Monday, May 4, 2015

Gadis Sampul Yang Hot



Siang itu panas sekali ketika
aku melangkah keluar dari
kampus menuju ke mobilku di
tempat parkir.
Segera kupacu
pulang mobilku, tapi
sebelumnya mampir dulu beli
es dawet di kios di pinggir
jalan menuju arah rumahku.
Setelah sampai rumah dan
kumasukkan mobil ke garasi,
segera kuganti baju dengan
seragam kebesaran, yaitu
kaos kutang dengan celana
kolor.
Kucuci tangan dan
muka, kemudian kuhampiri
meja makan dan mulai
menyantap makan siang lalu
ditutup dengan minum es
dawet yang kubeli tadi,
uaaaah... enak sekali... jadi
terasa segar tubuh ini
karena es itu.
Setelah cuci piring, kemudian
aku duduk di sofa, di ruang
tengah sambil nonton MTV,
lama kelamaan bosan juga.
Habis di rumah tidak ada
siapa-siapa, adikku belum
pulang, orang tua juga masih
nanti sore. Pembantu tidak
punya. Akhirnya aku
melangkah masuk ke kamar
dan kuhidupkan kipas angin,
kuraih majalah hiburan yang
kemarin baru kubeli. Kubolak-
balik halaman demi halaman,
dan akhirnya aku terhanyut.
Tiba-tiba bel pintu berbunyi,
aku segera beranjak ke
depan untuk membuka pintu.
Sesosok makhluk cantik
berambut panjang berdiri di
sana. Sekilas kulihat
wajahnya, sepertinya aku
pernah lihat dan begitu
familiar sekali, tapi siapa ya..?
"Cari siapa Mbak..?" tanyaku
membuka pembicaraan.
"Ehm... bener ini Jl. Garuda
no.20, Mas..?" tanya cewek
itu.


"Ya bener disini, tapi Mbak
siapa ya..? dan mau ketemu
dengan siapa..?" tanyaku lagi.
"Maaf Mas, kenalkan... nama
saya Rika. Saya dapat alamat
ini dari temen saya. Mas yang
namanya Adi ya..?" sambil
cewek itu mengulurkan
tangan untuk bersalaman.
Segera kusambut, aduuuh...
halus sekali tanganya.
"Eng... iya, emangnya temen
Mbak siapa ya..? kok bisa tau
alamat sini..?" tanyaku.
"Anu Mas, saya dapat alamat
ini dari Bimo, yang katanya
temennya Mas Adi waktu SMA
dulu..." jelas cewek itu.
Sekilas aku teringat kembali
temanku, Bimo, yang dulu
sering main kemana-mana
sama aku.
"Oooh... jadi Mbak Rika ini
temennya Bimo, ayo silahkan
masuk... maaf tadi saya
interogasi dulu."
Setelah kami berdua duduk di
ruang tamu baru aku
tersadar, ternyata Rika ini
memang dahsyat, benar-
benar cantik dan seksi. Dia
saat itu memakai mini skirt
dan kaos ketat warna ungu
yang membuat dadanya
tampak membusung indah,
ditambah wangi tubuhnya dan
paha mulus serta betis
indahnya yang putih bersih
menantang duduk di
hadapanku. Sekilas aku taksir
payudaranya berukuran 34B.
Setelah basa-basi sebentar,
Rika menjelaskan maksud
kedatangannya, yaitu ingin
tanya-tanya tentang jurusan
Public Relation di fakultas
Fisipol tempat aku kuliah.
Memang Rika ini adalah cewek
pindahan dari kota lain yang
ingin meneruskan di tempat
aku kuliah. Aku sendiri di
jurusan advertising, tapi
temanku banyak yang di
Public Relation (yang
kebanyakan cewek-cewek
cakep dan sering jadi model
buat mata kuliah fotografi
yang aku ambil), jadi sedikit
banyak aku tahu.

Kami pun cepat akrab dan
hingga terasa tidak ada lagi
batas di antara kami berdua,
aku pun sudah tidak duduk
lagi di hadapannya tapi sudah
pindah di sebelah Rika. Sambil
bercanda aku mencuri-curi
pandang ke wajah cantiknya,
paha mulusnya, betis
indahnya, dan tidak
ketinggalan dadanya yang
membusung indah yang
sesekali terlihat dari belahan
kaos ketatnya yang berleher
rendah. Terus terang saja si
kecil di balik celanaku mulai
bangun menggeliat, ditambah
wangi tubuhnya yang
membuat terangsang birahiku.
Aku mengajak Rika untuk
pindah ke ruang tengah
sambil nonton TV untuk
meneruskan mengobrol. Rika
pun tidak menolak dan
mengikutiku masuk setelah
aku mengunci pintu depan.
Sambil ngemil hidangan kecil
dan minuman yang kubuat,
kami melanjutkan ngobrol-
ngobrol. Sesekali Rika
mencubit lengan atau pahaku
sambil ketawa-ketiwi ketika
aku mulai melancarkan
guyonan-guyonan. Tidak lama,
adik kecilku di balik celana
tambah tegar berdiri. Aku
kemudian usul ke Rika untuk
nonton VCD saja. Setelah Rika
setuju, aku masukkan film
koleksiku ke dalam player.
Filmnya tentang drama
percintaan yang ada
beberapa adegan-adegan
ranjang. Kami berdua pun
asyik nonton hingga akhirnya
sampai ke bagian adegan
ranjang, aku lirik Rika
matanya tidak berkedip
melihat adegan itu.
Kuberanikan diri untuk
merangkul bahu Rika,
ternyata dia diam saja tidak
berusaha menghindar. Ketika
adegan di TV mulai tampak
semakin hot, Rika mulai
gelisah, sesekali kedua paha
mulusnya digerak-gerakkan
buka tutup. Wah, gila juga nih
cewek, seakan-akan dia
mengundang aku untuk
menggumulinya. Aku beranikan
diri untuk mengelus-elus
lengannya, kemudian
rambutnya yang hitam dan
panjang. Rika tampak
menikmati, terbukti dia
langsung ngelendot manja ke
tubuhku.
Kesempatan itu
tidak kusia-siakan, langsung
kupeluk tubuh hangatnya dan
kucium pipinya. Rika tidak
protes, malah tangannya
sekarang diletakkan di
pahaku, dan aku semakin
terangsang lalu kuraih
dagunya. Kupandang mata
bulat indahnya, sejenak kami
berpandangan dan entah
siapa yang memulai tiba-tiba,
kami sudah berpagutan
mesra. Kulumat bibir
bawahnya yang tebal nan
seksi itu dan Rika membalas,
tangannya yang satu
memeluk leherku, sedang
yang satunya yang tadinya di
pahaku sekarang sudah
mengelus-elus yuniorku yang
sudah super tegang di balik
celanaku.
Lidah kami saling bertautan
dan kecupan-kecupan bibir
kami menimbulkan bunyi cepak
cepok, yang membuat
semakin hot suasana dan
seakan tidak mau kalah
dengan adegan ranjang di TV.
Tanganku pun tidak mau
tinggal diam, segera kuelus
paha mulusnya, Rika pun
memberi kesempatan dengan
membuka pahanya lebar-
lebar, sehingga tanganku
dengan leluasa mengobok-
obok paha dalamnya sampai
ke selangkangan. Begitu
bolak-balik kuelus dari paha
lalu ke betis kemudian naik
lagi ke paha. Sambil terus
melumat bibirnya, tanganku
sudah mulai naik ke perutnya
kemudian menyusup terus ke
dadanya. Kuremas dengan
gemas payudaranya walau
masih tertutup kaos, Rika
merintih lirih. Lalu tanganku
kumasukkan ke dalam
kaosnya dan mulai meraba-
raba mencari BH-nya. Setelah
ketemu lalu aku meraih ke
dalam BH dan mulai meremas-
remas kembali buah dadanya,
kusentuh-sentuh putingnya
dan Rika mendesah. Seiring
dengan itu, tangan Rika juga
mengocok yuniorku yang
masih tertutup celana dalam,
dan mulai dengan ganas
menyusup ke dalam celana
dalam meraih yuniorku dan
kembali mengocok dan
mengelus.
Aku yang sudah mulai
terbakar birahi, kemudian
melepaskan kaos Rika dan
BH-nya hingga sekarang
nampak jelas payudaranya
yang berukuran 34B semakin
mengembang karena
rangsangan birahi.
Langsung aku caplok buah
dadanya dengan mulutku,
kujilat-jilat putingnya dan
Rika mendesis-desis
keenakan, "Sssh... aaauuh...
Mass Adiii... ehhh... ssshhh..."
sambil tangannya mendekap
kepalaku, meremas-remas
rambutku dan
membenamkannya ke
payudaranya lebih dalam.
Kutarik kepalaku dan
kubisikkan ke telinga Rika,
"Rika sayang, kita pindah ke
kamarku aja yuuk..! Aman kok
nggak ada siapa-siapa di
rumah ini selain kita berdua..."
Rika mengangguk, lalu segera
kupeluk dan kugendong dia
menuju ke kamar.
Posisi
gendongnya yaitu kaki Rika
memeluk pinggangku,
tangannya memeluk leherku
dan payudaranya menekan
keras di dadaku, sedangkan
tanganku memegang
pantatnya sehingga yuniorku
sekarang sudah menempel di
selangkangannya.
Sepanjang perjalanan menuju
kamar, kami terus saling
berciuman. Sesampainya di
kamar, kurebahkan tubuhnya
di tempat tidur, Rika tidak
mau melepaskan pelukan
kakinya di pinggangku
malahan sekarang mulai
menggoyang-goyangkan
pinggulnya.
"Sayang... sabar dong.., lepas
dulu dong rok sama celana
kamu..." kataku.
"Oke Mas... tapi Mas juga
harus lepas baju sama celana
Mas, biar adil..!" rajuk Rika.
Setelah kulepas baju dan
celanaku hingga telanjang
bulat dan yuniorku sudah
mengacung keras tegak ke
atas, Rika yang juga sudah
telanjang bulat kembali
merebahkan diri sambil
mengangkangkan pahanya
lebar-lebar, hingga kelihatan
bibir vaginanya yang merah
jambu itu.
Aku pun segera menindihnya,
tapi tidak buru-buru
memasukkan yuniorku ke
vaginanya, kembali aku kecup
bibirnya dan kucaplok dan
jilat-jilat payudara serta
putingnya. Jilatanku turun ke
perut terus ke paha
mulusnya kemudian ke betis
indahnya naik lagi ke paha
dalamnya hingga sampai ke
selangkangannya.
"Auuww... Mas Adiiii... ehhmm...
shhh... enaaaakkk Masss..."
ceracau Rika sambil kepalanya
menggeleng-geleng tidak
karuan dan tangannya
mencengkeram sprei ketika
aku mulai menjilati bibir
vaginanya, terus ke dalam
memeknya dan di klitorisnya.
Dengan penuh nafsu, terus
kujilati hingga akhirnya tubuh
Rika menegang, pahanya
mengempit kepalaku,
tangannya menjambak
rambutku dan Rika berteriak
tertahan. Ternyata dia telah
mencapai orgasme
pertamanya, dan terus
kujilati cairan yang keluar
dari lubang kenikmatannya
sampai habis.
Aku bangun dan melihat Rika
yang masih tampak
terengah-engah dan
memejamkan mata
menghayati orgasmenya
barusan. Kukecup bibirnya,
dan Rika membalas, lalu aku
menarik tangannya untuk
mengocok penisku. Aku
rebahkan tubuhku dan Rika
pun mengerti kemauanku, lalu
dia bangkit menuju ke
selangkanganku dan mulai
mengemut penisku.
"Oooh... Rik... kamu pinter
banget sih Rik..." aku memuji
permainannya.
Kira-kira setengah jam Rika
mengemut penisku. Mulutnya
dan lidahnya seakan-akan
memijat-mijat batang penisku,
bibirnya yang seksi kelihatan
semakin seksi melumati
batang dan kepala penisku.
Dihisapnya kuat-kuat ketika
Rika menarik kepalanya
sepanjang batang penis
menuju kepala penisku
membuatku semakin merem-
melek keenakan.
Setelah bosan, aku kemudian
menarik tubuh Rika dan
merebahkannya kembali ke
tempat tidur, lalu kuambil
posisi untuk menindihnya. Rika
membuka lebar-lebar
selangkangannya, kugesek-
gesekkan dulu penisku di bibir
vaginanya, lalu segera
kumasukkan penisku ke dalam
lubang senggamanya.
"Aduuh Mas... sakiiit... pelan-
pelan aja doong... ahhh..." aku
pun memperlambat masuknya
penisku, sambil terus sedikit-
sedikit mendorongnya masuk
diimbangi dengan gerakan
pinggul Rika.
Terlihat sudut mata Rika
basah oleh air matanya
akibat menahan sakit. Sampai
akhirnya, "Bleeesss..."
masuklah semua batang
penisku ke dalam liang
senggama Rika.
"Rika sayang, punya kamu
sempit banget sih..? Tapi enak
lho..!" Rika cuma tersenyum
manja.
"Mas juga, punya Mas besar
gitu maunya cari yang
sempit-sempit, sakit kaan..!"
rajuk Rika.
Aku ketawa dan mengecup
bibirnya sambil mengusap air
matanya di sudut mata Rika
sambil merasakan enaknya
himpitan kemaluan Rika yang
sempit ini. Setelah beberapa
saat, aku mulai
menggerakkan penisku maju
mundur dengan pelan-pelan.
"Aaah... uuuhhh... oooww...
shhh... ehhmmm..." desah Rika
sambil tangannya memeluk
erat bahuku.
"Masih sakit Sayaaang..?"
tanyaku.
"Nggak Mas... sedikiiitt...
auuoohhh... shhh... enn..
ennnaakk.. Mas... aahh..."
jawab Rika.
Mendengar itu, aku pun
mempercepat gerakanku, Rika
mengimbangi dengan
goyangan pinggulnya yang
dahsyat memutar ke kiri dan
ke kanan, depan belakang,
atas bawah. Aku hanya bisa
merem melek sambil terus
memompa, merasakan
enaknya goyangan Rika. Tidak
lama setelah itu, kurasakan
denyutan teratur di dinding
vagina Rika, kupercepat
goyanganku dan kubenamkan
dalam-dalam penisku.
Tanganku terus meremas-
remas payudaranya. Dan
tubuh Rika kembali menegang,
"Aaah... Masss Adiiii... teruuus
Maass... jangan berentiii...
oooh... Maasss... aaahhh...
akuuuu mauuu keluaaar...
aaawww..."
Dan, "Cret... cret... crettt..."
kurasakan cairan hangat
menyemprot dari dalam liang
senggama Rika membasahi
penisku.
Kaki Rika pun memeluk
pinggangku dan menarik
pinggulku supaya lebih dalam
masuknya penisku ke dalam
lubang kenikmatannya. Ketika
denyutan-denyutan di dinding
vagina Rika masih terasa dan
tubuh Rika menghentak-
hentak, aku merasa aku juga
sudah mau keluar.
Kupercepat gerakanku dan,
"Aaah... Rikaaa... aku mau
keluar Sayaaang..." belum
sempat aku menarik penisku
karena kaki Rika masih
memeluk erat pinggangku,
dan, "Crooot... crooot...
crooott..." aku keluar di dalam
kemaluan Rika.
"Aduuhhh enakkknyaaa..."
Dan aku pun lemas menindih
tubuh Rika yang masih terus
memelukku dan menggoyang-
goyangkan pinggulnya.
Aku pun bangkit, sedangkan
penisku masih di dalam liang
senggama Rika dan kukecup
lagi bibirnya.

Tiba-tiba, "Greeekkk..." aku
dikejutkan oleh suara pintu
garasi yang dibuka dan suara
motor adikku yang baru
pulang.
Aku pun cepat-cepat bangun
dan tersadar. Kulihat
sekeliling tempat tidurku, lho...
kok... Rika hilang, kemana tuh
cewek..? Kuraba penisku, lho
kok aku masih pake celana
dan basah lagi. Kucium
baunya, bau khas air mani.
Kulihat di pinggir tempat tidur
masih terbuka majalah
hiburan khusus pria yang
kubaca tadi. Di halaman 68, di
rubrik wajah, kulihat wajah
seorang cewek cantik yang
tidak asing lagi yang baru
saja kutiduri barusan, yaitu
wajah Rika yang
menggunakan swimsuit di
pinggir kolam renang.
Yaaa ampuun... baru aku
sadar, pengalaman yang
mengenakkan tadi bersama
Rika itu ternyata cuma mimpi
toh. Dan Rika yang kutiduri
dalam mimpiku barusan adalah
cover girl cantik dan seksi
majalah yang kubaca sebelum
aku tertidur tadi, yang di
majalah dia mengenakan
swimsuit merah. Aku pun
segera beranjak ke kamar
mandi membersihkan diri. Di
dalam kamar mandi aku
ketawa sendiri dalam hati
mengingat-ingat mimpi enak
barusan. Gara-gara
menghayal yang tidak-tidak,
jadinya mimpi basah deeh.

0 comments:

Post a Comment