Tika seakan memancing mataku untuk terus melihat dadanya yang putih.

Disaat sedang asyik menikmati gambar-gambar porno tersebut, tiba tiba Tika sudah berada di belakangku. Payudaranya terasa kencang ketika tangannya yang sedikit berbulu, menarik kepalaku sampai mendongkak kebelakang. Jari jemarinya yang lentik memainkan punting susuku, serr.. nafsu birahiku seperti meledak keluar. Dadaku berdegub kencang.

Ketika kepalaku mendongkak ke belakang, bibirku langsung di sumbat oleh bibirnya yang mungkil. Lidahnya menari-nari di bibirku dan sesekali menantang lidahku untuk beradu dengan lidahnya. 15 menit keadaan itu bertahan, sampai akhirnya Tika menarik kursi yang aku duduki. Sehingga posisiku yang pertamanya merapat dengan bibir meja, sekarang kurang lebih 50 cm bergeser menjauhi bibir meja.

Dengan sigap Tika sudah berada dipangkuanku.

"Mas, aku ingin seperti yang digambar itu" kata Tika sambil mendesah.

"Berikan kenikmatan yang sudah 2 bulan hilang dalam hidupku" rengeknya.

"Tikk.. " belum selesai aku menjawab, bibirnya yang liar mulai mengoyak bibirku yang masih tertegun dengan apa yang sedang terjadi.

Jari Tika yang lentik mulai memereteli satu persatu kancing blusnya, sambil bibirnya memegut bibirku tiada hentinya. Adik kecilku berontak, ingin lepas dari dinding CD yang membatasinya. Goyangan pantat Tika diatas pangkuanku, membuat semakin tegang penisku.

Aku terhanyut dengan keadaan tersebut dan lupa jika itu aku lakukan dikantor, ditempat kerjaku!
Tanganku bergerak bagaikan seperti dikontrol, menggerayangi punggung Tika. Dan sesekali memainkan jariku dengan nakal, sehingga menimbulkan reaksi yangluar biasa pada tubuh Tika. Wajahku dibenamkan ke permukaan dadanya dan tangannya meremas, menjambak rambutku yang sedikit gondrong.

"Sss.. Mas.. Ooohh.. " desah Tika.

"Mas.. Beri aku kenikmatan.. " rintihnya.

Aku sudah tidak sabar ingin melihat bongkahan daging dibalik BHnya yang ukuran 32. Karena jari jemariku sudah hapal betul untuk mengetahui letak pengait BH, maka dengan mudah aku bisa melepas nya.

Alamak. Sepasang bongkahan daging menantang di depan mataku dengan kedua puntingnya yang berwarna merah kehitam-hitaman. Tanpa dikomando, bibirku yang sedikit sensual mulai menyentuh permukaan payudaranya.

"Uggh.. Mas.. Teruss.. Uughh" tubuh Tika menggeliat saat lidahku mulai bekerja menjilati payudaranya"

Geliatan tubuh Tika diatas pangkuanku membuat aku semakin berani mengoyak dadanya, puntingnya yang mengeras tidak lupa aku isap dalam-dalam. Sesekali aku gigit puntingnys yang mengencang, liarnya lidahku memainkan kedua puntingnya membuat birahi Tika semakin menggebu. Lidahku dengan liar menjilati, mengulum, menghisap, puntingnya dengan lembut sehingga membuat gerakan Tika dipangkuanku semakin liar.

Disaat aku rasa libidonya mulai menanjak, aku mengangkat tubuh Tika utnuk duduk di bibir meja kerjaku. Keadaan Tika yang setengah bugil membuat aku sangat bernafsu sekali menyetubuhinya.
Setelah Tika duduk di tepi meja, kakinya yang jenjang dibuka dan dijejakkan pada pegangan kursiku. Terlihat jelas CD transparan yang sudah mulai basah oleh cairan yang menetes dari lubang vaginanya. Aroma wangi, muncul dari arah lubang kewanitaan Tika. Posisiku yang duduk di kursi seperti semula, memudahkan aku untuk mulai menyerang bagian selagkanan Tika.

Hanya sedikit membungkukkan tubuhku, bibirku sudah tepat berada di depan selangkangan Tika. Lidahku yang panjang mulai menjilati permukan CD Tika yang sudah ditembus oleh cairan kenikmatnya.

"Aoow.. Mass.. Ggellii" desah Tika.

Kedua tanganku memegang erat pinggul Tika, sehingga wajahku bisa benar-benar optimal di selangkangannya. Jilatan lidahku di permukaan CD Tika dirasakan menghentak-hentak birahinya. Ini terbukti dengan gerakan tubuhnya yang sedikit kayang, ketika jilatan aku semakin menjadi.

Disaat posisi kayang inilah, kesempatan tidak aku sia-siakan untuk melepas CD dengan motif rendra yang digunakan oleh Tika. Untuk memdudahk operasiku, aku hanya menyingkap rok mini yang dikenakan Tika. Sedangkan CDnya tidak aku lepas seluruhnya, karena hanya aku buka dari sisi kanannya saja sedangakn yang sisi kiri aku biarkan menyangkut di betisnya yang mulus.

Belahan yang nampak jelas diselangkangan Tika dan ditumbuhi rambut-rambut yang terawat, membuat birahi spontan merasuk ke seluruh tubuhku. Lidahku yang dari tadi sudah ingin menikmati lubang itu langsung mendarat dipermukaan vagina Tika.

"Ohh.. Mas.. Teruss.. Jangan.. Lepass.. " Tika menggelinjang hebat.

"Srrupp.. Srupp.. " mulutku menghisap seluruh cairan yang sudah mulai menyiram bibir vaginanya.

"Mmm.. " bibirku melumat vagina Tika dengan liar.
Sesekali tubuhnya kembali kayang, dengan kedua tangannya digunakan menopang tubuhnya diatas meja. Dan sesekali kembali duduk di bibir meja dengan getaran-getaran penuh birahi. Gerakan tubuhnya naik turun, kekanan kekiri bergerak tidak beraturan mengiringi setiapa jilatan, hisapan dan kocokkan lidahku di vagina Tika.

"Mass.. Amppun.. Bibir kamu.. Aagh nikkmaat" desahan Tika berkali-kali.

Sampai akhirnya, aku melihat jelas clitoris Tika sebiji kacang mulai nongol di sudut atas vaginanya. Dengan lembut, sentuhan lidahku langsung membuat tubuhnya bergetar hebat sambil kembali ke posisi kayang.

"Mass.. Adduh.. Aaku.. nggak.. Tahann.. Uuuhh" rintihnya.

"Gila.. Kamu Mas.. Ooo teruss.." berkali kali Tika merintih.

Clitoris Tika yang semakin memerah karena hisapan bibirku, semakin nampak membesar sebiji kacang sehingga memudahkan aku untuk menghisapnya dalam-dalam. Sudah tidak terhitung lagi berapa kali tubuh Tika menggelinjang dengan posisi kayang.

Detik-detik orgasme akan diraih ole Tika dan aku tahu persis indikasi itu, dan ketika posisi kayangnya tinggi. Aku langsung menahan pantatnya dengan bertumpu siku tanganku diatas meja.

"Mas.. Tikaa.. nggak tahan.. Akuu.. Gaa.." rintih Tika.

"Mass.. Aaampunn" seiring rintihan panjang tersbut, tubuh Tika mengejang dalam posisi kayang. Cairan bening keluar dari sudut vaginanya.

"Crutt.. Crut.. Crutt" cairan itu tidak aku lewatkan setetespun untukmasuk dalam mulutku. Lidah berputar-putar di datas bibir vaginanya dimana cairan bening Tika muntah untuk pertama kalinya. Dengan lahapnya aku menelan semua cairan yang dimuntahkan ole Tika.

Walaupun aku tahu Tika sudah orgasme untuk yang pertama, lidahku yang bandel tetap saja memainkan clitorisnya. Terkadang lidahku bergerak keluar masuk mengoyak lubang vagina Tika, dinding-dinding vagian Tika yang mengencak setelah orgasme pertama terasa asin dan manis.

Kali ini tubuh Tika terkulai lemas diatas meja kerjaku, kakinya masih terbuka lebar dan kepalanya terjuntai di bibir meja. Sehingga rambutnya yang sebahu terjuntai ke bawah, aku mencoba bangkit dari dudukku. Kali ini tanganku menahan lutut Tika (Tika mengatur posisinya seperti orang melahirkan), sehingga belahan di selangkangan Tika terbuka menganga. Kesempatan ini langsung aku gunakan untuk mengocok lubang vagina Tika dengan leluasa. Kedua tangan Tika mencengkeram bbir meja tatkala. Lidahku yang panjang untuk kesekian kalinya mengoyak dinding-dinding vaginanya.

"Adduhh.. Mass.. Kamu pandai sekali.." rintih Tika.

"Sss.. Geli banget Mass.." desahnya kembali.

Aku mengambil soft dink Cola yang sempat aku buka, setelah aku minum sedikit aku lelehkan dikit demi sedikit ke bibir vagina Tika sehingga tubuh Tika kembali menggelinjang tidak beraturan.

"Ooogghh.. Mass.. Aaaoo" rintihan Tika kali ini, hanya bisa diikuti gerakan kepalanya yang sedang menjuntai kebawah. Bak seorang yang tripping, kepalanya mengikuti irama jilatan lidahku.
10 menit lidahku memborbardir clitoris dan vagina Tika sampai akhirnya aku melihat gelagat Tika untuk mendapatkan orgasmenya yang kedua.

"Mass.. Mas.. Tika.. Mau.. Keluaarr lagi.." rintihnya.

"Mass.. Ooohh.. Aku nggak taahhaann Mas.." rintih Tika sambil memindahkan tangannya, yang tadinya mencengkeram erat bibir meja. Kali ini menggapai-gapai kepalaku utnuk membantu membenamkan lidahku dalam-dalam ke lubang kewanitaannya.

"Maass.. Aampunn.. Aaakkhh" dibarengi tubuh Tika yang mengejang bebrapa saat. Cairan bening kembali meleleh berkali-kali dari lubang vaginanya. Dan dengan rakusnya lidah dan mulutku membersihkan seluruh cairan yang keluar untuk kedua kalinya.

Tubuh Tika tetap terlentang menikmati orgasme yang 2 kali didapatkannya, kepalanya terjuntai.

"Sebentar Tika, aku kunci dulu pintunya."

Aku bangkit dari tempatku dan menuju ke pintu ruanganku. Posisi Tika masih tetap seperti semula terlentang diatas meja, blusnya putih masih terlingkar dipinggulnya karena beberapa kancing bajunya belum terlepas. Begitu juga dengan rok mininya masih melingkar kusut dipinggulnya.

Ketika aku balik kedepan mejaku, tiba-tiba tangan Tika menggapai pinggulku, dan dengan sigap, Tika bisa mengeluarkan adik kecilku yang mulai tadi sudah terbelenggu oleh ketatnya CDku.

"Waow.. Besar sekali Mas punya kamu.." puji Tika.

Dengan posisi kepala yang menjuntai di bibir meja, mulut Tika langsung melahap batang penisku yang berukuran 19 cm kurang sedikit dab bentuknya akan melengkung. Dengan posisi berdiri mataku menyaksikan, mulut Tika yang menghisap, mengulum dan menjilati batang kemaluanku.

"Oh.. Tika.."

Aku menggerakkan kepala melihat langit-langit ruangan merasakan sentuhan lidah Tika yang menari-nari di batang kemaluanku. Kedua tangan Tika, meremas pantatku (yang kata teman-teman kencanku tergolong sexy). Tangan Tika menggerakkan pinggulku bergark maju mundur, keluar masuk mulutnya yang tipis.

"Aduh Tika sayang.. Terus sayang.." desahku.

Tika benar-benar lihai memainkan lidahnya, sampai-sampai aku dibuatnya merem melek. Untuk mengimbangi permainan Tika yang semankin menjadi. Kedua jariku memilin punting Tika yang sudah mulai mengencang lagi. Sesekali aku membungkukkan badanku, untuk sekedar menghisap punting Tika.

"Uuuff.. Tikkaa.." aku mendesah saat batang kemaluanku bagaikan ditelan oleh mulut Tika.

Tanganku yang jahil, mulai meraba perut Tika. Dan aku berusah menggapai kelentit Tika yang terbuka lebar. Jari telunjukku bergerak menggesek-gesekan di permukan clitorisnya. Aku lihat tubuh Tika bergetar dengan sentuhan jati telunjukku, dan ketika posisinya meguntungkan aku langsun meraih kedua paha Tika sehingga posisi kita menjadi 69. Posisi ini tidak seperti 69 biasanya, karena aku berdiri setangah membungkuk sedangkan Tika kepalanya menjuntai di bibir meja.

"Sss.. Mas.. Kamu jaahaat.." rintih Tika sesekali melepaskan mulutnya dari batang penisku. Dan sesekali jarinya yang lentik mengocok batang kemaluanku.

"Mas.. Aduhh.. Aku nggak kuaat nihh.. Mass" rintih Tika.

Hisapan mulutku aku perkuat dengan kencang, sampai seakan-akan semua cairan yang meleleh di dinding vagina Tika masuk semua kemulutku.

"Mass.." Tika merintih panjang ketika cairan di vaginanya muncrat untuk kesekian kali.

Adik kecilku yang begitu tegang merengek untuk menikmati lubang surgawi Tika. Akhirnya aku segera merubah posisi, ke bawah selangkangan Tika. Tika yang masih lemas akibat orgasme ketiga tadi, langsung aku balikkan menghadap ke bibir meja. Posisi badannya yang setengah nungging dan tengkurap diatas meja kerjaku, membuat birahiku langsung melonjak. Tanpa memberi kesempatan Tika bernafas, batang penisku aku arahkan ke lubang vagina Tika melalui belakang

"Bless.."

"Maass.. Gilaa.. Besar sekali.. Ooohh," Tika terengah-engah menerima batang kemaluanku yang memang berukuran diatas rata-rata.

Gerakan maju mundur di belakang tubuh Tika secara berirama aku gerakan, terkadang telapak tangan Tika menahan perutku. Agar supaya penisku tidak masuk semua.

"Akhh.. Mas.. Amppunn.. Nikmat sekali rasanya.." rintihnya.

"Terus Mas.. Jangan berhenti.. Aku suka sekaallii" rintih Tika untuk kesekian kalinya. Sesekali tangannya mencengkeram bibir meja dengan kencang, saat batang kemaluanku menghujam dalam lubang Tika. Aku merubah sedikit posisi, aku angkat satu kaki Tika untuk naik diatas meja. Sehingga selangkangannya bersudut 90 derajat, sehingga penisku benar-benar terbenam sampai mentok.

"Ughh.. Eeennaakk Mass.." desah Tika saat penisku terasa mentok menyentuh batas langit-langit vagina nya.

"Crek.. Crek.. Crek.." suara batang penisku menghujam keluar masuk di lubang kemaluan Tika.

Cengkraman tangan Tika di bibir meja, memperjelas pendapatku bahwa gadis wanita ini benar-benar menikmati hebatnya batang penisku.

Aku berusaha mempermainkan birahi Tika dengan cara memperlambat tempo pergerakan pinggulku. Aku melepas penis dan mulai membalikkan tubuh Tika tepat berhadapan dengan tubuhku. Kali ini posisi Tika duduk di tepi bibir meja kerja dan aku sendiri berdiri menghadapnya, dengan penuh perasaan aku masukkan penisku kembali ke lubang surgawi miliknya.

"Sss.." desah Tika ketika aku mulai menggerakkan penisku keluar masuk.

Tangan Tika menopang tubuhnya, sedangkan kakinya melingkar di pinggulku.

"Hheekk.. Teruss.. Mas.." rintih Tika.

Beberapa saat kemudian aku lihat Tika semakin memacu birahinya untuk mendapatkan orgasme berikutnya. Sesekali aku memutar-mutar penisku sehingga dinding vagina Tika terasa sekali menggesek batang kemaluanku.

"Sss.. Nikmat sekali.. Mmm.." desahan Tika sekarang dibarengi dengan merubah posisi tangannya. Yang pertama menopang tubuhnya supaya tidak terlentang di atas meja, sekarang kedua tangann melingkar di punggungku.

Mulutnya yang haus berusaha menjilat dan menghisap puntingku, setiap genjotan batangku semakin bertubi-tubi. Semakin liar saja bibirnya yang mungil meraih puntingku. Posisi ini benar-benar membuat rangsangan yang luar biasa, persendian tubuhku seperti mulai meluncur terfokus ke batang kemaluanku yang diguyur kenikmatan yang luar biasa.

"Uggh.. Mass.. Aampunn.. Tikkaa.. nggak taahaan.." tintih Tika sambil menggapai-gapai puntingku yang semakin mengencang.

"Tahaann.. Sayang.. Kitaa.. Keluar saama-samaa.." rintihku yang tidak kalah hebatnya untuk meraih klimak yang didambakan setiap orang saat bercinta.

Gerakan kedua tubuh kami semakin tidak berirama, bagaikan kuda liar kami memacu birahi. Sampai-sampai meja kerja bergoyang dan sedikit berbunyi.

"Ohh.. Mass.. Keluarin.. Di dalam.. Ohh.." pinta Tika.

Yang aku tahu jika seorang wanita mengijinkan sperma kita untuk keluar didalam vaginanya, artinya dia sudah memprotek dirinya supaya tidak hamil. Birahiku berlomba dengan birahi Tika untuk mengejar puncak kenikmatan.

"Mass.. Aaakuu.. Kee.. luuaarr" Tika merintih panjang sambil menghisap puntingku dalam-dalam.

"Tahan.. Saayaanngg.. Aku jugaa.. Mauu.." rintihkan tak kalah hebatnya.

"Akkhh.." aku merintih panjang mendapatkan kenikmatan tersebut.

Seluruh kekuatanku saat itu, semua terfokus pada batang kemaluanku. Dan kenikmatan itu semakin menjadi ketika Tika sedikit menggoyang pinggulnya. Aduh alamak, rasanya aku terbang keawan.

Aku tidak bisa lagi menghitung, berapa kali semburan spermaku di lubang vagina. Sengaja aku tidak melepas batang kemaluanku dari lubang vagina Tika, aku rasakan denyutnya masih terasa memeras sisa-sisa kenikmatan yang ada.

"Mas, kamu memang hebat" Tika memuji permainan sex ku.

"Kamu tidak hanya jago di teori tetapi juga prakteknya."

Aku mengecup keningnya yang penuh dengan peluh, sekejap kemudian kepala Tika bersandar di dadaku yang bidang. Adik kecilku yang tadinya tegang, sekarang mulai mengkerut dan keluar dari lubang Tika dengan sendirinya.

Sejenak kami bergegas memperbaiki baju kami berdua, blus Tika yang sedikit kusut akibat hebatnya permainan tersebut. Rok mininya dirapikan seperti semula dan celana dalamnya dikenakan lagi. Komputer, meja, dan dinding kantorku, menjadi saksi bisu permainan sex kami berdua.

Setelah merapikan rambut dan Tika memoles wajahnya dengan perlengkapan make upnya, kami bergegas keluar ruangan. Sengaja, aku tidak membawa mobilku karena memang aku akan mengantar Tika ke tempat yang dituju.

Sepanjang permainan Tika tidak henti-hentinya memuji permainan sex yang baru aku tunjukkan. Dan kami berdua, bagaikan seorang sahabat yang sudah mengenal. Sehingga tidak ada jarak lagi untuk saling bercanda, saling tertawa.

Kenangan yang indah di tempat kerjaku, seakan hanya kami berdua yang bisa merasakan keindahan permainan tersebut. Kami berdua telah mereguk kenikmatan bersama.

GADIS BELIA



Pada tahun 1994,
saya tercatat sebagai siswa baru pada SMUN 2pada waktu itu sebagai siswa baru,
yah.. acara sekolahan biasa saja masuk pagi pulang sekitar jam 14:00
sampai pada akhirnya saya dikenalkan oleh teman seorang gadis yang ternyata gadis itu sekolah juga di dekat sekolah saya yaitu di SMPN 3.

Perawanku Hilang Dalam Sekejap



Perkenalkan nama
panggilanku Maya. Aku baru
berusia 18 tahun (SMA kelas
III). Tinggiku lumayan sekitar
168 cm dan warna kulitku
kuning bersih. Rambutku

TETANGGA JABLAY



Setelah 10thn menjalani rmh
tangga dan telah dikaruniai 2
ank, tentunya kadang timbul
kejenuhan dalam rmh tangga,
untunglah karna kehidupan
kami yang terbuka, kami
dapat mengatasi rasa jenuh
itu, termasuk dalam urusan
seks tentunya.

Gara-Gara Cukur Bulu Kemaluan



Kecanduan Sex



KARENA SEBUAH LAGU


Monday, April 27, 2015

Janda Kesepian


Mbak Atik adalah tetangga depan rumahku. Suaminya seorang sopir bus yang usianya terpaut jauh dengannya. Suaminya meninggal secara mendadak, mungkin karena serangan jantung akibat kebiasaannya minum minuman keras. Sebulan setelah menjanda kami beberapa orang sedang duduk-duduk di depan rumah seorang teman yang rumahnya bersebelahan dengan rumah Mbak Atik sambil bermain gitar. Ketika kami asyik bermain gitar Mbak Atik kelihatan gelisah dan keluar masuk rumahnya. Dua anaknya yang masih kecil mungkin sudah tidur. Kadang ia duduk di bangku panjang di sudut rumahnya yang berseberangan dengan tempat kami nongkrong. Matanya menerawang jauh, mungkin setelah sebulan menjadi janda ia mulai merasakan sepinya tidur sendirian. Usianya memang belum terlalu tua, sekitar tiga puluh lima tahun. Usia dalam gejolak, kata judul film tahun 80-an. Usia yang lagi matang-matangnya dengan gairah yang bergejolak.

Sunday, April 26, 2015

Mbak Nin, Istri Sepupuku



Perkenalkan, namaku Rangga (bukan nama sebenarnya).
Aku sudah mengenal situs ini sejak lama dan suka sekali membaca cerita di dalamnya.
Kali ini aku mencoba menceritakan pengalamanku bersama Mbak Nin yang sangat mengesankan bagiku.

Mbak manda ohh mbak manda



aku tony, ini pertama kali aku mengenal seks,
tetapi saat aku berada di tempat kos milik tetangga. waktu itu aku berumur 14 tahun masih smp lah,
papa ku adalaha seorang pengusaha kayu ternama yang mempunyai lebih dari 10 tempat kos-kosan,
salah satunya ada di sebelah rumahku ,yang menarik adalah penghuni kostnya salah satunya adalah mbak manda ,dari semua penghuni kost disana dialah yang paling cantik plus baik umurnya kira-kira 22 tahun. sering kali aku diundang masuk ke kamarnya hanya sekedar menemani dia menghabiskan jatah jajan yang dia bawa. jujur aku sudah suka padanya. bentuk tubuhnya mirip model-model bikini dari majalah ayahku (dari kecil aku memang sudah suka membacanya) yang pasti montok lah, tinggi 170 berat badanya pun aku tafsir sekitar 50 an dan dadanya berukuran 34B (hanya mengira-ngira bentuk dan besarnya mirip sekali dengan model majalah itu).

Saturday, April 25, 2015

Bercinta Dengan Adik Iparku Yang Cantik

Aku hidup bahagia bersama istri dan ke-2 anak-anaku, laki2 dan perempuan walaupun aku
hanya pegawai rendahan di suatu instansi pemerintah di kota B. Kami menempati rumah
tipe 45, cicilan rumah BTN, yang kemudian di renov secara sederhana sehingga
mempunyai 3 kamar tidur yang berukuran tidak terlalu besar.

Suatu hari, di tahun 1992, kami kedatangan ibu mertua bersama adik ipar saya yang
paling kecil, sebut saja Neng, baru lulus SLA. Atas permintaan ibu mertua, untuk
sementara ikut kami sambil mencari pekerjaan. Perbedaan umur Aku dan Neng cukup
jauh, sekitar 10 tahun. Karena kami dari daerah Jawa Barat, Neng memanggilku dengan
sebutan Aa (yang artinya kakak laki2).

Sementara belum mendapatkan pekerjaan, Neng mengikuti berbagai kursus, Bahasa
Inggris, Komputer, Akutansi, dan atas ijin serta perintah istriku, Aku kebagian untuk
antar jemput menggunakan motor ‘bekjul’ ku. Bekjul maksudnya motor bebek 70 cc.
Mungkin karena nasib baik atau memang wajah Neng cukup cantik, tidak sampai
seminggi, Neng mendapat tawaran pekerjaan sebagai pelayan toko yang cukup bonafide
denga pembagian kerja, seminggu bagian pagi dan seminggu kebagian malam, demikian
silih berganti. dan kalau kebagian kerja malam, aku bertugas untuk menjemputnya,
biasanya toko tutup pukul 21.00 dan pegawai baru bisa pulang sekitar 21.30. Perjalanan
dari toko ke rumah tidak begitu jauh, bisanya ditempuh sekitar 30 menitan.

Neng anaknya manja, mungkin karena bungsu, setiap kali di bonceng motor, apalagi kalo
malam pulang kerja, dia akan memelukku dengan erat, mungkin juga karena hawa malam
yang dingin. Entah sengaja atau tidak, payudaranya yang sudah cukup besar akan
menempel di punggungku. Hal ini selalu terjadi setiap kali aku menjemput Neng pulang
kerja malam, tapi yang heran, kelihatannya Neng tidak ada rasa bersalah ataupun rikuh
sedikitpun setiap kali payudara nempel di punggungku, mungkin dianggapnya hal ini
suatu konsekuensi logis bila berboncengan naik motor. Akulah yang sering berhayal yang
tidak-tidak, seringkali dengan sengaja motor kukemudikan dengan kecepatan rendah,
kadangkala sengaja mencari jalan yang memutar agar bisa merasakan gesekan-gesekan
nikmat di punggungku lebih lama.

Pada suatu malam, seperti biasanya Aku menjemput Neng pulang kerja malem, sampai
rumah sekitar pukul 22.15 dan seperti biasanya istriku yang membukakan pintu. Setelah
membukakan pintu istriku akan kembali ke kamar untuk melanjutkan tidur. Malam itu
aku tidak langsung tidur, aku ke dapur, memanaskan air untuk membuat kopi karena
berniat untuk menonton pertandinga sepak bola di TV, kalau tidak salah saat itu
kesebelasan paforitku main, Brazil. Saat aku keluar dari dapur, secara bersamaan Neng
juga keluar dari kamar mandi, sehingga kami sama berada di lorong depan kamar mandi,
entah apa penyebabnya, malam itu kami sama-sama berhenti dan saling pandang tanpa
sepatah katapun keluar dari mulut kami masing-masing.

Tiba-tiba ada suatu dorongan, secara cepat aku rangkul dan aku kecup bibirnya selama
beberapa detik. Setelah itu Neng melepaskan diri dari rangkulanku dan dengan tergesa
masuk ke kamarnya. Aku kembali ke ruang tengah untuk melihat pertandingan bola, tapi
perasaanku kacau, tidak konsen pada acara di TV. Saat itu ada perasaan takut
menghantuiku, takut Neng ngadu ke istriku, bisa-bisa perang dunia ke tiga.
Saat pikiranku kacau, aku dikejutkan suara peluit dari dapur yang menandakan air telah
mendidih, bergegas aku ke dapur untuk membuat kopi. Kembali aku keruang tengan
sambil membawa secangkir kopi yang nikmat sekali, tetapi tetap saja pikiranku kacau.
kok bisa-bisanya tadi aku mengecup bibir Neng??????

Dalam kegalauan perasaanku, kembali dikejutkan dengan suara lonceng yang
menunjukkan pukul 23.30. Saat itu aku melihat kamar Neng lampunya masih nyala, yang
menandakan penghuninya belum tidur, karena aku tau Neng selalu mematikan lampunya
apabila tidur. Terpikirkan olehku, harus memastikan bahwa Neng tidak marah oleh
ulahku tadi dan berharap istriku tidak sampai tau insiden tersebut.

Dengan pelahan, aku buka kamarku untuk melihat istriku, ternyata dia sudah pulas,
tergambar dari dengkurannya yang halus disertasi helaan nafar yang teratur. Dengan
pelahan kututup kembali pintu kamar dan secara pelahan pula kubuka pegangan pintu
kamar Neng, ternyata tidak dikunci, pelahan tapi pasti pintu kubuka dan kudapati Neng
duduk di atas tempat tidur sambil memeluk bantal menghadap tembok. Perlahan aku
dekati, tiba-tiba Neng menoleh kearahku, kulihat matanya merah berkaca-kaca, aku
bertambah khawatir, Neng pasti marah dengan kelakuanku tadi. Diluar dugaan, Neng
berdiri mendekatiku dan tiba-tiba memelukku dengan erat sambil kembali menangis lirih.

Tambah bingung aku dibuatnya, kemudian utnuk memastikan apa yang terjadi
sebenarnya, dengan pelahan dan hati-hati aku raih mukanya dan aku tengadahkan,
“Kamu marah?”, pertanyaan konyol tiba-tiba keluar dari mulutku. Tanpa kata-kata, Neng
menjawab dengan gelengan kepala sambil tajam menatapku. Kami beradu pandang, dan
entah dorongan dari mana, secara pelahan kudekatkan bibirku ke bibirnya, ketika tidak
ada usaha tolakan dari Neng, dengan lembut kembali kukecup bibirnya. Setelah beberapa
lama, terasa ada reaksi dari Neng, rupanya dia juga menikmati kecupan tersebut.

Akhirnya kecupan ini berlangsung lebih lama dan kami saling memeluk dengan erat,
saling mengeluarkan emosi yang kami sendiri tidak tau bagaimana menggambarkannya.
Tetapi kemesraan ini harus segera diakhiri, sebelum dipergoki oleh isi rumah yang lain,
terutama istriku. Segera aku keluar kamar, kembali keruang tengah untuk melanjutkan
melihat sepak bola yang ternyata sudah berakhir dengan skor yang tidak aku ketahui.
Akhirnya TV kumatikan dan aku masuk kekamarku untuk tidur dengan perasaan yang
sangat bahagia.

Hubungan kami tambah erat dan tambah mesra, setiapkali ada kesempatan kejadian
malam itu selalu kami ulangi, dan tentunyanya makin hari kualitasnya makin bertambah
mesra.

Suatu hari, aku pulang kerja lebih awal dan kudapati di rumah hanya ada adikku Neng
dan pembantu. Pembantuku anak perempuan lulusan SMP yang tidak melanjutkan
sekolah karena biaya, rumahnya tidak jauh dari rumahku, jadi pagi-pagi datang dan sore
hari pulang. Badan pembantuku termasuk bongsor, kulitnya sawo matang dengan muka
yang cukup manis untuk ukuran pembantu.

Kembali kepokok cerita, rupanya istriku sedang pergi dengan ke 2 anakku, berdasarkan
surat yang diditipkan ke Neng, sedang berkunjung ketempat Tante yang katanya sedang
mengadakan syukuran.

Seperti biasanya, sore itu sekitar pk 16.00 pembantuku ijin pulang, maka tinggallah kami
berdua, aku dan Neng, sementara istri dan anak-anakku masih dirumah tante.

Tanpa dikomando, rupanya kami sama-sama memendam kerinduan, sepeninggal
pembantu, setelah pintu depan dikunci, kami saling berpelukan dengan erar dan
berpagutan untuk menumpahkan perasaan masing-masing. Setelah beberapa lama kami
berpagutan sambil berdiri, secara perlahan aku menuntun Neng sambil masih berpelukan
ke arah kamar dan melanjutkan pergulatan di atas tempat tidur.
abibir kami saling berpagutan sambil saling sedot dan saling menggelitik menggunakan
lidah, tanganku mencoba meraba payudaranya dari balik kaos yang dipakai, rupanya
ulahku sangat mengejutkan, sssttttt…….. sssttt …. sssstttt, terdengar erangan seperti
orang kepedasan pada saat aku permainkan putingnya.


Aku tambah agresip, kuangkat kaos yang dipakainya, telihatlah payudaranya yang masih
ditutupi beha tipis, dengan tergesa aku singkap beha-nya dan dengan rakus aku kecup dan
aku permainkan dengan lidah putingnya.

Akibatnya sangat luar biasa, ssstttt ….. ooohhh….. uuuhh ….ssstttt ,,, demikian rintihan
panjang Neng, hal ini terjadi karena belum pernah ada laki-laki yang menjamah, ternyata
akulah laki-laki pertama yang mencium bibirnya dan pembermainkan payudaranya.
Pakaian kami makin awut-awutan, aku berharap istriku tidak pulang cepat. kami
melanjutkan kemesaraan, kali ini aku kembali mencium bibirnya sambil meremas-remas
payudara dan sesekali mempermainkan putingnya. kali ini aku memesrai Neng sambil
menindih badannya, perlahan tapi pasti aku berusaha menggesekkan adik kecilku yang
sudah sangat keras ke kemaluannya yang rupanya juga sudah mulai lembab.
Kembali terdengar eranga-erangan nikmat, ssssttt ……… uuuhhh ….. ooohhhh
……uuuh.

Bibir dengan cekatan menyedot payudaranya silih berganti sambil menggesekkan adik
kecilku yang sudah sangat keras ke kemaluannya, kami masih sama-sama pakai baju.
Neng pakai bawahan dan kaos, aku masih memakai pakain kerja.
Aku makin bernafsu, aku singkap bawahan Neng sehingga nampak celana dalamnya
yang sudah lembab kemudian kembali aku gesek-gesekan adik kecilku sambi tidak hentihentinya
mengecup payudara dan mempermainkan putingnya.
Erangan-erangan panjang kembali terdengan dan tiba-tiba Neng memeluku dengan
sangat erat dan terdengar erangan panjang uuuuhhhh………….. uuuuuuuuhhhh …….
uuuuuuhhhhhhh… .. aduuuuuuuuhh ……. rupanya Neng mengalami orgasme, mungkin
ini adalah orgasme yang pertama yang pernah dialaminya. Lama-lama cengekeraman

Neng makin mengendur dan lepas seiiring dengan selesainya orgasme tadi. Aku????
belum tersalurkan, tapi merasakan kebahagiaanya yang amat sangat karena telah berhasil
membuat Neng yang sangat kusayang bisa mendapatkan orgasme yang ternyata baru
dialami saat itu dan merupakan orgasme yang pertama.

Sejak kejadian itu, maksudnya sejak Neng mendapatkan orgasme yang pertama, kami
selalu mencari-cari kesempatan untuk mengulanginya. Tetapi kesempatannya tidak
mudah, karena kami tidak mau menanggung resiko sampai kepergok oleh istriku.
Pada suatu malam, sekitar pukul 23.00, saat aku berada dalam kamar bersama istriku,
terdengar suara pintu kamar sebelah terbuka, dan terdengar langkah-langkah halus
menuju kamar mandi, aku dapat menebak dengan pasti bahwa itu adalah Neng yang ada
keperluan ke kamar mandi, kuperhatikan istriku sudah tertidur dengan nyenyak yang
ditandai dengan dengkuran halus yang teratur. Dengan sangat hati-hati, aku buka pintu
kamar sehalus mungkin dengan harapan tidak ada suara yang dapat menyebabkan istriku
terbangun, lalu dengan perlahan pula pintu kututup kembali dan secara pelahan aku
menuju lorong yang menghubungkan ke kamar mandi. Aku berdiri di lorong sambil
memperhatikan pintu kamarku bagian bawah, kalau-kalau ada lintasan bayangan yang
menandakan istriku bangun, sementara telingaku tidak lepas mendengarkan apa yang
terjadi di kamar mandi.

Tidak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka, dan benar dugaanku, Neng keluar dari
kamar mandi dengan memakai baju tidur warna kuning kesukaannya. Baju tidur yang
dipakai adalah model terusan dengan bukaan di bagian dada dan bagian bawah sebatas
lutut.

“Ngapain A berdiri di situ” tegur Neng memecah kesunyian, “Nungguin kamu” jawabku.
Tanpa dikomando, kuraih lengannya dan wajah kami saling mendekat, tak ayal lagi kami
berpagutan melampiaskan kerinduan kami. Beberapa saat kemudian kami melepaskan
pagutan sambil tersengal.
“A, Neng pengen …” bisiknya lirih di telingaku. Aku maklum apa yang diinginkan Neng,
kembali kukecup bibirnya sambil kuremas halus payudaranya, rupanya Neng kali ini
tidak memakai beha. Aku buka satu kancing baju tidurnya, dan nongolah payudaranya
yang putih disertai tonjolan coklat kemerahan. Tak ayal lagi, bibirku berpindah ke
payudaranya dengan disertai sedotan dan gigitan-gigitan lembut pada tonjolan halus yang
coklat kemerahan itu.

” Sssstttttt …… uuuhh” terdengar desahan-desahan halus, menandakan Neng mulai
terangsang. Tanganku turun, meraba pinggang, terus turun lagi, lagi dan sampailah
kegundukan di bawah pusar, kuusap halus sambil kadang meremas sampai jari tengahku
menemui lekukan di balik baju tidur dan celana dalam. ” uuuhhh …. uuuhhh ” rupanya
rabaan itu menambah rangsangan.
“A, pengen ….” kembali bisikan lirih di telingaku, kemudian aku jongkok sehingga
kemaluan Neng tepat di mukaku, Kuangkat rok baju tidur, terlihat celana dalam warna
putih yang tipis dan agak lembab, dengan bernafsu aku mulai menjilati kemaluan Neng
yang masih dibungkus celana dalam. ” uuuhhh ….ssstttt ….. uuhhuu” kembali terdengar
erangan-erangan kenikmatan yang menambah nafsuku makin bergejolak.

Kucoba menyingkap celana dalamnya, terlihatlah gumpalah daging yang ditumbuhi bulubulu
halus. Untuk pertama kali aku melihat langsung kemaluan Neng, aroma khas mulai
tercium, tanpa membuang waktu aku mulai mencium gundukan daging yang sangat
menimbulkan minat itu, sampai akhirnya aku menemukan lekukan yang lembab
berwarna kemerah-merahan. Aku makin semangat menjilat-jilat lekukan yang sudah
sangat lembab itu. “uuhhh ….. aaahhhhh ….sssttt …. uuuhhhhh” suara erangan makin
keras dan terasa rambutku dipegang dengan keras dengan gerakan menekan. Hal ini
semakin membuat nafsuku berkobar-kobar dan makin inten lidahku menjilati lekukan itu,
keluar - masuk, ke kiri - kana, ke atas - bawah, demikian berulang ulang sampai pada
suatu saat terasa jambakan pada rambutku makin keras disertai himpitan kaki dikepalaku.
“Uuuuuuuuhhhhhhh ….. aaaaaahhhhhhh ….. uuuuhhhhh” terdengan erangan panjang
disertai keluarya cairan yang cukup banyak membasahi mulut dan mukaku. Mukaku
terasa dihimpit keras sekali sampai-sampai kesulitan untuk bernafas.
“Uuuhhhhhhhhhhh …. aaahhhhhhhhhh” kembali erangan panjang terdengar disertai
dengan himpitan dan gerataran yang khas, menandakan orgasme telah dicapai oleh Neng
disertai semprotan cairan yang cukup banyak membasahi mukaku. Aku peluk dengan
kuat kakinya disertai himpitan dan tekanan mukaku ke kemaluan Neng, karena aku
maklum hal seperti inilah yang diinginkan wanita pada saat mencapai puncak
orgasmenya.


Beberapa lama kemudian, mulai mengendur himpitan pada mukaku, sampai akhirnya
tenang kembali. Aku berdiri dan ku peluk Neng dengan mesra “Terima kasih ya A”
terdengar bisikan di telingaku.

Kejadian-kejadian ini terus kami ulangi kalau ada kesempatan, tapi karena niatku yang
tidak ingin merusak adiku sendiri, sampai akhirnya Neng menemukan jodoh dan menikah
masih dalam keadaan perawan. Demikian sebagian pengalamanku dengan adik iparku
yang cantik.