Wednesday, September 16, 2015

Darah perawan rara



Cerita ini bermula waktu jumat malam sabtu sekitar jam setengah 12 malam. Tiba-tiba aku menerima telepon dari Rara, teman kuliahku dulu. Udah lama aku gak denger kabar dari. Dulu aku sering jalan bareng sama dia dan anak-anak dari jakarta. Biasalah, waktu di kampus kan kita primodial banget
Tapi gak ada ruginya temenan sama Rara kok, orangnya cantik, tinggi semampai, body aduhai dan yang terakhir yang aku suka banget dari Rara adalah rambutnya. Dari awal kuliah sampe selesai rambut Rara yang hitam legam itu selalu panjang. Apalagi kalau ditata sedikit menggelung, hmmm... aku selalu nganggep dia barbie doll banget

"Halo Ra ? ada apa nih, tumben nelpon aku. Malem-malem lagi !" tanyaku.
"Yan, bisa jemput aku di XXX gak ?" tanyanya sambil menyebut salah satu tempat hiburan malam yang cukup ternama di kota bandung. "Ha ? Kamu ada di Bandung ? Bukannya kamu di jakarta ? Terakhir aku denger kamu dah kerja di Jakarta ?" tanyaku heran, ngapain malem-malem Rara tiba-tiba ada di Bandung. "Yan ceritanya entar aja deh, sekarang please jemput aku. Dah malem banget nih" rajuk Rara padaku sedikit memelas. "Ok deh, kamu tunggu sebentar, aku jemput sekarang, 10-15 menit deh" jawabku. Kemudian aku bersiap-siap mengeluarkan mobil untuk menjemput Rara. Dalam perjalanan pikirannku penuh dengan pertanyaan. Pertanyaan terbesar tetap saja, ngapain Rara melem-malem ada tempat hiburan malam di Bandung, sendirian lagi. Yang lebih aneh kenapa minta jemput sama aku ? makin aneh ! Sesampainya di tempat hiburan malam tersebut, aku memarkir mobilku. Setelah turun, aku segera menemukan Rara sedang berdiri di pintu masuk. Kondisinya agak aneh. "Halo Ra ! Sendirian ?" tanyaku. "Iya Yan.." jawabnya lemah. Matanya kelihatan merah sekali. "Ra, kenapa nih ada disini ? Hmm.. sorry ya, kamu mabuk ya ?" tanyaku menyelidik. "Yan bisa kita berangkat sekarang gak ? gak enak nih diliatin sama orang-orang" ajaknya. Aku melihat sekeliling, memang sih beberapa security dan pengunjung yang baru datang memperhatikan kita dengan tatapan aneh. "Oke deh, ayo. Mobilku kesebelah sana." ajakku ke Rara untuk naik ke mobil. Setelah menghidupkan mobil dan mengemudikan keluar areal parkir, aku bertanya ke Rara "Mau kemana nih Ra ?" tanyaku. "Kemana aja deh Yan" jawab rara yang duduk disebelahku. "Kamu nginep dimana ?" tanyaku. "Belom punya tempat nginep" jawabnya singkat. "Loh, gimana sih. Dah malem banget loh Ra, aku anter cari hotel ya" tawarku. "Yan aku boleh nginep tempat kamu gak. Semalem aja, aku lagi butuh ditemenin nih" pintanya. "Kamu gak pa-pa nginep ditempat aku ? Rumah kontrakan aku kecil loh, berantakan lagi. Biasa, rumah bujangan" jawabku sambil tersenyum. "Aku dah tahu kamu emang berantakan dari dulu" jawabnya tersenyum kecil. Akhirnya dia tersenyum juga "Ya udah kita pulang aja ya, kayaknya kamu juga dah cape banget." ajakku. "Dari Jakarta kapan ?" tanyaku. "Tadi sore" jawab Rara. "Jadi dari jakarta kamu langsung ke xxx ?" tanyaku heran. Dia cuma tersenyum kecil. Dasar nakal ! "Sorry nih Ra, kamu lagi ada masalah ya ?" tanyaku. Dia terdiam sejenak, kemudian menjawab "Ya gitu deh." jawabnya. "Boleh aku tau gak masalahnya sampe kamu jadi kayak gini" tanyaku lagi. "Yan boleh gak nanya dulu gak ? Please..." pintanya. "Aku cuma butuh ditemenin sekarang, tapi janji aku ceritain, kamu kan orang yang jadi repot gara-gara masalahku ini" lanjut Rara. "OK deh, kalo kamu lagi gak pengen ngomongin, aku gak bakal nanya lagi" jawabku. Sesampainya dirumahku, ternyata Rara gak ada persiapan apa-apa untuk pergi ke bandung, dia cuma membawa tas kecil yang berisi dompet dan peralatan kosmetik. "Ra pake bajuku aja deh, baju kamu kan dah kotor dipake perjalanan" kataku sambil memberi Rara bajuku yang paling kecil dan celana pendek berkaret. "Ok deh" jawabnya menerima baju tersebut. Kemudian Rara masuk kekamar mandi membersihkan badan dan berganti pakaian. Sementara aku membersihkan kamarku untuk ditempati Rara dan aku menggelar kasur di ruang tamu untuk tempat aku tidur. Aku memang punya kasur cadangan untuk persiapan kalo ada keluarga ato teman yang mau manginap. "Ra kamu tidur di kamar aku aja ya, tuh aku dah siapin" kataku ke Rara. "Aduh sorry Rian, aku jadi ngerepotin banget" katanya. "Trus kamu dimana ?" tanya Rara. "Tuh di ruang tamu, aku punya kasur cadangan kok" jawabku. "Kamu dah makan malem ?" tanyaku. "Udah, pake beberapa gelas bir" jawabnya sambil ketawa. "Dasar kamu... Ya udah aku punya french fries sama nugget, mau aku gorengin gak ?" tawarku. "Bolehlah, dari pada gak ada apa-apa" jawabnya sambil tertawa kecil. Akhirnya aku memasakkan dia kentang goreng, nugget dan sosis, emang cuma ada itu di kulkasku. Aku juga membuatkan dia teh hangat. Setelah makan dan minum, terlihat Rara agak segaran dikit. "Ya udah Ra, kamu tidur aja sekarang, udah jam setengah 2 nih" kataku. "Lagian aku juga dah ngantuk banget" lanjutku. "OK deh" jawab Rara yang kemudian beranjak masuk ke kamar, sebelum masuk dia sempat ngelambain tangan ke aku sambil tersenyum. Dasar nih orang, ngerepotin tanpa perasaan Kemudian aku rebahan di kasur dan menyalakan televisi. Tv memang ada di ruang tamuku. Aku mengecilkan suaranya supaya tidak mengganggu Rara. Walaupun aku dah ngantuk, tapi susah sekali aku memejamkan mata. Sekitar 15 menit kemudian, Rara keluar dari kamar an menghampiri aku. "Ada apa Ra ? butuh sesuatu ?" tanyaku. Rara cuma diam tapi kemudian rebahan disampingku, bahkan dia menarik selimut yang aku pakai supaya dia kebagian. "Kan aku dah bilang yan, aku lagi butuh ditemenin. Aku boleh tiduran disini gak ? Aku masih pengen ngobrol-ngobrol dulu sama kamu" kata Rara. "Tapi Ra, kita kan beda" jawabku. "Beda gimana ?" tanya Rara yang sudah rebahan disebelahku. "Ya kamu kan cewek, aku cowok, trus kita dah sama-sama dewasa, apa kamu gak takut" tanyaku. "Hmmm.. masa sih kamu mo nyakitin aku ? Setau aku dari dulu kamu kan baik sama aku Yan." jawab Rara. Aku cuma menarik nafas, pikirku mungkin aku baik sama dia, tapi kan aku juga cowok biasa, mana ada cowok yang gak pusing ada cewek cantik tidur disebelahnya "Ya terserah kamu aja sih, walau menurutku agak aneh. Tapi berhubung kamu sedikit mabuk wajarlah" kataku. Rara cuma tersenyum kecil. "Ra, ngapain kamu ada di Bandung, trus dari sekian banyak orang di bandung kenapa sih kamu minta aku yang jemput ?" tanyaku. "Gak tau Yan. Dipikiranku cuma ada kamu yang bisa aku percaya dan aku repotin" jawabnya. Aku tersenyum kecil, sialan nih cewek, di baikin malah manfaatin. "Inget waktu kuliah dulu ga yan, kamu kan bantu aku terus" lanjut Rara. Aku terdiam mengingat masa lalu, memang sih Rara dulu gak semangat banget kuliahnya, kalo gak dibantu mungkin gak selesai. "Inget waktu skripsiku dulu gak ? Kan kamu banyak banget bantu aku" lanjut Rara. "Kayaknya aku gak bantuin deh, tapi ngebuatin" jawabku sambil tertawa. "Ye... tapi kan aku dah bayar pake makan-makan" jawab Rara sambil memukul lenganku. "Masa sih bayarnya cuma makan-makan" jawabku sambil terus tertawa. "Jadi dulu gak iklas nih" tanya Rara cemberut. "Ya iklas lah, namanya juga temen" jawabku. kami berdua tertawa. "Ra, seinget aku, kamu dulu cewek baik-baik banget deh. Walau kamu trendi abis, selalu gaya, tapi gak pernah aneh-aneh. Tapi coba liat sekarang, tiba-tiba dateng ke bandung, mabok, trus nginep di tempat cowok lagi" kataku. Rara cuma terdiam sambil memandangi cincin yang dipakai di jari manisnya. Kemudian dia melepas cincin itu dan meletakkannya di lantai. "Ini gara-gara tunangan gue yan" kata Rara lirih. "Jadi kamu dah tunangan ?" tanyaku. Rara cuma mengangguk kecil. "Dulu.." jawabnya singkat. "Kok dulu ?" tanyaku heran. "Sampe siang tadi sih yan. Hari ini kan libur, maksud aku sih mau istirahat aja dirumah. Tapi tiba-tiba tunanganku dateng sama seorang cewek. Dia mo mutusin tunangan kita. Dia mo nikah sama cewek itu minggu depan yan, cewek itu dah hamil" kata Rara sambil terisak. "Oh gitu" jawabku prihatin. "Masalahnya dia udah ngelamar aku yan, tanggal pernikahan juga udah ditentuin, persiapan juga udah dimulai" lanjut Rara dengan tangisnya yang menjadi. "Mau bilang apa coba aku sama keluargaku Yan, aku malu banget" lanjut Rara menangis. "Ya mo gimana lagi Ra, masalahnya emang berat banget" kataku kemudian memeluk dia. Lama sekali Rara menagis dipelukanku. Aku gak bisa banyak komentar, emang masalahnya pelik banget sih. Setelah tangis reda, pelukan kami lepaskan, aku dan rara rebahan saling bersisian kembali. "Mungkin emang dia bukan jodoh kamu Ra." kataku ke Rara. "Iy sih, tapi masa sih dia ninggalin aku gitu aja" jawab Rara. "Abis mo gimana lagi Ra ? Anak yang dalam kandungan cewek itu gimana ? Kan harus ada yang tanggung jawab" jawabku. "Kalo misalnya kamu maksain nikah sama dia, apa kamu mau seumur hidup tersiksa mengingat cowok yang kamu nikain ternyata gak bertanggung jawab sama darah dagingnya sendiri" "Iya juga sih. Kalo aku jadi cewek itu, aku pasti juga nuntut tanggung jawab" kata Rara. "Ya masih untung lah mantan tunangan kamu masih mau tanggung jawab" kataku. "Sebenernya dia dulu pernah minta ML sama aku, tapi aku tolak Yan. Mungkin kalo dulu aku kasih enggak jadi begini kejadiannya" kata Rara blak-blakkan. "Walaupun demikian Ra, menurut aku gak bisa jadi alasan terus dia selingkuh dan ngehamilin cewek laen" Kataku. "Dasar cowok, kenapa sih pikirannya seks melulu" kata Rara sedikit meninggi. "Emang tuh, makanya aku gak mau pacaran sama cowok" jawabku sambil tertawa. Rara ikutan tertawa. "Rian, kamu dah pernah ML gak ?" tanya Rara menyelidik. Aku cuma tersenyum kecil. "Kok gak jawab ? dah pernah ya ?" tanya Rara dengan sangat ingin tau. "Tuh kan diem aja, berarti dah pernah. Dasar cowok sama aja, pikirannya gak jauh-jauh dari selangkangan" kata Rara sambil memukuli dadaku. "Ya walaupun dah pernah tapi aku kan gak ngelingkuhin tunanganku dan ngehamilin cewek laen" jawabku menggoda Rara sambil tertawa. "Sama aja, dasar cowok. Brengsek semua" kata Rara sambil mengubah posisi yang awalnya menghadapku menjadi menghadap keatas. Aku masih tertawa. "Yan emang ML enak banget ya, kok banyak banget sih yang belom nikah tapi dah ML, sampe hamil lagi" tanya Rara. "Enggak Ra, ML sakit banget, makanya aku gak mau lagi" jawabku becanda. Rara mencubit pinggangku. "Ihh... ditanya serius malah becanda" kata Rara. "Abis kamu pake nanya sih. Ya pasti enak lah, kalo enggak kenapa semua orang pengen ML dan jadi ketagihan lagi" Kataku. "Mungkin kalo ML gak enak manusia udah punah kali. Gak ada yang mau punya anak kalo MLnya ga enak ato sakit" kataku bercanda. Rara cuma ketawa kecil. "Emang enaknya kayak gimana sih" tanya Rara. Aku terdiam sejenak. "Gimana ya Ra, aku susah untuk neranginnya, tapi emang ML kegiatan paling enak dari semua kegiatan. Entar kamu juga ngerti kok kalo udah ngalamin" jawabku. "Hmm... enaknya kayak coklat gak ?" tanya Rara semakin aneh "Gimana ya Ra, kalo kita makan coklat kan rasa enaknya konstan, sebanyak yang elo makan ya enaknya kayak gitu aja. Tapi kalo ML enaknya ada tahapannya. jadi enaknya berubah-ubah tergantung tahapnya, kayak ada sesuatu yang dituju, ya orgasme itu" jawabku. "Emang orgasme itu kayak apa sih ?" tanya Rara lagi. "Aku gak ngerti orgasme cewek ya, tapi kalo dicowok sih orgasme biasanya barengan sama keluarnya sperma. Dicewek kayaknya sih mirip, abis kalo cewek udah orgasme biasanya vaginanya banjir lendir" jawabku. "Gitu aja ?" tanya Rara. "Ya enggak lah" jawabku. "Kalo dah orgasme badan rasanya rileks banget, kaya diawang-awang gitu deh sangking enaknya". lanjutku. "Jadi mau.." kata rara dengan muka pengen. Aku mendorong jidat Rara sambil berkata "Udah tidur sana, pikiran kamu dah kacau tuh", walaupun sebenarnya aku juga jadi mau "Tapi bener Yan, aku jadi mau. Kamu mau gak ?" tanya Rara. Aku cuma diam. "Kenapa Yan, aku kurang cantik ya ? ato aku kurang seksi sampe kamu gak mau ?" tanya Rara. "Bukan begitu Ra. Kamu tuh lagi mabok, belom sadar bener. Pikiran kamu jadi kacau. Mendingan kita tidur aja deh, dari pada ngelakuin sesuatu yang mungkin nanti kita seselin besok pagi." kataku. Rara mengangguk kecil. "Ya udah, kita tidur. Tapi sebelum tidur aku boleh peluk kamu gak ? Sekali aja.." tanya Rara. Aku memandangi Rara kemudian memeluknya. Rara melingkarkan tangannya dileherku sedang aku memeluk pinggang langsing Rara. Paha Rara menjepit pahaku diselangkangannya. "Ma kasih ya Yan, kamu selalu bantu aku kalo aku ada masalah" kata Rara. "Iya, iya, sekarang kamu tidur istirahat, biar pikiran kamu tenang besok" kataku sambil mengelus-elus rambutnya. Kemudian aku mengecup kening Rara. Pelukan Rara makin erat, aku melanjutkan mengelus-elus rambutnya, kadang aku mengelus punggungnya. "Yan cium lagi dong" kata Rara. Aku mengecup keningnya lagi. "Bukan disitu" kata Rara lagi. "Disini ?" kataku sambil menunjuk pipinya, kemudian aku mengecup pipi yang merona merah itu. "Bukan disitu" kata Rara lagi sambil menutup mata dan memajukan bibirnya. Wah si Rara bener-bener menguji imanku. Sebenarnya aku dah nafsu banget dari tadi, tapi dalam hatiku aku gak mau manfaatin cewek yang lagi gak 100% sadar. Aku kecup bibirnya. Tapi setelah kukecup Rara masih menutup mata dan menyorongkan bibirnya ke aku. Aku kecup sekali lagi, kali ini agak lama. Rara bereaksi dengan ikut menghisap bibirku. Aku lepas ciumanku, kemudian aku memandang Rara yang sedang melihatku dengan penuh harap. Well... wtf lah, aku gak peduli lagi, akhirnya aku cium Rara dengan buas. Aku mencium Rara dengan menghisap bibir bawahnya, Rara membalasnya dengan menghisap bibir bawahku. Kadang-kadang aku masukkan lidahku ke mulutnya. Awalnya Rara gak bereaksi, tapi lama-lama saat lidahku masuk dia menghisap kencang, kadang-kadang Rara gantian memasukkan lidahnya kemulutku. Selama ciuman, aku mengelus rambut Rara, kemudian elusanku turun ke punggungnya, turun lagi ke pinggangnya. Kemudian aku memberanikan diri untuk meremas pantatnya. Rara melenguh kecil "Uhh...." sambil menekan selangkangannya kearah selangkanganku. Setelah beberapa kali mengelus bagian belakang sampai meremas pantatnya, aku meremas dadanya. Hmmm... payudara Rara mantap sekali. Besar sekali dibandingkan dengan tubuhnya. "Hmm... Hgmmm.. Hgmmm" lenguh rara karena payudaranya diremas-remas olehku, dengan tidak melepaskan ciumannya. Birahi memuncak saat meremas-remas sepasang daging kenyal Rara. Kemudian aku mengelus punggung rara kembali. Kali ini aku masukkan tanganku kedalam kausnya dan mengelus punggungnya langsung dikulit. Shit, ternyata Rara tidak pakai bra, pantas saja tadi waktu payudaranya aku remas dari luar terasa kenya sekali. Saat aku mengelus-elus punggungnya, aku elus juga bagian samping tubuhnya sehingga panggkal payudara ikut terelus. Sepertinya Rara sangat menikmati elusanku, kemudian dia memagang tanganku dan mengarahkan tanganku agar meremas-remas payudaranya. Gila, asik banget payudaranya. Payudaranya mancung kedepan dengan pentil yang besar ! Aku sangat menikmati meremas-remas payudara Rara, terkadang aku memainkan pentilnya. Sepertinya Rara juga sangat menikmatinya, tubuhnya bergetar sambil mengeluarkan lenguhan-lenguhan kecil "Uggrhh....ugrh...." Pahaku yang dijepit diantara selangkangan sengaja aku gesek-gesekkan ke memeknya supaya Rara makin terangsang. Rara meresponnya dengan ikut menekan-nekan memeknya lebih kuat ke pahaku. Kalau aku berhenti menggesekkan pahaku, maka Rara menggerak-gerakkan sendiri pinggulnya. Tangan kananku kembali meremas pantat Rara. Kali ini aku masukkan tanganku ke celananya. Berhubung dia pakai celana berkaret, aku dengan mudah memasukkan tanganku. Ternyata Rara juga tidak memakai celana dalam. Aku dengan mudah meremas pantat bulat itu. Setiap aku meremas pantatnya, Rara makin menekan memeknya ke pahaku. Aku mencoba untuk memegang memeknya dari belakang. Saat tersentuk, tubuh Rara seperti tersetrum, sambil melenguh "Uhh....". Hmmm... ternyata Rara benar-benar terangsang, memeknya sudah sangat basah. Sekarang aku memegang memeknya dari depan. Dan mulai mengelus-elus bibir luar memek Rara yang sudah banjir itu. Rara melepaskan ciumanku. Sekarang setiap aku menggosok bibir luar vaginanya, rara memekik kencang "Ohgh....Ohgh.... Ohgh.....". "Enak yan, enak banget. Kamu ngapain aku, kok enak banget sih" kata rara sambil merem melek. Dengan jari tengahku aku mencari klentitnya, kemudian aku usap perlahan. "Akhhh..." teriak Rara saat klentitnya aku usap. Kemudian Rara menahan tanganku, sepertinya dia tidak kuat kalau klentitnya diusap terus. Akhirnya aku telentangkan Rara. Kemudian aku membuka kaos yang dikenakan Rara sehingga Rara 1/2 bugil sekarang. Aku buka paha Rara lebar-lebar dan aku tempatkan tubuhku diantara selangkangannya. Sasaranku berikutnya adalah payudaranya. Sekarang aku menjilati pentil payudara kanannya. Tubuh Rara begerak-gerak keenakan, sepertinya dia suka sekali aku menjilati dan menghisap-hisap pentilnya. Kadang Rara menyatukan kedua payudaranya agar lebih maju. Aku berhenti sebentar, memandangi Rara. Sebenarnya aku ingin sekali membuka celana Rara dan menusuk-nusuk memeknya dengan penisku. Tapi aku sedikit ragu. "Yan, setubuhin aku dong, aku dah gak tahan nih" kata Rara sambil memandangku penuh harap. Perkataan Rara seperti menghapus keraguanku entah kemana. Aku menari celana Rara dengan mudah, apalagi Rara membantu dengan mengangkat pantatnya. Kemudian aku berdiri, membuka kaos dan celanaku, shinga sekarang aku dan Rara sama-sama bugil. Sesaat aku memandang tubuh Rara. Badannya yang langsing tinggi dibalut dengan kulit putih mulus, ditambah payudara besar didadanya. Kakinya yang panjang dan jenjang memiliki betis seperti bulis padi. Aku ternganga sesaat apalagi saat melihat vaginanya yang diliputi bulu hitam titis diantara pahanya yang sudah terbuka lebar. "Kok cuma diliatin ?" tanya rara. Aku terseyum kemudian menempatkan tubuhku diantara selangkangannya. AKu cium Rara sekali lagi, dia membalasnya dengan cukup buas, kemudian ciumanku turun ke payudara besarnya. Aku cuma mau memastikan Rara cukup terangsang sebelum aku menembus memek perawannya. Sat mencium penisku menggesek-gesek memeknya walaupun belum masuk. Aku posisikan tubuhku dan menuntun penisku ke memeknya. "Ra, pertamanya sakit, tapi entar enak kok" kataku. "Iya yan gue juga sering denger". jawab Rara. Aku mulai mendorong penisku kedalam memek Rara. Rara hanya memandangku sambil menggigit bibirnya. Saat penisku sudah masuk 1/2 Rar memekik "AKhh...sakit yan" . Aku berhentikan sebentar penisku. Setelah selang beberapa saat aku goyang sedikit penisku kemudian aku dorong lagi sampai full. "Aduh yan sakit banget" kata Rara memelas. "Tenang Ra, paling sakitnya sebentar, nanti juga enak" kataku menenangkan. "Enggak Yan, sakit banget, bisa elo cabut dulu gak" pinta Rara sambil menahan sakit. Aku juga gak tega melihatnya akhirnya aku cabut penisku. Saat dicabut penisku diselimuti darah perawan Rara. Dari vaginanya juga aku melihat darah mengalir. Hmmm... memang lebih banyak daripada darah perawan yang pernah aku liat. "Yan kok berdarah sih ?" tanya Rara panik. "Itu namanya darah perawan sayang. Selaput dara kamu dah pecah" jawabku. "Aku mo kekamar mandi dulu yan, mo bersihin dulu" kata Rara. Aku mengantarkan Rara kekamar mandi dan menungguinya dari luar, untuk memastikan Rara gak apa-apa. Setelah Rara keluar dari kamar mandi, vaginanya sudah bersih. Tapi nafsuku sudah turun, sepertinya nafsu Rara juga sudah turun. Akhirnya kami hanya rebahan saling berdampingan, masih bugil. "Yan kok sakit banget ya" tanya Rara. "Iya lah Ra, itu kan pertama kalinya kamu, memek kamu masih sempit ditambah ada selaput dara" jawabku. "Masih mau lanjut gak Ra ?" tanyaku pada Rara. "Mau yan, tapi pelan-pelan ya" jawab rara. Akhirnya Aku tempatkan tubuhku diatas tubuhnya lagi. Aku mulai menciumi tubuh rara. Dari bibirnya, pipi, leher dan payudaranya. Aku seperti gak puas-puas menciumi dan menjilati tubuh mulus yang masih sekel itu. Kadang tanganku mengelus memeknya. Aku memang tidak berencana mencium vaginanya, takutnya dia shock dan merasa jijik, bisa batal orgasme malam ini Setelah Rara sudah cukup terangsang, aku arahkan penisku ke vaginanya. Kali ini Rara tidak terlihat tegang seperti waktu yang pertama. Aku dorong penisku masuk. "Heghh..heghmm..." lenguh Rara saat penisku masuk. Kali ini vaginanya tidak terlalu sulit dipenestrasi, mungkin karena tidak tegang sehingga cairan vaginanya cukup. Aku dorong penisku sampai mentok. Aku melihat ada sediki darah mengalir dari vaginanya, mungkin sisa selaput daranya masih ada yang belum pecah. Aku goyang perlahan penisku, tubuh Rara terguncang sedikit, rara masih menggigit bibirnya. Goyanganku aku percepat sedikit, nikmat sekali memek Rara. Sangking sempitnya serasa penisku terhisap kuat oleh vaginanya. Aku percepat goyanganku, sekarang Rara mulai melenguh, "Akh...Akh...Akhhh..." seirama dengan keluar masuknya penisku di vaginanya. "Lagi yan..Lagi yan..Lagi" desahnya sambil memegangi pantatku seakan ingin menekannya terus. "Gila Ra, memek kamu enak banget, sempit banget". kataku. "Penis kamu juga keras banget yan, enak..." jawab Rara disela-sela lenguhannya. Aku memang tidak berniat untuk memakai gaya lain. Untuk pertama kalinya Rara cukup pakai gaya konvensional, laki-laki diatas. Dengan demikian aku bisa ngontrol tusukan penisku kedalam memeknya. Aku tusuk perlahan memek Rara, kadang aku percepat. Kadang aku berhenti sesaat kemudian aku tusuk dengan keras. Kadang aku tusuk kearah samping. Tiba-tiba tubuh Rara sedikit menegang, sepertinya dia ingin orgasme. Aku percepat goyanganku, soalnya aku mau orgasme sama-sama. Kalo sama yang perawan kadang gak mau terus kalo dia udah orgasme, cepek katanya. "Ahhh...Akhh....Aghkhh.." pekikan Rara makin keras seiring dengan makin cepatnya tusukan penisku. "Lagi sayang...lagi...lagi.." pekik Rara. Akupun merasa aku sedikit lagi akan orgasme. Tiba-tiba tubuh rara menegang dan terguncang hebat sambil berteriak "AKHHHH...." rara mendekapku erat dan melingkarkan kakinya di tubuhku, Aku pun sudah tidak kuat lagi, tapi aku gak bisa melepaskan tubuhku dari Rara. Akhirnya aku nekat, aku tekan penisku dalam-dalam dan aku tembakkan spermaku ke rahim Rara 5 atau 6 kali. Aku puas sekali menggagahi Rara komplit, dari merawanin sampai orgasme didalam memeknya. Setelah beberapa lama akhirnya penisku mengecil dan rara melepaskan dekapannya. "Gila enak banget, pantes banyak yang ketagihan" Kata rara setelah rebahan disebelahku. Akhirnya Rara pulang kejakarta hari minggu sore. Aku dan Rara beberapa kali mengulangi persetubuhan kami disela-sela aku dan Rara jalan-jalan di Bandung,

Thursday, September 3, 2015

Adik Sepupuku



Gua tertarik untuk ceritain pengalaman gua ini,
setelah ngebaca punya
temen-temen yang udah ngirim duluan.
Soalnya pengalaman ini yang tau ya
cuman gua ama yang bersangkutan (adik sepupu gua).
Dan pengen share ama
netter-netter yang interest dan bakal ngebaca.
Soal entar pada percaya
ato enggak ya terserah aja, mana bisa tau kalo gua boong ato enggak, ya
kan?
Singkat cerita, gua udah 2 taun nggak ketemu ama adek sepupu gua yang
satu ini, sebut aja namanya Nita, umurnya 19, lulus SMA tapi nggak
kuliah, tinggi kira- kira 168 cm beratnya nggak tau tapi yang pasti
proporsional, rambutnya hitam panjang agak bergelombang, kulit putih
mulus, Chinese Menado soalnya, ukuran bra 34C (gua tau deskripsi ini
penting, kalo nggak susah ngebayanginnya, hehe). O iya, ukuran bra ini
gua taunya belakangan lho, dulu- dulu ya nggak tau.
Gua terakhir ketemu dia summer 96 waktu gua pulang dari Vancouver buat
liburan. Sekarang gua udah kerja kira-kira 4 bulan di satu perusahaan
swasta. Dari sejak gua SMA, Nita ini adek sepupu yang paling deket ama
gua, apa aja pasti diceritain ke gua termasuk pengalaman-pengalaman dia
ama co-conya.Memang si Nita ini anaknya agak-agak nakal dan berani, jadi
nggak heran kalo perawannya ilang waktu masih umur 15. Dan sekarang aja
daripada kuliah dia lebih milih jadi model freelance (sempet masuk
semifinalis di satu majalah ce), tapi belon prof masih amatir lah. Sejak
gua balik dari Vancouver Nita sering jalan-jalan ama gua entah nemenin
gua lunch ato nonton, kalo yang nggak kenal gua pasti nyangkain kita ini
pacaran. Diem-diem gua sih sering juga tergoda ama penampilan fisik Nita
yang sekarang makin bohai aja, dan dia udah punya co sih, seorang
pengusaha muda (bakal nikah ama ce lain). Inilah yang jadi masalah buat
Nita, sering dia stress mikirin co nya yang udah dijodohin ama ce lain
dan ngadu ke gua. Satu malem dia nelfon ke rumah gua and ngajak gua ke
tempat kos dia, katanya lagi kesepian soalnya co nya lagi ada kerjaan di
luar kota. Gua sih sebagai kakak kasian juga, and kebetulan lagi nggak
ada kerjaan jadi ya gua iyain, rencananya sih mau gua ajak ke cafe
ngobrol-ngobrol.
Sampe di tempat kos Nita ternyata dia males keluar, terus ya udah gua
ngobrol-ngobrol aja di kamarnya. Lagi ngobrol-ngobrol eh tau-tau dia
keluarin seperangkat alat yang biasa dipake buat mengkonsumsi salah satu
jenis drugs yang populer di kalangan anak muda (nggak usah gua sebutin
deh apa namanya, yang pasti makenya agak repot dan nariknya bisa PP kalo
nafasnya panjang). Gua sih emang bukan pemake tapi juga nggak asing ama
barang-barang gituan, jadi waktu diajak make bareng ama Nita ya ok-ok
aja. Cukup banyak kita berdua make barang itu sambil becanda- becanda.
Sambil ketawa-ketawa and ngobrol-ngobrol tiba-tiba si Nita ngelepas
T-shirtnya dengan alasan kegerahan, gua sih agak kaget tapi pura-pura
tenang, tapi terus terang dalam keadaan under influence kaya gitu gairah
kelaki-lakian gua jadi bangkit dengan luar biasa, ngomong pun jadi
enteng. Baru sekali itu gua ngeliat betapa bagusnya buah dada Nita,
nggak terlalu gede tapi keliatan kenceng dan menantang untuk diremas.
Sekali-kali tanpa disadari dia kalo gua merhatiin, Nita melakukan
gerakan-gerakan seperti menekan teteknya itu, mungkin dia bener- bener
enjoy.
Akhirnya dia sadar kalo dari tadi gua ngeliatin dia, dan tampaknya
pandangan mata co kalo lagi nafsu itu nggak bisa ngeboongin. Nita
tersenyum sambil mendekatkan badannya dan peluk gua. Gua pun peluk dia
juga, hmm kerasa kenyal banget tetek dia, and putingnya yang ternyata
udah keras itu kerasa di dada gua. Saat itu juga kontol gua langsung
ereksi abis. Nita mendekatkan wajahnya ke gua dan lidahnya dimainin di
bibir gua yang masih terkatup karena kaget dan seneng yang belon ilang.
Gua pun berinisiatif ngebalas permainan lidah dia dengan lidah gua, kita
pun saling mengulum dengan penuh nafsu.
Nita berbisik," Kak...Nita udah nggak tahan dari kemaren...puasin Nita ya
Kak.."
Gua pun mengangguk dengan antusiasnya. Abis mendesah di kuping gua tadi
Nita melanjutkan permainan lidahnya di mulut gua, sementara tangan gua
pun mulai ngelepasin tali BH. Dia...sadar kalo BHnya sedang gua copot,
Nita dengan tanpa berhenti nge-kiss gua ngelepasin celana pendeknya.
Damn!! dalam hati gua kagum juga ama adek gua yang satu ini, jam
terbangnya pasti udah tinggi. Gua ngelepasin mulut gua dari mulut Nita
buat ngeliat dengan jelas teteknya yang dari tadi gesek-gesek dada gua.
Bener-bener indah! gua remas sejadi- jadinya sambil gua mainin ujung
lidah gua di putingnya.
Nita mendesah, " Aduhhh kak...sshhhh..aduhhh h..". Cuman itu yang keluar
dari mulutnya.
Sementara itu gua terusin permainan lidah gua ke arah perutnya yang rata
itu, gua berhenti di bagian pusar dan konsentrasi di bagian itu sambil
ngeremes bokongnya yang padat, kedua tangan gua selipin ke bokongnya dan
pelan-pelan gua lucutin celana dalemnya ke bawah. Detik berikutnya
tampaklah sebuah pemandangan yang luar biasa indahnya. Nita ternyata
tipe ce yang suka ngebiarin jembutnya tumbuh dengan lebat tanpa
tersentuh alat cukur..... Gua elus-elus paha dalemnya dan naik sampe ke
pinggir sisi kiri kanan bibir luar vaginanya. Gua elus-elus vaginanya
dengan dua jari bergerak dari arah bawah ke atas. Sementara itu Nita
meremas-remas sendiri teteknya sambil merem, keliatan banget kalo dia
sangat menikmati permainan ini.
Pelan gua sibak bibir vaginanya dengan jempol dan telunjuk ke arah atas
sampe kelentitnya nongol keluar, terus gua jilatin deh kelentit Nita
pelan-pelan dengan jilatan-jilatan pendek dan terputus sambil tangan gua
yang satunya mainin puting susunya.
Nita makin mendesah, "Iya kak...shhhhh...disit u kak...enak kak..shhhh."
Tampak keningnya berkerut tanda kenikmatan yang dia alami makin naik ke
level yang lebih tinggi. Gua nerusin permainan lidah gua dengan
jilatan-jilatan panjang dari lubang anusnya sampai ke kelentitnya.
Terasa di ujung idung gua yang sekali-kali nyentuh, vagina Nita mulai
basah, bahkan sebagian cairan vaginanya mengalir sampai ke lubang
anusnya. Sesekali pinggulnya bergetar dibarengi erangan Nita yang makin
keras. Gua pun segera memutar badan gua ke posisi "69". Walaupun celana
panjang gua belon lepas, gua yakin pasti Nita dengan cekatan melepasnya
dan bener!! Terampil sekali dia ngebuka celana gua dan celana dalem gua
sekaligus dengan satu gerakan dan langsung masukin kontol gua yang udah
tegang dari tadi ke mulutnya yang hangat itu, shit!! kalo gua nggak
bisa kontrol dikit aja...pasti deh gua bakal keluar dalam satu menit,
kuat banget isepan si Nita dan gerakan ujung lidahnya begitu lincah di
bagian bawah palkon gua, kebayang deh geli-geli enaknya.... tapi gua
segera fokus ke jilatan-jilatan gua di vagina Nita yang makin basah aja
apalagi waktu gua masukin dua jari ke lubang vaginanya, saat udah masuk
semua, gua sedikit bengkokin jari gua ke arah atas supaya bisa kena
"G-Spot" dia dengan tekanan yang cukup.
Bener!!!...Nita sedikit menjerit dan pantatnya nyentak ke atas sampe
jari-jari gua yang tadinya di dalem kelepas dan bagian jembutnya
menghantam muka gua. Gua segera kembali masukin dua jari gua dan
melakukan gerakan yang sama.... tapi kali ini gua juga mainin lidah gua
di kelentit Nita yang tampak semakin menonjol hingga gampang dirasakan
untuk diisep, gua isep pelan sambil mainin lidah gua. Nita makin kenceng
and hot aja ngisep- isep kontol gua...duhh Nita... Nita....
Tiba-tiba dia ngelepas isepannya dan mendesah dengan suara yang
tertahan, " Kak.....Nita udah nggak nahaannn....masukin
kak...shhhhhhh.....s ekarang kak!!...shhhhhh.&quo t;
Tanpa perlu mendengar " perintah" tersebut untuk kedua kalinya gua dengan
secepat kilat memutar badan gua, gua tekuk kaki Nita ke atas dan tanpa
ampun gua tusukin kontol gua ke lobang vagina Nita yang udah banjir
itu.....
Nita teriak, " ADUHH KAKK....!!!! Ahhhhhh..." sambil menarik kepalanya ke
belakang dan menggigit bibirnya.
Gua masuk keluarin kontol gua dengan gerakan pelan tapi panjang-panjang,
uhhh enak bener meki Nita ini, basahnya itu bener-benar kerasa hangat di
dalem. Makin lama gua makin cepet gocek kontol gua karena gua sendiri
udah nggak nahan tarik keluar masuk pelan-pelan kaya gitu. Nita
mengerang sejadinya, gerakan pinggulnya mengikuti irama kocokan gua,
sesekali tangan gua mainin kelentitnya, gua usap-usap dengen gerakan
yang sama cepetnya dengan kocokan kontol gua. Pada tahap ini erangan
Nita udah nggak terdengar tapi mulutnya kebuka segede tuh mulut bisa
ngebuka sambil merem kenceng-kenceng, gua bener-bener nggak tahan liat
ekspresi muka adek gua yang imut ini, gua pelanin kocokan gua dan
rebahin badan gua ke depan buat ngelumat bibir dia yang kebuka itu....
Begitu Nita kerasa bibirnya kesentuh lidah gua langsung dilumat abis
bibir gua dan diisep- isepnya lidah gua sampe sedikit kerasa sakit...
Nafasnya bener-bener kaya kuda....gua sendiri juga....dan gua tau nggak
bakal bisa nahan sampe paling lama 2 menit lagi.
Nita mengerang di mulut gua dan detik berikutnya ngelepas ciumannya
sambil menjerit, " HAADUUHHHHHH......... ADUUUUHHH KAAAK!!..."
Rupanya Mita telah mencapai klimaks, kerasa banget cairan vaginanya
menyemprot dengan lembut di kontol gua beberapa kali dibarengin dengan
kontraksi vaginanya, nggak sampe dua puluh detik setelah itu gua pun
ngerasa bakal keluar...... Segera gua cabut kontol gua yang basah kuyup
dengan cairan vagina Nita itu keluar, gua arahin kontol gua ke lantai,
nggak tega gua nyemprotin sperma gua ke badan adek gua tersayang
itu..... Ada mungkin 5 kali lebih gua nyemprotin air mani gua ke lantai,
nggak selalu gua klimaks seperti itu....dari 5 kali making love mungkin
sekali yang kaya gitu. Gua segera ngebersihin kontol gua dan juga
tentunya tumpahan mani gua yang di lantai itu. Gua liat Nita udah
tergeletak lemas dengan mata terpejam....rupanya klimaksnya begitu kuat
sampe dia tertidur. Gua bersihin vaginanya pake tissue pelan-pelan dan
melap keringetnya pake anduk.Gua segera pake baju karena gua juga
ngerasa capek banget dan nggak mungkin gua tidur di situ. Setelah gua
mengenakan pakaian, gua tengok lagi adek gua tersayang itu dan gua kecup
keningnya dengan penuh kasih sayang... Perasaan gua waktu ngecup
keningnya berbeda dengan kalo gua setelah making love dengan ce-ce lain.Perasaan sayang gua tetep sebagai sayang seorang kakak ke adek, nggak
ada perasaan ingin memiliki sebagai pacar (jangan sampe deh). Gua belai
kening dan pipinya.... Sekali lagi gua kecup pipinya dan gua tarik
selimut buat nutupin tubuhnya yang polos tanpa selembar benangpun itu.
Dalam perjalanan dari kamar Nita ke tempat parkiran mobil gua ngelewatin
beberapa orang yang mungkin aja temen si Nita, mereka ngeliatin gua
dengan tatapan penuh curiga... Mungkin aja mereka denger-denger
dikit...ah gua cuek aja, kagak ada yang tau kalo gua kakaknya ini..pikir
gua. Dalam perjalanan pulang gua segera ngebayangin ce gua, berusaha
ngerasain kalo gua abis making love ama dia, bukan adek gua... Ternyata
bisa walau agak sulit karena ce gua nun jauh di negeri seberang....oh
iya...udah ex tuh... Tapi sempet juga gua berpikiran nakal untuk
ngelakuin itu lagi ama Nita..(dasar co ya).. Tapi hmmm dia kan adek
gua..... Apakah terulang lagi??? Tunggu gua ceritain pengalaman gua
selanjutnya....
Nb: kalo niatnya cuman ngeledekin ato caci maki gua mending batalin aja
deh, kagak bakalan gua tanggepin. Kalo yang pengen sekedar kenalan aja,
gua tunggu..ok :)

Anakku Pelampiasan Nafsuku



Bukan salahku kalau aku masih menggebu-gebu dalam berhubungan seks.
Sayangnya suamiku sudah uzur.
kami beda umur hampir 15 tahun.
sehingga dia tidak lagi dapat memberi kepuasan kepadaku. Dan bukan salahku pula kemudian aku mencari pelampiasan pada pria-pria muda di luar, untuk memenuhi hasrat seks-ku yang kian menggebu di usia kepala 3 ini.

Namun sepandai-pandainya aku berselingkuh akhirnya ketahuan juga. Suamiku marah bukan kepalang memergoki aku berpelukan dengan seorang pria muda sambil telanjang bulat di sebuah motel.
Dan ultimatum pun keluar dari suamiku. Aku dilarang olehnya beraktivitas di luar rumah tanpa pengawalan. Entah itu dengan suamiku ataupun kedua anakku. Tak sedikitpun aku lepas dari pengawasan mereka bertiga. Secara bergantian ketiganya mengawasiku. Tommy anak sulungku yang baru masuk kuliah dapat giliran mengawasi di pagi hari karena dia masuk siang. Siangnya giliran Bagus yang duduk di kelas dua SMA, untuk mengawasiku. Dan malamnya suamiku kena giliran. Tentu saja aktivitas seks-ku pun terganggu total. Hasratku sering tak terlampiaskan, akibatnya aku sering uring-uringan. Memang sih aku bisa masturbasi, tapi kurang nikmat. Dua minggu berlalu aku masih bisa menahan diri.

Sebulan berlalu aku sudah stres berat. Bahkan frekuensi masturbasiku terus bertambah, sampai pernah sehari 10 kali kulakukan. Tapi tetap saja tak pernah mencapai kepuasan yang total. Aku masih butuh kemaluan laki-laki! Seperti pada pagi hari Senin, saat bangun pagi jam 8 rumah sudah sepi. Suamiku dan Bagus sudah pergi, dan tinggal Tommy yang ada di bawah. Aku masih belum bangkit dari tempat tidurku, masih malas-malasan untuk bangun. Tiba-tiba aku tersentak karena merasa darahku mengalir dengan cepat. Ini memang kebiasaanku saat bangun pagi, nafsu seks-ku muncul. Sebisanya kutahan-tahan, tapi selangkanganku sudah basah kuyup. Aku pun segera melorotkan CD-ku dan langsung menyusupkan dua jari tangan kananku ke lubang kemaluanku. Aku mendesis pelan saat kedua jari itu masuk, terus kukeluar-masukkan dengan pelan tapi pasti. Aku masih asyik bermasturbasi, tanpa menyadari ada sesosok tubuh yang sedang memperhatikan kelakuanku dari pintu kamar yang terbuka lebar. Dan saat mukaku menghadap ke pintu aku terkejut melihat Tommy, anak sulungku, sedang memperhatikanku bermasturbasi.

Tapi anehnya aku tidak kelihatan marah sama sekali, tangan kanan masih terus memainkan kemaluanku, dan aku malah mendesah keras sambil mengeluarkan lidahku. Dan Tommy tampak tenang-tenang saja melihat kelakuanku. Aku jadi salah tingkah, tapi merasakan liang vagina yang makin basah saja, aku turun dari tempat tidur dan berjalan ke arah Tommy. Anak sulungku itu masih tenang-tenang saja, padahal saat turun dari tempat tidur aku sudah melepas pakaian dan kini telanjang bulat. Aku yang sudah terbuai oleh nafsu seks tak mempedulikan statusku lagi sebagai mamanya.

Saat kami berhadapan tangan kanan langsung meraba selangkangan anak sulungku itu.
�Bercintalah dengan Mama, Tommy!?pintaku sambil mengelus-elus selangkangan Tommy yang sudah tegang.
Tommy tersenyum, �Mama tahu, sejak Tommy berumur 17 Tommy sudah sering membayangkan bagaimana nikmatnya kalo Tommy bercinta dengan Mama..?
Aku terperangah mendengar omongannya.
�Dan sering kalo Mama tidur, Tommy telanjangin bagian bawah Mama serta menjilatin kemaluan Mama.?
Aku tak percaya mendengar perkataan anak sulungku ini.
�Dan kini dengan senang hati Tommy akan entot Mama sampai Mama puas!?

Tommy langsung memegang daguku dan mencium bibirku dan melumatnya dengan penuh nafsu. Lidahnya menyelusuri rongga mulutku dengan ganas. Sementara kedua tangannya bergerilya ke mana-mana, tangan kiri meremas-remas payudaraku dengan lembut sementara tangan kanannya mengelus permukaan kemaluanku. Aku langsung pasrah diperlakukan anakku sedemikian rupa, hanya sanggup mendesah dan menjerit kecil. Puas berciuman, Tommy melanjutkan sasarannya ke kedua payudaraku. Kedua puting susuku yang waktu kecil pernah Tommy hisap, kembali dihisap anak sulungku itu dengan lembut. Kedua permukaan payudaraku dijilati sampai mengkilat, dan aku sedikit menjerit kecil saat putingku digigitnya pelan namun mesra. Aduh, tak henti-hentinya aku mendesah akibat perlakuan Tommy. Ciuman Tommy berlanjut ke perut, dan anakku itu pun berjongkok sementara aku tetap berdiri. Aku tahu apa yang akan Tommy lakukan dan ini adalah bagian di mana aku sering orgasme. Yah, aku paling tak tahan kalau kemaluanku di oral seks.

Tommy tersenyum sebentar ke arahku, sebelum mulutnya mencium permukaan lubang tempat di mana dia dulu pernah keluar. Lidahnya pun menari-nari di liang vagina mamanya, membuatku melonjak bagai tersetrum. Kedua tanganku terus memegangi kepalanya yang tenggelam di selangkanganku, saat lidahnya menjilati klitorisku dengan lembut. Dan benar saja, tak lama kemudian tubuhku mengejang dengan hebatnya dan desahanku semakin keras terdengar. Tommy tak peduli, anak sulungku itu terus menjilati kemaluanku yang memuncratkan cairan-cairan kental saat aku berorgasme tadi. Aku yang kelelahan langsung menuju tempat tidur dan tidur telentang. Tommy tersenyum lagi. Anakku itu kini melucuti pakaiannya sendiri dan siap untuk menyetubuhi mamanya dengan penisnya yang telah tegang. Tommy bersiap memasukkan penisnya ke lubang vaginaku, dan aku menahannya, �Tunggu sayang, biar Mama kulum burungmu itu sebentar.?Tommy menurut, di sodorkannya penis yang besar dan keras itu ke arah mulutku yang langsung mengulumnya dengan penuh semangat. Penis anakku itu kini kumasukkan seluruhnya ke dalam mulutku sementara anakku membelai rambutku dengan rasa sayang. Batangnya yang keras kujilati hingga mengkilap.

�Sekarang kau boleh entot kemaluan Mama, Tom..?kataku setelah puas mengulum penisnya. Anakku itu mengangguk. Penisnya segera dibimbing anakku menuju lubang kemaluan tempat Tommy lahir. Vaginaku yang basah kuyup memudahkan penis Tommy untuk masuk ke dalam dengan mulus. �Ahh.. Tomm!?aku mendesah saat penis Tommy amblas dalam kemaluanku. Tommy lalu langsung menggenjot tubuhnya dengan cepat, lalu berubah lambat tapi pasti. Diperlakukan begitu kepalaku berputar-putar saking nikmatnya. Apalagi Tommy seringkali membiarkan kepala penisnya menggesek-gesek permukaan kemaluanku sehingga aku kegelian. Berbagai macam posisi diperagakan oleh Tommy, mulai dari gaya anjing sampai tradisional membuatku orgasme berkali-kali. Tapi anak sulungku itu belum juga ejakulasi membuatku penasaran dan bangga. Ini baru anak yang perkasa.

Dan baru saat aku berada di atas tubuhnya, Tommy mulai kewalahan. Goyangan pinggulku langsung memacunya untuk mencapai puncak kenikmatan. Dan saat Tommy memeluk dengan erat, saat itu pula air mani anak sulungku itu membasahi kemaluanku dengan derasnya, membuatku kembali orgasme untuk yang kesekian kalinya. Selangkanganku kini sudah banjir tidak karuan bercampur aduk antara mani Tommy dengan cairanku sendiri. Tommy masih memelukku dan mencium bibirku dengan lembut. Dan kami terus bermain cinta sampai siang dan baru berhenti saat Bagus pulang dari sekolah. Sejak saat itu aku tak lagi stress karena sudah mendapat pelampiasan dari anakku. Setiap saat aku selalu dapat memuaskan nafsuku yang begitu besar. Dan tidak seorang pun mengetahui kecuali kami berdua.

Kakak Ipar Gue



Ketika itu gue masih kelas 2 smp.
Gue lagi di suruh nyokap buat nganterin makanan ke rumah abang tiri gue.
Umur abang tiri gue beda jauh ama gue.
Umurnya waktu itu 35 taon. Bininya umurnya sekitar 30anlah. Waktu itu rumah abang gue lagi sepi. Keponakan gue lagi pada sekolah siang. Abang gue lagi kerja. Tinggal ipar tiri gue aja lagi di rumah.

Pas udah nyampe dan udeh ngasih anteran gue mao pulang tapi ipar gue nyuruh gue buat ngambil cetakan foto yang katanya buat dititipin ke nyokap. Gue terus pergi ke lemari kamar die. Di dalem lemarinya banyak barang yah udah gue cari-cari dulu. Di tengah tumpukan itu ternyata ada stensilan. Terus terang aja gue baru kali itu liat kaya gituan. Gue terpana dong. Eh lagi asik-asiknya ngeliat tiba-tiba ipar gue ada di belakang gue. Dia senyum-senyum sambil nanya �Nyarinya kok lama??

Reaksi gue langsung malu ama gelagapan. Terus dia bilang wajar kok atas tingkah gue yang �salting? Dia bilang dia punya yang laen yang lebih bagus. Trus dia nyalakan video player dan alamak hot banget adegannya mata gue nggak bisa kedip sedikitpun. Ketika gue lagi terpana dan terangsang tiba-tiba tangan ipar gue ngegerayangin kontol gue. Aduh gile rasanya �nyer-nyeran?ampe-ampe rasa anget campur dingin naik turun di dada gue dan ke seluruh pelosok tubuh gue.

Tiba-tiba tangannya ngebimbing tangan gue buat masuk ke dalam toket(tetek) dia. Alamak?anget banget dan mulus kenyal. Uah?!gila rasanya selangit. Terus toketnya dikeluarin langsung dah gue terkam, mmmhhhh pentilnya langsung gue isep. Sambikl tangannya terus buka celana gue sambil ngocok-ngocok �batangan gue? Nggak berapa lama gantian dah ipar gue yang ngisep kontol gue, uih..! gile gue langsung �ngecrot? Peju(sperma) gue langsung diminum.Terus gue lesu. Ipar gue bilang jangan pulang dulu. Gue di suruh tidur dulu di kamarnya. Baru berasa semenit tidur muka gue terasa ada yang nindihin. Pas gue melek dikit tiba-tiba gue ngeliat ipar gue lagi ngedudukin muka gue sambil ngegesek-gesekin ke muka gue. Buset deh itu memek udeh basah sampe gue mau buka mata susah gara-gara aer dari memeknya bikin bulu mata gue lepek(basah). Trus gue disuruh jilatin memek die.

Emang sih rada jijik tapi waktu itu gue kagak berani ngelawan perintah orang yang lebih tua tapi lama-lama terbiasa juga ngejilatinnya. Abis itu dia nyepong(ngoral) gue lagi. Pas udah ngaceng(ereksi) langsung aja dia masukin ke memek dia. Slup!! aje ahhh itu memek rasanya licin banget. Enak, legit ame basah. Toketnya disodorin(diarahkan) ke muka gue. Langsung aje gue isep. Tapi gue payah kagak bertahan lama. Akhirnya gue ngecrot lagi tapi ipar gue belon puas gue terus dia terus aja ngegesekin memeknya di kontol gue yang udeh loyo sampe akhirnya dia puas.

Setelah itu gue secara teratur belajar �ngegoyang?cewe dari ipar gue supaya gue ta�an lama. Gue lakukan sampe gue kelas dua es em u karena gue udeh punya pacar. Gue suka ngisep toket ama ngejilat memek yang bersih. Tapi sekarang gue ude putus.

Sunday, August 23, 2015

Terjebak Permainan Terlarang



Namaku Nina,
saat ini aku sedang kuliah semester akhir di salah satu perguruan tinggi swasta di kota Bandung.
Saat kejadian itu menimpaku.
aku sedang duduk di semester dua.
Sebenarnya seluruh keluargaku tinggal di kota Jakarta, dan mereka agak keberatan jika aku harus kuliah di luar kota, tapi saat itu aku sudah bertekad untuk belajar hidup mandiri hingga akhirnya mereka mengijinkan aku untuk melanjutkan studi di kota tersebut.

Di Bandung aku tinggal di sebuah kos putri yang letaknya tidak begitu jauh dari kampusku. Aku tinggal bersama seorang temanku yang aku kenal di kampus. Namanya Lenny, dia gadis berdarah Sunda asli. Padahal dia bisa saja tinggal di rumahnya yang juga berada di kota Bandung, tapi menurutnya dia ingin lebih bisa berkonsentrasi dengan kuliahnya, jadi dia memutuskan untuk tinggal di kos bersamaku.

Lenny adalah gadis yang sangat pintar dan juga sopan, begitu sopannya sampai-sampai dia tidak pernah mengenakan pakaian yang seksi atau sedikit terbuka saat bepergian atau berangkat kuliah, padahal menurutku wajah Lenny sangat cantik, rambutnya panjang dan hitam dengan kulit tubuh yang putih mulus, layaknya gadis gadis Sunda pada umumnya, sementara postur tubuhnya juga sangat bagus dan proporsional, pinggangnya ramping didukung oleh kedua belah kakinya yang jenjang, apalagi Lenny juga memiliki payudara yang besar, mungkin dua kali lebih besar daripada buah dadaku. Pokoknya, jika saja Lenny mau berdandan dan sedikit mengubah penampilannya, dia bisa menjadi salah satu gadis tercantik di tempat kuliahku.

Untuk memenuhi kebutuhanku agar tidak terlalu mengandalkan uang kiriman dari orang tuaku, aku memutuskan untuk kuliah sambil bekerja paruh waktu di salah satu club billiard yang cukup besar dan eksklusif di kota Bandung. Aku bekerja menjadi salah seorang penjaga meja, sekaligus merangkap pramusaji di club tersebut, kadang kadang aku merasa sangat lelah dan letih, apalagi jika aku harus terpaksa pulang larut malam dari tempat kerja. Tapi tidak apalah, yang penting aku bisa mempunyai cukup uang dan dapat memenuhi kebutuhanku sendiri tanpa harus mengandalkan kiriman uang dari orang tuaku, lagipula aku sudah bertekad untuk belajar hidup mandiri.

Singkat cerita, hari itu aku sedang bingung, karena besok adalah hari terakhir waktu pembayaran uang semester, padahal kiriman dari orang tua belum juga sampai ke rekeningku, dan saat gajianku masih seminggu lagi, sementara uang tabunganku sudah habis untuk keperluan dan biaya hidupku sehari-hari hingga sore itu aku benar benar pusing memikirkannya. Akhirnya, kuberanikan diri untuk meminjam uang ke club tempat aku bekerja, tapi perusahaan tidak dapat mengabulkan permohonanku dengan alasan saat itu tidak ada dana yang tersedia karena seluruh uang yang ada sudah disetorkan ke pemiliknya.

Malam itu, dengan perasaan sedih dan bingung, aku berkemas untuk pulang kembali ke kosku. Saat itu jam kerjaku memang telah selesai. Aku berjalan lunglai dari ruangan karyawan, bingung memikirkan nasibku besok, saat kulihat Lenny sudah menungguku di ruang tunggu

?Gimana Nin? Dapat pinjaman uangnya?? tanya Lenny.
?Nggak bisa Len.. Nggak apa-apa deh, besok gua minta keringanan aja dari kampus? ujarku dengan nada lemas.
?Elu sendiri, dari mana.? Tumben mampir ke sini?? tambahku sambil melihat ke arah jam tanganku, saat itu sudah hampir jam sepuluh malam, tidak biasanya Lenny berani keluar malam-malam, pikirku heran.
?Gua abis dari mall di depan, ngecek ATM, siapa tahu kiriman gua udah sampai, buat nalangin bayaran elu, tapi ternyata belum sampai..? ujar Lenny dengan nada menyesal.
?Thanks banget untuk usaha lu Len.? ujarku sambil mengajaknya pulang.

Kami berdua berjalan melewati ruangan billiard. Saat itu di sana masih ada empat orang tamu yang sedang bermain ditemani oleh manajerku, mereka adalah teman-teman dari pemilik club tersebut, jadi walaupun club tersebut sudah tutup, mereka tetap dapat bebas bermain. Aku sempat berpamitan dengan mereka sebelum aku kembali berjalan menuju pintu keluar saat tiba-tiba salah seorang dari mereka memanggilku..

?Nin.., Temenin kita main dong..!? serunya.
?Kita taruhan. Berani nggak?? tambah temannya sambil melambaikan tangannya ke arahku.

Aku tertegun sejenak sambil menatap bengong ke arah mereka. Rupanya mereka sedang berjudi, dan mereka mengajakku untuk bergabung. Wah, boleh juga nih. Siapa tahu menang.., pikirku.

?Taruhannya apa? Saya lagi tidak bawa uang banyak..!? seruku, sementara kulihat Pak Dicky manajerku, berjalan menghampiriku.
?Gampang.., kalau kamu bisa menang, satu game kami bayar lima ratus ribu, tapi kalau kamu kalah, nggak perlu bayar, kamu cuma harus buka baju aja, kita main sepuluh game.. Setuju?? seru salah seorang dari mereka.

Aku terkesiap mendengar tantangannya, kulirik Lenny yang saat itu sudah berada di depan pintu keluar, dia tampak menggelengkan kepalanya, sambil memberi tanda kepadaku, agar aku cepat-cepat meninggalkan club tersebut.

?Brengsek! Nggak mau..!? ujarku sambil membalikkan tubuhku. Bisa-bisa aku telanjang kalau dalam sepuluh game itu aku kalah terus, pikirku dengan sebal. Tapi tiba-tiba langkahku terhenti saat tangan manajerku menahan pundakku.
?Terima aja Nin, kamu kan lagi butuh uang, lagipula mereka nggak begitu jago kok..!? ujar manajerku berusaha membujuk.
?Tapi Pak..!? jawabku dengan nada bingung, sebenarnya aku mulai tertarik untuk memenuhi tantangan mereka, dengan harapan aku bisa memenangkan seluruh game, lagipula aku benar benar membutuhkan uang tersebut.
?Sudahlah.! Kalau kamu bersedia nanti saya kasih tambahan uang, lagipula nggak enak menolak tamu-tamu bos..? ujarnya sambil terus membujukku.
?Oke.. Tapi kalau saya kalah terus gimana?? tanyaku kepada mereka.
?Tenang aja, kamu hanya lepas baju aja kok! Kami janji nggak akan berbuat macam macam..!? seru orang yang berada paling dekat denganku.
?Baik.. Tapi janji.. Tidak akan macam macam!? jawabku memastikan perkataan mereka, sementara Lenny langsung berjalan menghampiriku.
?Lu udah gila apa Nin..! Gua ngga setuju!? serunya dengan nada marah.
?Tenang aja Len, elu duduk aja di sana, nungguin gua..! Oke?? ujarku sambil menunjuk ke arah sofa yang berada di pojok ruangan.
?Tapi Nin?? ujar Lenny dengan wajah ketakutan.
?Udah, nggak apa-apa, elu nggak perlu takut..? sanggahku sambil tersenyum menenangkan hatinya, akhirnya Lenny pun berjalan dan duduk di sofa tersebut.

Sudah lima game berjalan, aku menang dua kali dan kalah tiga kali, membuat aku harus menanggalkan jaket, blouse dan celana panjang yang kukenakan hingga saat itu hanya tersisa bra dan celana dalam saja yang masih melekat di tubuhku. Jangan sampai kalah lagi, ujarku dalam hati, dua kali lagi aku kalah, maka aku akan benar-benar bugil. Pikiranku mulai panik, sementara di pojok ruangan, Lenny sudah tampak mulai resah melihat keadaanku.

Tapi naas. Udara dingin dari AC di ruangan tersebut membuat aku sulit untuk berkonsentrasi sehingga aku kembali kalah pada game keenam, membuat mereka langsung bersorak riuh, memintaku untuk segera menanggalkan bra yang kukenakan. Aku sudah hampir menangis saat itu, tapi mereka terus memaksaku, maka dengan perasaan berat dan malu, akhirnya kulepaskan juga bra yang melekat di tubuhku, membuat buah dadaku langsung mencuat dan terbuka di hadapan mata mereka yang tampak melotot saat memandang tubuh telanjangku.

?Sudah.. Sudah, kita berhenti saja, saya menyerah!? seruku memelas sambil berusaha menutupi tubuh bagian atasku, saat itu aku sudah merasa sangat malu dan tidak lagi berminat untuk meneruskan taruhan itu.
?Nggak bisa..! Perjanjiannya kan sampai kamu telanjang, baru permainannya selesai..!? protes lawan mainku, akhirnya aku hanya bisa menuruti kemauannya.
?Buka.. Buka..!? sorak mereka saat pada game berikutnya aku kembali kalah dan harus melepas celana dalamku.
?Sudah.. Kita batalkan saja taruhannya..!? jeritku sambil meraih pakaianku dan berlari menjauhi mereka, tapi salah seorang dari mereka dengan sigap menubrukku dari belakang, membuatku terhempas di atas meja billiard dengan posisi menelungkup dan laki-laki itu menindihku dari atas.
?Lepaskan..!? teriakku kaget sambil meronta dengan sekuat tenaga, tapi laki laki itu terus menindihku dengan kuat, membuat aku benar benar tidak bisa bergerak sama sekali, akhirnya aku terkulai lemah tak berdaya sambil terus menangis.
?Pak dicky..! Tolong saya Pak..!? jeritku sambil menyapukan pandangan mencari manajerku.

Betapa terkejutnya aku saat kulihat Pak Dicky sedang mendekap tubuh Lenny sambil tangannya berusaha melucuti pakaian yang melekat di tubuhnya dibantu oleh tiga orang temannya. Bersamaan dengan itu kurasakan sesuatu mendesak masuk ke dalam liang kemaluanku. Rupanya saat itu laki-laki yang berada di atas tubuhku, sudah akan memperkosaku. Dia menyelipkan batang penisnya dari sela-sela celana dalam yang kukenakan dan terus menekannya dengan keras, membuat batang kemaluannya makin terhunjam masuk melewati bibir vaginaku.

?Jangan.. Ouh..!!? jeritku sambil berusaha menahan pahanya dengan kedua tanganku, tapi batang kemaluannya terus melesak masuk, sehingga akhirnya benar-benar terbenam seluruhnya di dalam liang vaginaku.
?Jangan keluar di dalam, Pak..!? gumamku pelan sambil menahan tubuhku yang berguncang saat laki-laki itu mulai memompaku.
?Oke.. Uh.. Ssh.. Kamu cantik Nina..!? ceracau laki laki itu saat mulai bergerak di dalam tubuhku.
?Ouh.. Hh..!? desahku lirih.

Aku memejamkan mataku, merasakan getaran yang mulai menjalari seluruh tubuhku, saat pemerkosaku menghentakkan tubuhnya dengan makin cepat, membuat aku mulai terangsang saat itu, dan tanpa sadar aku pun ikut menggerakkan pinggulku, berusaha mengimbangi gerakannya.

Aku memang sudah sering melakukan hubungan badan dengan pacarku sejak aku masih duduk di bangku SMU, malah kegadisanku telah terenggut oleh pacarku saat aku masih di kelas satu SMA, dan sejak saat itu kami rutin melakukan aktifitas seks, sampai akhirnya aku pergi melanjutkan studi di Bandung, dan sekarang aku kembali merasakan kenikmatan itu setelah selama satu tahun aku tidak pernah lagi bersetubuh.

?Ouh.. Shh. Ah.? desahku sambil terus menggoyangkan pinggulku.

Sementara di pojok ruangan, kulihat Lenny sedang berjuang dengan sekuat tenaga untuk melepaskan diri dari keempat orang yang sedang menggumulinya. Saat itu keadaan Lenny benar benar sudah sangat berantakan, kemeja lengan panjang yang di kenakannya sudah terbuka lebar dan hampir lepas dari tubuhnya, sementara bra yang dikenakannya sudah tampak setengah terbuka hingga membuat satu payudaranya menyembul keluar.

?Jangan.. Jangan.. Lepaskan.. Tolong..!? jeritnya keras sambil berusaha meronta dan melawan dengan gigih saat seseorang dari mereka mulai mengangkat rok panjang yang dikenakan oleh Lenny.
?Jangan..! Toloong..!? jerit Lenny makin keras sambil menendang-nendangkan kedua belah kakinya saat mereka mulai menggerayangi tubuh bagian bawahnya dengan buas.
?Hentikann..! Hentikan.!? teriak Lenny putus asa sambil menangis sejadi-jadinya sementara tangannya berusaha menggapai ke arah bawah, mencoba menahan tangan-tangan yang sedang melolosi celana dalamnya, tapi gerakannya tertahan oleh tangan Pak Dicky yang saat itu terus mendekap tubuh Lenny dari belakang.

Manajerku itu terus memaksanya untuk tetap berada di dalam pangkuannya, sambil sesekali meremas dan mempermainkan puting buah dada Lenny. Beberapa saat kemudian, dua orang dari mereka mengangkat tubuh Lenny sambil merenggangkan kedua belah kakinya, sementara Pak Dicky tetap mendekap tubuh Lenny sambil mulai mengarahkan batang kemaluannya ke sela-sela bibir kemaluan temanku itu.

Saat itu keadaan Lenny sungguh sangat mengenaskan, pakaian bagian atasnya sudah terbuka dengan lebar, sementara roknya pun telah tersingkap sampai sebatas perutnya, dan aku dapat melihat jelas, saat tubuh Lenny tampak menggeliat hebat ketika kedua orang yang mengangkat tubuhnya itu mulai menurunkannya dengan perlahan, membuat batang kemaluan Pak Dicky melesak masuk ke dalam liang vaginanya.

?Ough..! Jangaan..!? jerit Lenny parau sambil meringis kesakitan ketika vaginanya mulai dijejali oleh kemaluan Pak Dicky.

Perlahan, kulihat batang kemaluan itu terus melesak masuk sampai akhirnya lenyap dan terbenam seluruhnya di dalam liang rahim Lenny, saat itu tubuh Lenny benar-benar telah menyatu dengan tubuh Pak Dicky. Dan Lenny tampak mengerang kesakitan sambil menggeliatkan tubuhnya.

?Arghh.. Sakitt.., perihh, lepaskan itu dari tubuhku..!? jerit Lenny dengan nafas yang tersengal-sengal, dia masih berusaha meronta, ketika Pak Dicky mulai bergerak di dalam tubuhnya, membuat Lenny makin menjerit-jerit kesakitan, sampai akhirnya tubuhnya terkulai lemas tak sadarkan diri di dalam dekapan Pak Dicky.

Pak Dicky masih terus memompa tubuh Lenny yang pingsan itu dengan kasar, begitu kasarnya hingga membuat tubuh temanku itu ikut berguncang dengan hebat. Buah dadanya yang besar tampak menggeletar dan terlempar kesana kemari saat tubuhnya bergerak naik turun, sementara saat itu aku pun masih terus digarap oleh laki-laki yang sedang memperkosaku, sampai akhirnya tubuhku menegang dengan keras.

?Ohh..!? aku mendesah keras saat telah mencapai orgasme, seluruh sumsum di tulangku serasa ditarik keluar ketika aku benar-benar telah mencapai puncak kenikmatan, tapi tiba-tiba aku menjadi panik luar biasa saat kurasakan penis laki-laki itu berdenyut keras di dalam liang rahimku.

?Jangan.. Jangan di dalam..! Lepaskan.. Bajingan..!? jeritku putus asa saat kurasakan cairan hangat membanjiri rongga kemaluanku. Laki-laki itu telah menyemburkan cairan spermanya di dalam liang rahimku.

Sesaat kemudian posisinya sudah digantikan oleh temannya, dan aku kembali diperkosa. Sementara di pojok ruangan, Lenny pun masih terus digarap oleh mereka, kulihat darah keperawanannya meleleh keluar dari sela-sela bibir vaginanya, bercampur dengan cairan sperma, saat seorang dari mereka mulai kembali melesakkan liang vagina Lenny dengan batang penisnya.

Malam itu, Aku dan Lenny menjadi piala bergilir, tubuh kami berdua dikerjai dan diperkosa habis-habisan oleh mereka. Siksaan itu baru berakhir saat waktu sudah menunjukkan jam empat subuh. Kulihat di depanku tertumpuk sejumlah uang pecahan seratus ribu. Kuraih uang tersebut sambil berusaha bangkit dan mengenakan seluruh pakaianku, setelah itu aku berjalan mendekati tubuh Lenny yang masih meringkuk di sudut ruangan. Saat itu dia sudah siuman dari pingsannya, dia mengerang kesakitan sambil menangis meratapi kegadisannya yang telah terenggut paksa pada malam itu. Kurangkul tubuhnya dan membantunya berjalan pulang..

Selembut Nafsu Wanita

http://ameliaseks.blogspot.com/2015/08/download-film-dewasa.html


Di suatu desa hiduplah seorang pemuda yang bernama Ryan Wilantara.
Ia sehari-hari berprofesi sebagai tukang ojeg.
Pasa awalnya pengalaman sebagai tukang ojeg biasa-biasa saja bahkan lancar-lancar saja.
Tetapi lama kelamaan pengalamannya semakin pahit.
Hal itu ditandai dengan semakin sepinya penumpang tetapi persaingan tetap ada.

Untuk mengubah nasibnya, akhirnya Ryan memutuskan untuk mengadu nasib di kota. Untuk modal tersebut Ryan terpaksa menjual motor milik satu-satunya itu. Akhirnya terjuallah motor Ryan seharga 5 juta kepada tetangganya yang kebetulan sedang membutuhkan motor.

Dengan modal sebesar itu jadilah Ryan pergi ke kota untuk mengadu nasib. Saat tiba di kota Ryan mencari kontrakkan yang cocok untuknya. Setelah cukup lama mencari, ia mendapatkan kontrakan dengan biaya sebesar Rp 150.000/bulan. Untuk ukuran Jakarta biaya tersebut termasuk murah.

Setelah resmi menempati kontrakan itu datanglah seorang gadis tetangganya untuk berkenalan.

"Hai.." sapa gadis itu.
"Hai juga.." balas Ryan.
"Aku baru melihatmu di sini."
"Ya memang saya baru datang dari desa untuk mengadu nasib di kota ini."
"Ooh dan siapa namamu?"
"Namaku Ryan, panggil saja aku Ryan. Dan namamu..?"
"Namaku Melisa, panggil saja aku Lisa."

Setelah itu cukup lama mereka berbincang-bincang mengenai diri dan pengalaman mereka.

"Lis, nanti sore kamu ada acara.?"

Lisa berpikir sejenak.

"Tidak, memangnya ada apa?"
"Aku mau mengajakmu untuk membeli mebel."
"Ya, bisa nanti aku, kau ajak."

Saat ini waktu sore pun tiba. Ryan dan Melisa pergi ke toko mebel sambil berbincang-bincang. Ryan membuka pembicaraan.

"Lis, aku saat ini menganggur dan ingin mencari pekerjaan. Apakah engkau punya informasi lowongan kerja?"
"Kalau di tempatku ada yaitu sebagai security, kamu mau?"
"Memangnya kerjamu dimana sih?"
"Aku bekerja sebagai DJ di sebuah diskotik."
"Kalau ada lowongan di sana tolong bantu aku dong."
"Ya, akan aku usahakan."

Pada suatu saat dengan usaha Lisa, Ryan di panggil oleh manager diskotik untuk wawancara. Dan wawancara berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun. Selain itu Ryan juga di terima untuk bekerja di discotik itu.

Ryan mulai bekerja pada esok malam yang kebetulan berbarengan dengan sahabat barunya, Lisa.
Hari pertama Ryan mulai bekerja pada pukul 6 sore sampai pukul 4 pagi. Begitu juga untuk hari-hari berikutnya. Kebetulan pada jam kerja itu berbarengan dengan Lisa sehingga mereka bisa berangkat bersama-sama.

Di discotik itu Ryan berkenalan dengan Herman sebagai kepala security. Malampun semakin larut tetapi pengunjung semakin ramai. Saat itu datanglah seorang wanita cantik berambut panjang mengunjungi diskotik tersebut. Ia datang sendirian dengan wajah yang murung yang mungkin di sebabkan karena kesepian.

Kemudian wanita itu menghampiri di mana Ryan dan Herman berada.

"Maaf, adakah yang bisa menemaniku?"

Atas permintaan wanita itu Ryan dan Herman saling tatap. Lalu Herman memberi kode agar Ryan yang memenuhi permintaan wanita itu. Ryan pun setuju karena Herman merupakan atasannya. Kemudian wanita itu menggandeng Ryan untuk menuju ka lantai discotik untuk berdansa. Musik mengalun lembut dan wanita itu mendekap erat tubuh Ryan. Dan wanita itu berkata:

"Aku baru melihatnu di sini."
"Ya, saya memang orang baru di sini."
"Kenalkan, namaku Sarah dan siapa namamu?"
"Panggil saja aku, Ryan."

Kemudian metreka kembali berdekapan erat sampai alunan musik selesai. Setelah itu Sarah kembali berbicara kepada Ryan.

"Ryan pas libur kerja maukah kau main ke rumahku."

Ryan berpikir sejenak.

"Mungkin bisa tetapi jam berapa?"
"Kira-kira jam 9 pagi lah."
"Ya, akan saya usahakan untuk mengunjungi rumahmu."

"Ohh, terima kasih Ryan." Ucap Sarah sambil mengecup pipi Ryan dan memberikan beberapa lembar seratus ribuan ke telapak tangan Ryan. Ryan berusaha untuk menolak tetapi sarah terus memaksanya. Akhirnya Ryan pun terpaksa menerima uang dari Sarah.

Setelah Sarah pergi keluar dari diskotik itu, Ryan memghampiri Herman untuk melaporkan kejadian yang baru dialaminya.

"Bang Herman tadi wanita itu memberiku uang sebanyak ini."
"Ooo, itu memang rejekimu, maka terimalah dan aku minta satu lembar untuk beli rokok."

Dan Ryan pun memberikannya dengan senang hati. Selain itu Ryan juga memberikan beberapa lembar uang tersebut kepada Lisa saat sampai di rumah kontrakannya. Dan Lisa pun sangat senang menerimanya. Beberapa hari kemudian Ryan teringat janjinya kepada Sarah untuk main ke rumahnya. Memang pada waktu yang lalu Ryan juga diberikan kartu nama dari Sarah.

Untuk menepati janjinya Ryan jadi pergi menuju rumah Sarah yang alamatnya sudah tertera di kartu nama dari Sarah. Dengan menggunakan angkutan umum, Ryan sampai di suatu pemukiman elit. Kemudian Ryan mencari rumah yang tertera di kartu nama tersebut. Setelah mencari-cari, Ryan menemukan rumah yang akan dicari. Saat Ryan sampai di pintu gerbang rumah Sarah, pintu pagar itu terbuka secara otomatis. Ternyata Sarah sudah menunggu di teras rumahnya.

Ryan sangat kagum dengan rumah Sarah, karena rumah itu sangat besar dan mewah. Halaman rumah itu cukup luas dengan aman yang sangat indah. Sarah menyambut mesra kedatangan orang yang dinantikannya, yaitu Ryan.

"Hai Ryan. Akhirnya kau datang juga."
"Engkau sudah lama menungguku?"
"Belum kok baru 5 menit aku menunggumu di sini, ayo kita ke dalam sekarang. Aku sudah menyiapkan santapan untukmu."

Akhirnya Ryan mengikuti Sarah untuk masuk ke dalam rumah gadis itu. Ryan sangat kagum dengan perabotan yang ada di rumah Sarah, semuanya serba lux dan sangat indah di pandang mata. Setelah itu mereka menuju ruang makan untuk makan siang bersama. Ternyata hidangan yang sudah dipersiapkan oleh Sarah cukup banyak yang membuat Ryan cukup terkejut.

"Wah, banyak sekali hidangan ini. Apakah ini hanya untuk kita berdua?"
"Ya, ini untuk kita berdua, memangnya kenapa?"
"Terus terang hidangan ini sangat banyak. Apakah kita berdua sanggup untuk menghabiskannya?"
"Kalau tidak habis, tidak apa-apa. Kan nanti bisa dihangatkan jika kita ingin makan lagi."
"Oh ya Sarah."
"Ya ada apa, sayang?"

Di rumah sebesar ini kamu tinggal dengan siapa?"

"Di sini aku tinggal sendirian dengan 2 orang pembantu."
"Berarti apakah kamu tidak kesepian?"
"Aku memang kesepian Ryan. Dan aku sangat berharap engkau mau tinggal bersamaku di sini."
"Waduh bagaimana ya. Aku saat ini masih bingung dan saya tidak enak dengan anggapan orang, karena kita ini bukan apa-apa dan baru berkenalan."
"Walaupun begitu aku mohon padamu Ryan agar engkau mau tinggal bersamaku di sini untuk mendampingi aku yang setiap saat kesepian."

Ryan semakin bingung dengan permohonan Sarah itu antara menolak atau menerima, dalam diri Ryan masih perang batin.

"Atau kalau engkau tak mau tinggal di sini bagaimana kalau engkau aku belikan sebuah rumah supaya aku bisa bebas untuk mengunjungimu"
"Wah jangan Sarah itu sama saja engkau membuat hutang budi kepadamu".
"Aku ikhlas kok yang penting kita bisa bertemu setiap saat."

Setelah makan siang selesai, mereka terdiam cukup lama sampai akhirnya Sarah membuka pembicaraan kembali.

"Ryan, ikut aku yuk!"
"Kemana?"
"Pokoknya ikut deh."

Akhirnya Ryan mengikuti Srah untuk menuju keruang tengah. Di ruang tengah itu Sarah menyalakan TVnya yang cukup besar sekaligus VCD playernya. Ryan melihat Sarah memasukkan sekeping vCD ke playernya. Dan Sarah kembali mendekati Ryan untuk duduk di sampingnya sekaligus untuk menonton film dari TV itu.

Ternyata dari tangan di TV itu Ryan cukup terkejut karena yang di tampilkan adalah tayangan yang sangat vulgar. Tak lama kemudian Sarah bangkit untuk menuju ke kamarnya. Tak lama kemudian Sarah kembali muncul dari kamar dan memakai daster sutera tang sangat tipis dan tak ada pelapis tubuhnya selain daster itu. Kemudian Sarah mendekati Ryan yang sudah bangkit gairahnya karena menyaksikan tayangan vulgar dari TV itu.

"Ryan..
"Ya..
"Kita ke kamar yuk."

Bagai kerbau dicucuk hidungnya Ryan mengikuti Sarah untuk menuju ke kamarnya. Saat sampai di kamar, Sarah langsung mengunci pintu kamar. Ryan sangat kagum dengan keadaan di kamar itu. Kamar yang cukup luas, bahkan melebihi luasnya rumah kontrakan Ryan dan berisikan perabotan yang sangat mewah. Kemudian Sarah mengajak Ryan untuk ke ranjang tidurnya yang mewah dan empuk itu.

Didekat ranjang mewah itu Ryan dan Sarah saling berhadap-hadapan. Saling pandang. Dan Sarah langsung memeluk Ryan denagn hangat dan Ryan pun memeluknya. Saat berpelukan Ryan membelai rambut Sarah yang hitam mengkilat dan panjang tergerai itu. Kemudia Ryan mencium bibir Sarah yang sejak tadi merekah. Dan Sarah pun membalas denagn melumat bibir Ryan dengan hangat. Ketika mereka saling mempermainkan lidahnya, wanita kaya yang kesepian itu benar-benar melambung perasaannya.

Karena mereka sudah tak tahan lagi, Sarah melepaskan gaun tipisnya dan sekaligus melepaskan pakaian Ryan. Lalu Sarah terlentang di atas ranjang mewah dan menantikan pelukan Ryan. Kemudian Ryan memeluk tubuh itu. Menyentuh payudaranya yang ranum dan lembut kulitnya.

Ryan mencium bibir itu kembali. Lidahnya mempermainkan rongga mulut Sarah. Menggelitiknya dan menimbulkan rasa nikmat. Sarah memang masih perawan, dan Sarah dengan antusias menangkap lidah Ryan dengan lidahnya. Permainan yang panas itu terus berlanjut. Puas mencium, Ryan dengan lidahnya menyapu sepanjang leher. Sehingga membuat Sarah menggelinjang.

"Oohh, Ryan.."

Ryan hanya tersenyum saja. Dengus nafasnya kini terasa di telinga dan lidahnya menggelitik di lubang telinga itu. Kemudia Ryan mencucup puting susunya.

"Oohh..

Ryan tersenyum. Lidahnya mempermainkan puncak payudara itu. Kemudian menghisap-hisapnya.

"Ryan.."

Puas menghisap-hisap puting susu Sarah, Ryan menjilati kulit lembut sepanjang perut. Kemudian turun ke bawah, dan singgah di bukit kecil dengan rerumputan yang menghitam. Bau wangi khas parfum dan shampo membuat Ryan betah di tempat itu. Ia menciumi rerumputan itu.

"Oohh..", desah Sarah kenikmatan.

Sejuta keindahan terasa menyatu. Kenikmatan tiada tara. Kenikmatan yamg luar biasa. Akibatnya seluruh tubuhnya gemetar hebat.

"Ryan.."
"Ya?"
"Tak tahan nih.."

Ryan tersenyum. Ryan tahu Sarah masih perawan dan alat kemaluan Ryan sudah menegang sejak tadi dan siap untuk menghujam. Ryan mencoba benda itu untuk masuk ke dalam liang vagina yang tampak mulai basah dan lembab itu.

Ia tekuk kaki Sarah yang cantik. Ia lebarkan pahanya sehingga lubang dalam liang vagina itu menganga di depan senjata pamungkasnya. Dan ia mulai masuk. Mulai menekan. Tetapi sering terpeleset. Beberapa kali ia coba, tapi gagal lagi.

Akhirnya kedua tangan Sarah membantu melebarkan bibir vaginanya. Dan Ryan memasukkan senjata meriamnya, menekan dengan tubuh. Dan akhirnya melesak ke dalam, setelah Sarah menggerakkan pantatnya sedikit. Dan terdengar pekik tersentak.

"Oouwww..!"

Sarah memeluk tubuh Ryan, matanya berkaca-kaca.

"Kenapa?" tanya Ryan lirih.
"Sakit."
"Aku hentikan ya."
"Jangan Ryan walau sakit tapi enak kok."
"Benar?"
"Ya."

Lalu Ryan melanjutkan menusuk vagina Sarah dengan senjatanya secara pelan-pelan. Ryan tahu bahwa selaput kesucian Sarah telah pecah. Pastilah darah perawan itu akan jatuh ke sprey, menetes dan ia melihat Sarah menahan rasa sakit.

Namun di sisi lain ia kepuasan di wajah itu, maka ia kemabli menggerakkan senjatanya yang terlanjur menghujam ke dalam gua lembab itu, perlahan saja. Kemudian menekannya lagi, dan begitu seterusnya. Sarah merasa ada sesuatu yang bergerak cepat dan menggetarkan seluruh sendi darahnya. Dan mengalir dengan bergolak dahsyat.

"Oohh.."

Desah Sarah merasakan kenikmatan. Begitu juga dengan Ryan, gerakannya makin cepat dan makin bertenaga, akhirnya ia mencengkeram bahu Sarah dan memeluk wanita itu. Keduanya melenguh dahsyat. Berbarengan dengan itu cairan kental dan hangat menyembur dari lubang meriam Ryan dan dinding rahim Sarah.

Dengus kepuasan terasa sekali dari hidung Ryan. Begitu juga dengan hempasan nafas Sarah. Dan Ryan menggelosor di sisi Sarah, dan melihat ada apa di bawah pantatnya. Ia melihat ada bercak darah sedikit di atas sprey yang sudah acak-acakan tak karuan itu.
download film adult
E N D

Tuesday, August 18, 2015

Nafsu Binal Mbak Wulan

http://ameliaseks.blogspot.com/2015/08/download-film-dewasa.html










Namaku Benny, peristiwa ini sudah terjadi lama,
ketika aku masih SMA kelas 3.
Saat itu aku masih perjaka ting? Main sabun?adalah satu2nya pelampiasan sex ku.
Aku punya seorang teman akrab, namanya Anton. Dia tinggal menumpang di rumah kakak lelakinya, Mas Har. Orangtua Anton tinggal di kota kecil A yg jaraknya kira?sejam perjalanan dari kotaku. Mas Har sudah beristri, namanya Mbak Wulan. Mereka belum dikaruniai momongan saat itu. Jadi serumah hanya ada mereka bertiga krn Mbak Wulan memang nggak punya pembantu.
Hubunganku dgn keluarga Anton (Mas Har & terutama Mbak Wulan) sudah sangat akrab. Mereka sudah seperti kakak kandung sendiri. Aku sering menginap di tempat Anton demikian pula sebaliknya. Jadi sudah tidak ada kecanggungan sama sekali di antara kami.
Mas Har orangnya agak pendiam, kebalikan dgn Mbak Wulan yg sangat bersahabat. Secara fisik Mbak Wulan tidaklah istimewa. Usianya saat itu sekitar 30 thn. Bodinya pun biasa saja, agak kecil malah. Tingginya sekitar 155 cm, badannya ramping. Kulitnya tidak terlalu putih tapi sangat mulus dan bersih krn dia rajin merawat tubuhnya. Wajahnya tidak terlampau cantik tapi cukup manis, lesung pipit selalu menghias pipinya. Yg paling menyenangkan dari Mbak Wulan adalah pembawaannya. Orangnya sangat ramah dan murah senyum. Diam?aku mengidolakan Mbak Wulan, kalau punya istri aku ingin yg seperti Mbak Wulan.
Saat itu aku sedang libur sekolah sehabis ujian. Pagi kira?jam 9 aku ke tempat Anton untuk mengajaknya main badminton. Aku masukkan Yamaha kesayanganku ke halaman rumah Anton. Mbak Wulan yg menyambutku di pintu sambil tersenyum.
"Anton mana Mbak??
"Wah dia barusan pulang ke A, kemarin sore di telpon ibu disuruh pulang. Kamu janjian sama dia, Ben??
"Ndak Mbak, cuman mau ngajakin badminton kok. Ya sudah Mbak, aku pulang aja.?
Aku sudah hendak menstarter motorku lagi.
"Eh Ben, bisa bantu Mbak ndak? Itu video kasetnya kusut di dalam ndak bisa keluar. Mas Har kan sudah seminggu training di Jakarta, Mbak ndak berani betuli sendiri takut malah makin rusak?
"Oke Mbak.?
Motor aku standardkan lagi dan aku bergegas masuk ke dalam. Aku langsung ke ruang tengah tempat TV dan videonya berada, ambil obeng di laci, terus aku bongkar itu video. (Tolong jangan ditertawakan ya, waktu itu memang belum ada yg namanya VCD). Mbak Wulan sudah masuk ke kamarnya lagi. Tidak sampai 10 menit kaset kusut yg terselip di rol dalam video itu sudah berhasil aku keluarkan, dan videonya sudah aku rapikan lagi. Aku buka laci tempat kaset video, aku comot sembarang kaset yg paling atas aja. Maksudku aku mau cobain, sudah bagus belum hasil "reparasi"ku.
Kaset aku masukin dan langusng aku Play. Ternyata yg aku comot tadi adalah kaset BF. Aku memang sudah tdk asing dgn film BF, maklum anak umur segitu. Kaset yg aku buat coba itu BF Asia, nggak tahu Thailand atau Filipina. "Mumpung Mbak Wulan di kamar,?aku pikir sambil coba video aku lihat BF dulu soalya jarang lihat BF Asia. Sekitar 5 menit aku nonton video, aku mulai terangsang juga, aku jadi agak lupa sama Mbak Wulan.
"Hayo ?nonton apa?
Suara lembut Mbak Wulan mengagetkan aku. Aku tdk sadar kalau Mbak Wulan sudah keluar dari kamarnya krn aku memang membelakangi pintunya sambil duduk di karpet bersandar di sofa. Aku buru?bangkit mau mematikan video sambil tersipu malu.
"Anu Mbak ? cuman mau coba videonya, ambil kaset sembarang aja.?
"Jangan dimatikan Ben, Mbak juga mau nonton ah, temeni ya a" Mbak Wulan berkata dgn nada menggodaku.
Akhirnya kami berdua nonton BF sambil duduk di karpet bersandarkan sofa yg empuk. Mula?aku salah tingkah juga krn kehadiran Mbak Wulan. Tapi lama?terbawa oleh panasnya adegan di video, aku jadi lupa akan Mbak Wulan yg berjarak kurang dari semeter di kiriku. Aku sudah terangsang dan tanpa bisa dikomando, penisku sudah menegang dgn sendirinya. Pikiranku sudah betul?dimabokkan oleh tubuh?berkeringat yg ada di pandanganku. Tak sedetik pun aku mengalihkan tatapanku dari layar TV. Apalagi saat adegan blow job diperagakan si cewek thd si cowok.
"Ben, .. kamu pengin diemut kayak gitu??
Suara lembut Mbak Wulan yg medok bhs Jawanya membuat aku terkejut. Tanpa sadar aku cuman bisa mengangguk pelan. Mbak Wulan beringsut mendekatiku dan dgn kode tangannya menyuruh aku duduk di sofa. Seperti kerbau dicocok hidungnya aku menurut saja duduk di sofa. Celana olahragaku yg komprang dan CD ku dipelorotkan oleh Mbak Wulan dgn sekali sentakan. Aku sudah tdk ingat lagi siapa Mbak Wulan itu. Batang penisku sudah berdiri tegak. Kepalanya sudah berwarna merah tua tanda darah sudah mengumpul disitu. Lendir sudah membasahi kepala penisku sehingga tampak makin mengkilap.
Sambil masih bersimpuh di karpet di hadapanku, jari?lentik Mbak Wulan mulai mengelus batang kemaluanku. Tanpa ber-kata?lagi Mbak Wulan mulai menciumi batang penisku. Lidahnya mulai me-nari? Dimulai dari bawah di kantong bijiku, lidah Mbak Wulan menggelitik terus merambat ke atas sampai di kepala penisku. Sampai disana, Mbak Wulan memasukkan penisku ke mulutnya, dihisap sedikit. Lalu dikeluarkan lagi dan dia mulai menjilati dari kantong bijiku lagi. Begitu seterusnya sampai tak seinci pun kulit kemaluanku yg tidak dijamah oleh lidah gesit Mbak Wulan. Kadang Mbak Wulan hrs bergeser sedikit demi menikmati seluruh permukaan penisku.
Aku betul?lupa segalanya. Yg kuingat hanya kenikmatan yg belum pernah aku rasakan sebelumnya. Seluruh tubuhku terasa kegelian krn jilatan lembut Mbak Wulan di penisku. Rasa geli bercampur kenikmatan sampai terasa di ujung jari kakiku. Nafasku mulai memburu. Aku tahu tidak lama lagi penisku akan memuntahkan lahar panasnya.
Tiba?Mbak Wulan merubah gayanya. Sekarang dia memasukkan seluruh batang kemaluanku yg memang tidak terlampau besar itu ke dalam mulutnya yg mungil. Lidahnya terus menggelitik tongkat kenikmatanku yg ada di dalam mulutnya. Aku makin tak tahan dan mulai menggelinjang menahan kenikmatan yg tiada taranya ini. Rupanya Mbak Wulan merasakan tubuhku makin menegang. Mulut dan lidahnya masih sibuk dgn penisku, tangan kirinya mengelus lembut perut bagian bawahku dan
jari?tangan kanannya meremas serta menggelitik kantong bijiku. Kepalanya digerakkan meng-angguk?sehingga kulit penisku yg sudah sangat sensitif ter-gesek?bibirnya yg tipis itu.
Makin lama gerakan anggukannya makin cepat. Aku sudah tidak punya pertahanan apa?lagi. Tanganku sudah meremas lembut rambut Mbak Wulan sambil sesekali menekan kepala Mbak Wulan. Gerakan kepala Mbak Wulan makin menggila.
"Ahhhhhhhhhhh crotttt crooot crooot?
Aku rasakan kenikmatan yg tdk bisa digambarkan dgn kata?sambil menyemburkan maniku di dalam mulut Mbak Wulan. Mbak Wulan tampaknya tdk terkejut dgn semburan itu, dia terus saja menggerakkan kepalanya sambil menyedot air maniku. Kenikmatan itu masih belum menghilang sekalipun ejakulasiku sudah tuntas. Mbak Wulan masih terus menghisap penisku tanpa sekali pun pernah mengeluarkannya dari mulut mungilnya. Setelah beberapa saat demikian teganganku mulai menurun. Gerakan kepala Mbak Wulan juga mulai melemah. Dgn gerakan sangat pelan dan lembut, bibirnya tetap mengatup batang kemaluanku, Mbak Wulan mengangkat kepalanya sampai seluruh penisku terlepas dari mulutnya.
Ah, aku betul?merasa di puncak surga dunia. Ini untuk pertama kalinya aku di blow job. Penisku masih berdiri sekali pun sudah tidak setegang tadi, mengkilap krn air liur Mbak Wulan tanpa ada tanda setetespun dari air maniku. Mbak Wulan memandangku tersenyum sambil bergerak bangkit duduk di sampingku. Dia mencium pipiku dgn mesra aku pun membalasnya.
"Makasih Mbak, tadi nikmat sekali. Mbak Wulan pinter.?
"Mbak juga seneng kok Ben, pejuhmu enak, ndak amis. Kamu baru pertama kali ini diemut ya Ben??
"Iya Mbak,?jawabku malu?
Kami meneruskan nonton BF yg memang belum selesai sambil duduk berpelukan. Kadang?kami saling berciuman dgn mesra, tapi aku masih belum berani menjamah Mbak Wulan. Kalau ingat saat itu aku suka geli sendiri. Bagaimana tidak, kami duduk berdampingan, Mbak Wulan masih berpakaian lengkap daster baby-doll, sedangkan aku masih telanjang celana tapi masih pakai kaos olahraga.
To be continued ?.
Kami terus menikmati adegan demi adegan di layar kaca sambil duduk berpelukan di sofa itu. Saling cium mesra menjadi bumbu menonton kami. Makin lama aku mulai terangsang lagi. Penisku mulai berdiri lagi. Mbak Wulan rupanya memperhatikan hal ini. Tangan kirinya mulai mengelus lembut batang kemaluanku yg baru saja dipuaskan dgn gelitikan lidahnya. Tiba?Mbak Wulan bangkit berdiri dan mematikan video dan TV.
"Kita ke kamar yuk Ben,?ajaknya.
Kami masuk kamar berdua. Lucu juga. Mbak Wulan menarik penisku yg sudah tegak berdiri sambil membimbingku masuk kamarnya.
"Kaosmu copot aja Ben?
Aku pun melepas satu?busana yg masih melekat di badanku. Agak malu juga aku telanjang bulat di hadapan Mbak Wulan.
"Mbak Wulan copot juga dong pakaiannya,?pintaku
Tanpa bicara sepatahpun Mbak Wulan mulai melepas baju dasternya. Terlihat kulit mulus pundak dan sebagian perut Mbak Wulan yg rata tanpa lemak sedikitpun. Dia masih mengenakan BH warna krem. Kedua tangannya menjulur ke punggungnya mencopot kaitan BHnya. Perlahan dilepasnya BH krem itu. Wow!. Sungguh pemandangan yg indah. Untuk pertama kalinya aku melihat secara langsung buah dada wanita. Biasanya aku hanya lihat di video atau foto saja. Buah dada Mbak Wulan tidak terlalu besar, seimbang dgn tubuhnya yg ramping itu. Putingnya kecil sebesar kismis, berwarna coklat tua. Tampak kedua puting Mbak Wulan sudah mengeras. Perlahan dgn sengaja sambil menghadap aku, Mbak Wulan membelai payudaranya, kedua tangannya menopang buah dadanya sambil diangkatnya sedikit. Sungguh pemandangan yg merangsang kelakianku.
Kemudian Mbak Wulan melepaskan celana baby-dollnya sekalian dgn CD nya. Sambil agak meliukkan tubuhnya kedua tangannya memelorotkan celananya. Mbak Wulan sudah bertelanjang bulat di hadapanku. Sungguh pemandangan yg sangat menggiurkan. Kulit tubuh Mbak Wulan, sekalipun itdak terlalu putih tapi sangat mulus. Bulu kemaluan Mbak Wulan sangat tipis dan jarang. Aku terus mengagumi tubuh polos Mbak Wulan. Kayaknya Mbak Wulan agak malu juga aku perhatikan seperti itu. Dia berjalan mendekatiku dan memelukku dari depan. Kami saling berciuman. Bibirku melumat bibir Mbak Wulan yg mungil tipis itu. Lidah kami saling menggelitik. Tubuh kami saling lengket. Buah dada Mbak Wulan yg ternyata sangat padat sekalipun tdk besar menekan keras dadaku. Bulu kemaluannya menggosok geli pahaku.
Kemudian Mbak Wulan melapaskan pelukannya terus berbaring telentang di tengah tempat tidur. Dgn tangannya dia memberi kode agar aku berbaring di sisinya. Tanpa perlu disuruh dua kali aku langsung menurutinya. Sambil berbaring aku mencium bibir Mbak Wulan. Aku mulai berani menjamah tubuh Mbak Wulan. Mula?aku belai pundaknya. Tanganku terus mengarah ke buah dadanya. Aku belai lembut payudara Mbak Wulan yg padat itu. Sekali?aku remas dgn mesra, sambil kami terus berciuman. Tangan Mbak Wulan membelai lembut punggungku.
Aku lepaskan bibirku dari bibir Mbak Wulan. Aku mulai mempraktekan apa yg sering aku lihat di film?BF. Aku mulai menciumi leher Mbak Wulan. Tangan kiriku masih me-remas?buah dada kanan Mbak Wulan. Kadang?putingnya yg sudah mengeras aku pelintir?dgn telunjuk dan ibu jariku. Mbak Wulan menanggapinya dgn desahan?lembut yg merangasang.
"Ahhhh ?Ohhhhh ?iya ?iya ?iya Ben ?uuuhhh?
Aku makin PD meneruskan aksiku. Sepertinya Mbak Wulan menyukai apa yg aku lakukan. Ciumanku mulai aku arahkan lebih ke bawah, ke arah payudaranya. Aku jilat?bukit dada Mbak Wulan.
"Ohhhh ?iya Ben aa uhhhh terus .. terus ? isep tetek Mbak ?ohhh Ben .. iya?
Aku mengikuti instruksi Mbak Wulan. Aku hisap lembut puting susu Mbak Wulan yg sebelah kiri sambil memelintir putingnya yg kanan. Mbak Wulan meliuk kenikmatan.
"Iya ?iya ? gitu ?terus Ben ?Ben ? ahhhhh?
Kemudian aku balik permainanku. Puting yg kanan yg aku jilat dan hisap dan yg kiri aku mainkan dgn jari?ku. Mbak Wulan makin menggelinjang.
"shhhhh shhhhhh ? ahhhh ?uhhhhh iya ?iya ? ohhh?
Tiba?Mbak Wulan duduk lalu merangkak. Kepalanya mengarah ke penisku yg memang sudah tegak sedari tadi. Mulutnya langsung mencium penisku dan mengulumnya. Lidahnya menggelitik kepala penisku yg ada di mulutnya. Kakinya mulai beringsut sedikit demi sedikit. Kemudian Mbak Wulan mulai mengangkang tepat di depan mukaku yg masih telentang itu. Sungguh pemandangan yg indah. Aku yg belum pernah melihat kemaluan wanita secara langsung bisa menikmati punya Mbak Wulan dari jarak cuman sejengkal. Bibir kemaluan Mbak Wulan sungguh tipis, liang kenikmatannya sedikit menganga, berwarna merah tua dan berlendir. Klitorisnya sudah berdiri mengeras sebesar kacang hijau. Warnanya merah pink. Aku mengangkat kepalaku, langsung aku ciumin kemaluan Mbak Wulan. Baunya agak amis tapi tidak membuat mual, persis seperti bau daging segar.
Aku mainkan lidahku di seputar lubang senggama Mbak Wulan.
"Ohhhh ?ahhhh iya Ben ?terus .. terus Ben ?ahhhh ?jilati tempik Mbaka"
Aku memang tdk bermaksud berhenti dari aksi lidahku itu. Seluruh permukaan kemaluan Mbak Wulan aku ciumi dan jilati. Kadang?lidahku aku sodorkan ke dalam lubang kenikmatan Mbak Wulan sambil aku gelitik pelan. Aku rasakan tubuh Mbak Wulan sedikit gemetar. Aku lanjutkan aksiku, kedua tanganku membelai dan meremas pantat Mbak Wulan yg kenyal itu. Kemaluan Mbak Wulan makin terasa berlendir bercampur dgn air liurku.
"shhhh ?shhhhh ? ahhhh ?ahhhhh ? jilati itilnya Ben .. ahhhh ahhhhh?
Entah perasaanku saja atau memang demikian, aku lihat klitoris Mbak Wulan sedikit lbh besar dari awalnya. Aku segera menggelitiknya dgn lidahku. Aku tarik bantal di dekatku aku topangkan di belakang kepalaku. Posisiku makin nyaman untuk menikmati seluruh permukaan kemaluan Mbak Wulan. Penisku masih di peras?oleh mulut Mbak Wulan. Dia hanya berhenti sekali?hanya untuk mengeluarkan desahan?kenikmatan.
"uhhh ?uhhhh ?shhhhh .. iya .. iya ?ohhh nikmaaat .. terus ?terus ,,,?
Kami terus di posisi itu beberapa saat. Tubuh Mbak Wulan mulai menegang, desahannya makin menggila. Sedotan mulut Mbak Wulan di penisku juga makin menguat. Lidahku makin giat menari mengitari lubang kemaluan Mbak Wulan. Sodoran lidahku ke liang kenikmatan Mbak Wulan semakin dalam. Tiba?tubuh Mbak Wulan mengejang gemetaran. Selangkangannya menekan kuat ke wajahku sampai aku hampir?tak bisa bernapas. Lidahku masih di dalam liang kenikmatan Mbak Wulan. Aku tidak bisa bergerak kecuali men-julur2kan lidahku semakin dalam. Tubuh Mbak Wulan gemetaran makin hebat, himpitan di wajahku semakin kuat, aku semakin tdk bisa bernapas.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrgggggggghhhhhh hhh aa??
Mbak Wulan melenguh panjang sambil berbarengan aku rasakan makin banyak lendir yg meleleh keluar dari liang senggama Mbak Wulan. Lendir itu membasahi bibirku dan sekitar mulutku. Lidahku makin aku julurkan seakan menyambut lendir kenikmatan itu. Aku cengkeram pantat mulus Mbak Wulan dgn kedua tanganku. Tubuh Mbak Wulan sudah kaku tak diam bergerak. Hanya gemetaran dan suara lenguhan keras yg masih menandakan kehidupan di tubuh Mbak Wulan.
"Ooooooooooohhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ??
Tak berapa lama kemudian tubuh Mbak Wulan berangsur melemas. Otot?yg tadi mengejang sudah mulai kendur. Perlahan?Mbak Wulan mengangkat selangkangannya dari wajahku. Dgn lembut Mbak Wulan beringsut dan berbaring di sisiku. Diciumnya bibirku dan sekitar mulutku yg belepotan lendir kenikmatannya.
"Makasih Ben ?. Mbak nikmat sekali ?kamu memang jago Ben,?bisik lembut Mbak Wulan di telingaku.
Aku menjawab dangan kecupan lembut di pipinya. Selama ini aku pikir kenikmatan yg paling puncak adalah saat aku ejakulasi seperti ketika di blow job oleh Mbak Wulan di sofa tadi. Ternyata aku keliru, aku justru merasa nikmat secara bathin ketika mendengar bisikan lembut Mbak Wulan, lebih dari sekedar kenikmatan badani saat ejakulasi. Dan saat itu aku belum ejakulasi, penisku masih tegak menantang, tapi secara bathin aku sudah merasakan kenikmatan yg luar biasa, blm pernah aku rasakan sebelumnya
Aku mulai mencumbu Mbak Wulan lagi. Payudaranya kembali aku cium dan hisap dgn mulutku. Tampaknya Mbak Wulan sangat menikmatinya. Matanya terpejam, bibirnya menyungging senyum penuh kepuasan. Tangan Mbak Wulan mulai mem-belai?penisku yg memang masih berdiri. Dikocoknya lambat?sambil kadang diremas lembut. Aku mengimbangi dengan menggosok klitoris Mbak Wulan dgn jari tengahku. Kami masih saling raba dan remas seperti ini untuk beberapa saat. Sepertinya Mbak Wulan mulai terangsang lagi. Tubuhnya meliuk mengikuti gosokan jariku di liang kenikmatannya.
Mbak Wulan lalu bangkit, dia berjongkok di atas selangkanganku. Dari sela?bulu kemaluannya yg memang tipis dan jarang itu aku bisa mengintip lubang senggama Mbak Wulan sudah menganga merindukan penisku. Dgn masih berjongkok sambil kakinya berjingkat, pelan?dibimbingnya batang kelakianku dgn tangan kirinya, ke arah lubang kemaluannya. Dgn lambat diturunkannya pantatnya sehingga sedikit demi sedikit batang penisku menerobos masuk liang kemaluan Mbak Wulan. Pantatnya terus menurun sampai seluruh batang kejantananku hilang di dalam lubang kenikmatannya.
Kemudian dgn sangat pelan Mbak Wulan menggerakkan pantatnya naik turun. Aku merasakan kehangatan liang kewanitaaan Mbak Wulan menyelimuti batang kelakianku. Tangan Mbak Wulan bertumpu pada kedua lututnya. Gerakan pantatnya naik turun teratur dgn lembut sekali. Aku merasakan sensasi luar biasa yg belum pernah aku alami. Aku melihat Mbak Wulan terpejam merasakan kenikmatan yg sama. Tanganku mengarah ke pantat Mbak Wulan, aku belai lembut bukit pantatnya yg padat dan kenyal itu. Tanpa terasa dari mulutku keluar erangan kenikmatan.
"Ohhhh ? Mbak Wulan ? ohhhhh ?. Mbak Wulan?
Sepertinya eranganku ini malah menambah birahi Mbak Wulan. Dia sedikit mengubah posisi, sekarang pantatnya menduduki pahaku, kakinya dilipat ke belakang dan lututnya bertumpu di kasur. Dgn demikian seluruh batang kemaluanku amblas ke dalam liang kewanitaan Mbak Wulan. Sekarang pantat Mbak Wulan bergerak maju mundur. Tangan Mbak Wulan mulai meremas buah dadanya sendiri dan kepalanya mendongak ke belakang sambil matanya terus terpejam. Pantatnya bergerak berirama maju mundur.Sungguh pamandangan yg sangat indah, aku tidak akan pernah melupakannya sampai detik ini.

Gerakan pantat Mbak Wulan semakin cepat dan kuat. Tangannya masih meremas payudaranya dan kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan dgn liar. Rambut Mbak Wulan yg lurus sebahu itu ikut tergerai mengikuti gerakan kepalanya. Mulutnya terbuka dan lidahnya tampak menjilati bibirnya yg tipis itu dgn sensual. Sesekali terdengar desahan dari mulutnya.

"Ohhhhh aooohhhh aaaahhhh ?ahhhhh?

Aku merasakan gesekan dinding liang senggama Mbak Wulan di kepala penisku yg sangat sensitif itu. Sungguh nikmat tak terkatakan. Aku tahu sebentar lagi aku akan mencapai klimaksnya. Dan sepertinya demikian juga dgn Mbak Wulan. Tubuhnya mulai menegang. Tiba?Mbak Wulan merebahkan tubuhnya menindih tubuhku, kakinya diselonjorkan. Pahanya mengatup rapat sehingga batang kemaluanku terjepit di antara kedua bibir kemaluannya. Mbak Wulan menciumi bibirku dan segera aku balas dgn tak kalah liarnya. Pantat Mbak Wulan melakukan gerakan memutar sambil menindih tubuhku. Aku merasakan kenikmatanku akan mencapai puncaknya. Tubuh Mbak Wulan sudah gemetaran hebat tapi dia terus memutar pantatnya tanpa mengangkatnya. Aku sudah tak tahan lagi, bemdunganku jebol saat itu tak tahan menghadapi letusan air maniku. Aku melenguh keras

"Oooooooohhhhhhhhhhh aa??

Sedetik kemudian giliran Mbak Wulan yg mendesis panjang

"Sssssssssssshhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ?aaaaarrrrggggghhhhhhh?

Kami sama?merengkuh kenikmatan lahir bathin. Sungguh perasaan puas yg aku rasakan saat itu. Aku sama sekali tidak menyesal kehilangan keperjakaanku ditukar dgn kenikmatan yg sudah diberikan Mbak Wulan kepadaku. Tubuh Mbak Wulan masih menindihku. Kami masih bercumbu dan saling berciuman mesra. Aku belai rambut Mbak Wulan, aku kecup mata Mbak Wulan yg terpejam. Di dekat telinganya aku bisikan kata?

"Makasih Mbak Wulan.?
"Mestinya aku yg makasih Ben,?Mbak Wulan balas membisik.
"Kamu baru pertama kali ini gituan ama perempuan ya Ben??
"He eh Mbak,?jawabku lirih dgn sedikit malu
"Ndak nyesel kamu kehilangan ngasih keperjakaanmu sama Mbak??
"Sama sekali ndak Mbak. Kalau aku punya lima aku rela semuanya buat Mbak Wulan,?aku mulai berani menggoda.
"Huuu ?dasar bocah gemblung,?tukas Mbak Wulan dgn bahasanya yg medok
"Cuci dulu yuk ah,?Mbak Wulan bangkit sambil tak lupa menghadiahkan kecupan di pipiku.

Kami pun berdua masuk kamar mandi sambil telanjang.

to be continued ?.

Selesai cuci di kamar mandi kami kembali berpakaian. Kami sempat makan mie ayam yg kebetulan lewat di depan rumah. Memang perut jadi lapar setelah "pendidikan jasmani?tadi. Sambil makan kami berbincang ngalor ngidul sambil bercanda seperti yg biasanya kami lakukan. Selesai makan, kami duduk di sofa.

"Mbak punya video yg kayak tadi ndak??
"Kamu pengen nonton yg apa Ben??jawab Mbak Wulan tanpa canggung lagi
"Sembarang aja Mbak, yg menurut Mbak bagus aja.?

Mbak Wulan kemudian masuk kamarnya, aku dengar kunci lemari dibuka. Mbak Wulan keluar kamar sambil membawa satu kaset video.

"Ini aja Ben, Mbak juga belum nonton, ndak tahu bagus apa ndak.?

Mbak Wulan menghidupkan TV dan videonya. Kami duduk berdampingan sambil berdekapan. Ternyata yg diputar Mbak Wulan adalah BF barat. Isinya kebanyakan orang masturbasi, ada cewek dan cowok. Kami tonton saja apa yg ada sambil kami ngobrol? Aku mulai berani bertanya hal?yg pribadi?ama Mbak Wulan. Tentang seks juga aku tanyain. Mbak Wulan orangnya terbuka.

Dia cerita kalau Mas Har, suaminya, orangnya sangat kolot soal seks. Mereka melakukannya hampir tanpa variasi, bahkan oral seks seperti yg kami lakukan tadi, sudah tdk pernah mereka lakukan sejak beberapa thn terakhir ini. Padahal mereka menikah sudah 5 thn. Kebalikannya, Mbak Wulan sangat menikmati variasi seks. Dia bahkan mengaku kalau sering masturbasi sendiri unruk melampiaskan fantasi seksnya. Makanya dia tadi begitu menikmatinya bersama aku.

Sambil omong?kami terus nonton video. Pas adegannya seorang cowok onani. Kayaknya Mbak Wulan sangat menyukainya. Dia sangat memperhatikan sang cowok mengocok penisnya sendiri.

"Mbak terangsang ya lihat cowok ngocok??
"Iya Ben ? Mbak paling terangsang lihat orang laki ngocok, kayaknya nikmat banget. Kamu pernah ngocok kan Ben??
"Eh ? iya Mbak ?kalau pas kepengen banget ya aku ngocok.?

Mbak Wulan terdiam, dia melanjutkan menikmati adegan si cowok. Sebetulnya aku kurang suka lihat adegan itu, tapi aku diam saja demi Mbak Wulan. Mendekati klimaksnya Mbak Wulan makin gelisah. Aku masih diam saja. Terus si cowok sampai klimaksnya, aku lirik Mbak Wulan sudah sangat terangsang, lidahnya menjilati bibirnya sendiri. Melihat reaksi Mbak Wulan aku jadi agak terangsang. Aku cium lembut bibir Mbak Wulan, dia pun membalasnya. Beberapa saat kami saling berciuman.

Adegan di video sudah berganti, sekarang giliran seorang cewek yg masturbasi. Tangannya meremas buah dadanya yg luar biasa gede, sambil tangan satunya menggosok kemaluannya. Sekarang giliran aku yg terangsang. Aku memang suka melihat adegan cewek masturbasi. Menurutku itu seksi sekali. Mataku tak lepas dari layar TV. Rupanya Mbak Wulan memperhatikan aku.

"Kamu juga suka lihat cewek masturbasi ya Ben??
"Iya Mbak, paling suka. Merangsang banget.?
"Pernah lihat langsung cewek masturbasi Ben??
"Pernah gimana Mbak? Lihat cewek telanjang aja baru tadi ama Mbak kok.?
"Kamu mau lihat Mbak masturbasi??
"Ya pasti mau banget Mbak.?
"Tapi ada syaratnya Ben. Mbak mau masturbasi di depanmu tapi kamu juga mesti ngocok di depan Mbak.?

Sebetulnya aku agak risih ngocok di depan wanita. Belum pernah sih. Tapi demi melihat Mbak Wulan masturbasi langsung di depanku terpaksa aku hrs jalani.

"Mau Mbak,?jawabku lirih.

Kami pun kembali masuk ke kamar. Tanpa sungkan Mbak Wulan menelanjangi aku sampai aku bugil. Penisku sudah berdiri menantang. Tanpa di suruh akupun mencopoti pakaian Mbak Wulan satu demi satu sampai Mbak Wulan juga bugil di hadapanku. Kami saling memandangi tubuh bugil kami. Kemudian kami saling berciuman sebentar.

Mbak Wulan lalu tidur telentang di kasur. aku duduk di tepi ranjang memperhatikannya. Mbak Wulan mulai membelai seluruh tubuhnya sendiri. Mula?diremasnya buah dadanya yg sudah tegak berdiri itu. Kemudian kakinya membuka memperlihatkan seluruh kewanitaannya di hadapanku. Jari tangan kanannya mulai meng-gosok?klitorisnya. Sungguh merangsang. Tak terasa aku pun mulai membelai kemaluanku yg tegang sedari tadi. Mata Mbak Wulan tak lepas dari aksiku, mataku pun tak lepas dari gosokan jari lentik Mbak Wulan di liang kemaluannya. Kami melakukan ini beberapa saat.

Kemudian Mbak Wulan merubah posisinya. Sekarang dia nungging membelakangi aku. Kepalanya disandarkan ke bantal, miring sehingga tetap bisa melihat ke arahku. Pahanya agak dikangkangkan. Lubang kewanitaannya terlihat jelas dari tempatku. Jari tangan kirinya mulai lagi menggosok selangkangannya dari bawah. Wow sungguh pemandangan yg sangat indah. Jarinya digerakkan masuk keluar lubang senggamanya. Mulutnya tak henti berdesah

"Oooh ?ooohhh ?Ben ?oooohhh ? kocok terus Ben ?ohhhh seksi sekali Ben?

Pantat Mbak Wulan bergerak meliuk mengikuti gerakan jari tangannya. Kocokanku di penisku juga makin cepat. Kami terus saling mengagumi apa yg kami lakukan sampai beberapa menit berlalu. Hanya desahan dan erangan kenikmatan yg terdengar.

Mbak Wulan bangkit berdiri, sekarang dia berdiri di tepi ranjang, kaki kirinya diangkat bertumpu di tepi ranjang. Aku pun bangkit berdiri berhadapan dgn Mbak Wulan, kaki kananku juga aku angkat di tepi ranjang. Jarak kami kira?semeter. Mbak Wulan melanjutkan gosokan jari tangan kanannya di seputar kemaluannya. Aku pun mengimbangi dgn kocokan cepat pada penisku.

Mataku tak pernah berkedip sedetik pun dari aksi Mbak Wulan yang meliuk kenikmatan. Mata Mbak Wulan tak lepas dari penisku yg sedang aku kocok dgn keras. Tubuh Mbak Wulan menggelinjang dan meluik seirama gosokan jarinya di lubang kewanitannya. Tangan kirinya me-remas?payudaranya yg kian padat. Aku makin tak tahan menyaksikan Mbak Wulan, kocokanku di batang kemaluanku makin cepat dan kuat. Akhirnya pertahananku jebol juga.

"Uuuhhhhhhhhh croooots croooots ??
gratis film dewasa terbaru klik disini
Air kenikmatanku menetes membasahi lantai kamar. Melihat itu Mbak Wulan maju selangkah mendekat. Dia membungkuk sambil tetap meng-gosok?selangkangannya dgn kencang. Seluruh batang penisku dimasukkan kedalam mulutnya dan disedotnya dgn kuat. Tubuh Mbak Wulan bergetar hebat, tapi tak ada satu suara pun yg keluar dari mulutnya. Hanya hisapan panjang dan kuat yg aku rasakan di kemaluanku. Kenikmatan yg tiada tara aku alami saat itu.

Gosokan jari?lentik Mbak Wulan di organ kewanitaannya mulai melemah. Pelan?dicopotnya penisku dari mulutnya. Aku maju mendekat dan kami saling berpelukan. Bibir Mbak Wulan aku lumat habis dan Mbak Wulan membalas dgn tdk kalah hebatnya. Kami berciuman untuk beberapa saat.

"Makasih Ben ? Mbak benar?puas.?
"Aku juga Mbak.?

Sejak saat itu kami melakukan aktivitas secara rutin, biar pun tidak bisa dikatakan terlalu sering. Mbak Wulan banyak "mengajari?aku gaya?yg belum pernah aku bayangkan. Dia adalah mentorku dalam hal sex. Tidak hanya praktek, tapi Mbak Wulan juga mengajari aku bagaimana caranya membuat wanita terpuaskan secara teori. Biasanya kami lakukan di rumah Mbak Wulan kalau pas tidak ada orang atau kadang juga di kamar hotel.

gratis film dewasa terbaru klik disini