Wednesday, May 27, 2015

Janda H0t



Kami berdua telentang di jok
kami masing-masing, dengan
kemaluan kami yang masih
terbuka. Kami SALING
berpandangan dan tersenyum
puas. Tangan kanan Mbak
Yati meremas tangan kiriku,
saya tidak tahu apa artinya,
apakah ucapan terima kasih,
pujian ataukah janji untuk
mengulangi lagi apa yang
telah kami lakukan.
Setelah istirahat sejenak,
Mbak Yati mengambil tisue
dan membersihkan cairan
kental yang belepotan di
perutku dan kemaluan saya.
Mbak Yati memmbersihkannya
dengan mesra dan terkadang
bercanda dengan mencoba
meremas dan membangunkan
kembali rudal saya.
aEsMbak. Jangan digoda lagi lho,
kalau ngamuk lagi gimana..?aEt
kataku bercanda.
aEsCoba aja kalau berani, siapa
takut..!aEt jawabnya sambil
menirukan iklan di TV.
Setelah membersihkan
kemaluanku, dia juga
membersihkan kemaluannya
dengan tisue, dan memakai
kembali CD-nya, merapihkan
rok, blus dan BH-nya yang
kusut. Sementara saya juga
merapihkan kembali celana
saya.
Dia menyisir rambutnya, dan
merapikan kembali riasan
wajahnya, sambil melirik dan
tersenyum ke saya penuh
bahagia.
aEsMbak.., besok tetap lho ya
jam sepuluh pagi.aEt saya
mengingatkan.
aEsPasti donk, mana sih yang
nggak pengin sarang
burungnya dimasukin burung.aEt
canda dia.
aEsApalagi sarangnya sudah
kosong lama ya Mbak..?aEt
godaku.
aEsPasti enak kok kalau udah
lama.aEt jawab dia.
Setelah kami semua rapih,
Mbak Yati aku antar pulang
dengan tetap berdekapan,
dia tertidur di dadaku,
tangan kiri saya untuk
mendekap dia dan tangan
kanan saya untuk pegang
stir.
Sesampainya di rumah MBak
Yati, cuaca masih gerimis.
Mbak Yati menawarkan untuk
mampir sebentar di rumah.
aEsVi, masuk dulu yuk..! Aku
buatkan kopi hangat
kesukaanmu.aEt ajak Mbak Yati.
aEsOke dech, aku parkir dulu
mobilnya ya..?aEt
Sampai di dalam rumah Mbak
Yati, ternyata Tarno tidak
ada. Menurut Bi Inah,
pembantu Mbak Yati, katanya
Tarno hari ini tidak pulang,
karena diminta atasannya
dinas ke luar kota.
aEsVi, ternyata Tarno malam ini
nggak pulang. Kamu tidur aja
disini, di kamar Tarno.aEt pinta
Mbak Yati sambil senyum
penuh arti.
Aku tahu kemana arah
pembicaraan Mbak Yati.
aEsNggak mau kalau tidur di
kamar Tarno, aku takut
sendirian.aEt godaku.
aEsEmangnya takut sama
siapa..?aEt
aEsYa takut kalau Mbak Yati
nanti nggak nyusul ke
kamarku.aEt
aEsSsstt..! Jangan keras-keras,
nanti ada yang denger.aEt
Mbak Yati cemberut, takut
kalau ada yang dengar.
aEsYa udah, aku tidur sendiri di
kamar Tarno, kalau nanti
malam saya dimakan semut,
jangan heran lho Mbak..!aEt
saya pura-pura merajuk.
aEsNggak usah ribut, mandi
sana dulu, nanti malam kalau
semua orang udah pada
tidur, kamu boleh nyusul aku
ke kamar, nggak saya kunci
kamarku.aEt bisik Mbak Yati
pelan.
aEsSiip dach..!aEt aku ceria dan
langsung pergi mandi.
Habis mandi, badan saya
terasa segar kembali. Saya
langsung pergi ke kamar,
pura-pura tidur. Tetapi di
dalam kamar saya
membayangkan apa yang
akan saya lakukan nanti
setelah berada di kamar
Mbak Yati. Saya akan
bercinta dengan orang yang
sudah bertahun-tahun saya
idamkan.
Jam di kamar saya
menunjukkan pukul 12:30
malam. Kudengarkan kondisi di
luar kamar sudah kelihatan
sepi. Tidak terdengar suara
apapun. TV di ruang keluarga
juga sudah dimatikan Bi Inah
kira-kira jam 11 tadi. Bi Inah
adalah orang yang terakhir
nonton TV setelah acara
Srimulat yang merupakan
acara kegemaran Bi Inah.
Untuk mempelajari suasana,
saya keluar pura-pura pergi
ke kamar mandi. setelah
benar-benar sepi, saya
mengendap-endap masuk ke
kamar Mbak Yati.
Lampu di kamar Mbak Yati
remang-remang. Mbak Yati
tidur telentang dengan
mengenakan daster tipis yang
semakin memperindah lekuk
tubuh Mbak Yati. Tubuh Mbak
Yati yang mungil tapi padat
berisi, terlihat tampak
sempurna dibalut daster
tersebut. Dengan tidak sabar
saya dekap tubuh Mbak Yati
yang sedang telentang
bagaikan landasan yang
sedang menunggu
pesawatnya mendarat.
Mbak Yati saya dekap hanya
tersenyum sambil berbisik,
aEsSudah nggak sabar ya..?aEt
aEsYa Mbak, perasaan waktu
kok berjalan pelaan sekali..aEt
Saya cium belakang
telinganya yang mungil dan
ranum, kemudian ciuman saya
bergeser ke pipinya dan
akhirnya ke bibirnya yang
mungil dan juga ranum. Kedua
tangan Mbak Yati mendekap
erat di leher saya. Tangan
saya yang kiri saya letakkan
di bawah kepala Mbak Yati
untuk merangkulnya.
Sedangkan tangan kanan
saya gunakan untuk membelai
dan melingkari sekitar
susunya. Dan dengan perlahan
dan lembut, telapak tangan
saya gunakan untuk
meremas-remas lingkaran luar
payudaranya, dan ternyata
Mbak Yati sudah tidak
memakai BH lagi.


Erangan-erangan lembut
Mbak Yati mulai keluar dari
bibirnya, sedangkan kedua
kakinya bergerak-gerak
menandakan birahinya mulai
timbul. Remasan-remasan
tanganku di seputar susunya
mendapatkan reaksi balasan
yang cukup baik, karena
kekenyalan susu Mbak Yati
kelihatan semakin bertambah.
Tangan kanan saya geserkan
ke bawah, sebentar
mengusap perutnya, beralih
ke pusarnya, dan akhirnya
saya gunakan untuk
mengusap kewanitaannya.
Ternyata Mbak Yati juga
sudah tidak memakai CD,
sehingga kemaluannya yang
bulat dan mononjol, serta
kelembutan rambut
kemaluannya dapat saya
rasakan dari luar dasternya.
Kedua kakinya semakin
melebar, memberikan
kesempatan seluas-luasnya
tangan saya untuk membelai-
belai kewanitaannya. Ciuman
saya beberapa saat
mendarat di bibirnya,
kemudian saya alihkan turun
ke lehernya, ke belakang
telinganya, dan akhirnya
turun ke bawah, melewati
celah di bukit kembarnya.
Saya ciumi lingkaran luar
bukit kembarnya, sebelum
akhirnya menyiumi puting
susunya yang sudah
mengacung. Ketika lidah saya
menyium sampai ke putingnya,
nafas Mbak Yati kelihatan
mengangsur, menunjukkan
kelegaan.
aEsUuuccghh.. Allvii..!aEt
Tali daster yang
menggantung di pundaknya,
saya pelorotkan sehingga
menyembullah kedua bukit
kembarnya yang kenyal,
dengan kedua putingnya yang
sudah mengacung dan tegang.
Saya ciumi sekali lagi kedua
bukit kembarnya, dan saya
jilati putingnya dengan lidah.
Sementara kedua jari dari
tangan kanan saya secara
bersamaan membelai-belai
kedua selangkangannya, yang
terkadang diselingi dengan
usapan kemaluan luarnya
dengan telapak tangan kanan
saya. Belaian ini memberikan
kehangatan di bibir
kewanitaannya, selain untuk
meningkatkan rasa penasaran
liang senggamanya.
Jari tengah saya gunakan
untuk mebelai-belai bibir luar
kemaluannya yang sudah
sangat basah. Saya usap
klitorisnya dengan lembut dan
pelan dengan menggunakan
ujung jari, membuat Mbak
Yati semakin menikmati
belaian lembut klitorisnya.
Bibir kewanitaannya semakin
merekah dan semakin basah.
Lidahku masih menari-nari di
kedua putingnya yang
semakin keras, jilatan lidah
saya memberikan sensasi
yang kuat bagi Mbak Yati.
Terbukti dia semakin erat
meremas rambut saya, deru
nafasnya semakin memburu
dan lenguhannya semakin
kencang.
aEsUuuccgghh.. Aaallvii.. uugghh..
eennaaggkk..aEt
Saya jilati kedua putingnya
kanan dan kiri bergantian,
sambil meremasi dengan
lembut tetapi sedikit menekan
kedua susunya dengan kedua
tangan saya.

Setelah saya puas menciumi
susunya, ciuman saya geser
ke arah perutnya, saya jilati
pusarnya, kembali Mbak Yati
sedikit menggelinjang, mungkin
karena kegelian. Ciuman terus
saya geser ke bawah, ke
arah pahanya, turun ke
bawah betisnya, terus naik
lagi ke atas pahanya,
kemudian ciuman saya
arahkan ke rambut
kemaluannya yang lebat.
Mendapat ciuman di rambut
kemaluannya, kembali Mbak
Yati menggelinjang-gelinjang.
Saya buka bibir kemaluannya
yang merekah, saya ciumi dan
jilati seputar bibir
kewanitaannya, terus lidah
saya diusapkan ke klitorisnya,
dan bergantian saya gigit,
terkadang saya hisap
klitorisnya.
Setiap sentuhan lidah saya
menjilat pada klitorisnya,
tangan Mbak Yati menjambak
rambut saya. Kepalanya
menggeleng-geleng, dengan
dada yang dibusungkan,
kedua kakinya mendekap
erat leher saya, dan kicaunya
semakin tidak karuan,
aEsUuuccgghh.. Aaallvvii.. uughh..
ggeellii.. uuff.. ggeellii..
seekkaallii..aEt
Cairan yang keluar dari
kemaluannya semakin banyak,
bau khas liang senggamanya
semakin kuat menyengat.
Rintihan, lenguhan yang
keluar dari mulut Mbak Yati
semakin kacau. Gerakan-
gerakan tubuh, kaki dan
gelengan-gelengan kepala
Mbak Yati semakin kencang.
Dadanya tiba-tiba
dibusungkan, kedua kakinya
tegang dan menjepit kepala
saya. Saya mengerti kalau
saat ini detik-detik orgasme
akan segera melanda Mbak
Yati. Untuk memberikan
tambahan sensasi kepada
Mbak Yati, maka kedua
putingnya saya usap-usap
dengan kedua jari tangan,
dengan mulut tetap
menyedot dan menghisap
klitorisnya, maka tiba-tiba,
aEsAaauughh.. Aallvvii aakk..
kkuu.. kkeelluuarr.. Aaacchh..!aEt
Saya tetap menghisap
klitorisnya. Dan dengan nafas
masih terengah-engah, Mbak
Yati bangun dan duduk.
aEsAyo Alvi.., gantian kamu tidur
aja telentang..!aEt kata Mbak
Yati sambil menidurkan saya
telentang.
Gantian Mbak Yati telungkup
di samping saya. Tangannya
yang lembut sudah mulai
mengelus-elus batang
kemaluan saya yang sudah
sangat tegang. Mulutnya
yang mungil mencium bibir,
terus turun ke puting. Saya
merasa sedikit kegelian ketika
dicium puting saya. Mulutnya
terus turun mencium pusar,
dan akhirnya saya rasakan
ada rasa hangat, basah dan
sedikit sedotan sudah
menjalar di rudal saya.
Ternyata Mbak Yati mulai
mengocok dan mengulum
kejantanan saya. Mbak Yati
mengulumnya dengan penuh
nafsu. Matanya terpejam
tetapi kepalanya turun naik
untuk mengocok rudal saya.
Kepala kemaluan saya
dijilatinya dengan lidah.
Tekstur lidah yang lembut
tapi sedikit kasar, membuat
seakan ujung jari kaki saya
terasa ada getaran listrik
yang menjalar di seluruh
kepala. Jilatan lidah di kepala
rudal memang sangat enak.
Aliran listrik terus menerus
menjalar di sekujur tubuh
saya. Kepala Mbak Yati yang
naik turun mengocok
kejantanan saya yang saya
bantu pegangi dengan kedua
tangan. Kocokannya semakin
lama semakin kuat, dan
hisapan mulutnya seakan
meremas-remas seluruh
batang keperkasaan saya.
Seluruh pori-pori tubuh saya
seakan bergetar dan
bergolak. Getaran-getaran
yang menjalar dari ujung kaki
dan dari ujung rambut
kepala, seakan mengalir dan
bersatu menuju satu titik,
yaitu ke arah rudal
keperkasaan saya.
Getaran-getaran tersebut
makin hebat, akhirnya
kemaluan saya menjadi seolah
tanggul yang menahan air
gejolak. Lama-lama
pertahanan kemaluanku
seakan jebol, dan tiba-tiba
saya menjerit.

aEsMmmbbakk Yaattii.. aaggkkuu
kkelluuaarr..!aEt
Mendengar saya mengerang
mau keluar, mulut Mbak Yati
tidak mau melepaskan batang
kejantanan saya, tetapi
malah kulumannya dipererat.
Mulut Mbak Yati menyedot-
nyedot cairan yang keluar
dari rudal saya dengan
lahapnya, seakan tidak boleh
ada yang tersisa. Batang
kemaluan saya dihisap-
hisapnya seakan menghisap
es lilin. Sensasinya sungguh
sangat dahsyat. Ternyata
Mbak Yati sangat ahli dalam
permainan oral.
Nafas saya sedikit tersengal,
badan sedikit lemas, karena
seakan-akan semua cairan
yang ada di tubuh, mulai dari
ujung kaki sampai dengan
kepala, habis keluar tersedot
oleh Mbak Yati.
Mbak Yati tersenyum puas
sambil menggoda, aEsGimana
rasanya..?aEt
aEsWaduh.., Mbak luar biasa..aEt
jawabku sambil masih
terengah-engah.
aEsNggak kalahkan dengan yang
muda..?aEt kata Mbak Yati
dengan berbangga.
aEsYaa jelas yang lebih
pengalaman donk yang lebih
nikmat.aEt
Kami istirahat sejenak sambil
minum. Tetapi ternyata Mbak
Yati memang luar biasa. Baru
istirahat beberapa menit,
tangannya sudah mulai
bergerak-gerak di perut, di
paha dan di selangkangan
saya, membuat rasa geli di
sekujur tubuh. Tangannya
kembali meremas-
remasbatang kemaluan saya.
Karena masih darah muda,
maka hanya sedikit sentuhan,
kemaluan saya langsung
berdiri dengan gagahnya
mencari sasaran. Melihat
batang keperksaan saya
dengan cepatnya berdiri lagi,
wajah Mbak Yati kelihatan
berseri-seri. Sambil tangannya
tetap mengocoknya, kami
SALING berciuman. Bibir Mbak
Yati yang mungil memang
sangat merangsang semua
laki-laki yang melihatnya.
Ciuman yang lembut dengan
usapan-usapan tangan saya
ke arah putingnya, membuat
birahi Mbak Yati juga cepat
naik. Putingnya seakan-akan
menjadi tombol birahi. Begitu
puting Mbak Yati disenggol,
lenguhan nafasnya langsung
mengencang, kedua kakinya
bergerak-gerak, pertanda
birahinya menggebu-gebu.
Saya usap liang senggamanya
dengan tangan, ternyata
liang kenikmatan Mbak Yati
sudah sangat basah.
aEsGila bener cewek ini, cepet
sekali birahinya..,aEt pikir saya
dalam hati.
Mbak Yati menarik-narik
punggung saya, seakan-akan
memberi kode agar senjata
rudal saya segera dimasukkan
ke sarangnya yang sudah
lama tidak dikunjungi burung
pusaka.
aEsAyo dong Vi..! Cepetan, Mbak
sudah nggak tahan nich..!aEt
Alat vital saya sudah semakin
tegang, dan saya sudah tidak
sabar untuk merasakan
kemaluan Mbak Yati yang
mungil. Saya sapukan
perlahan-lahan kepala
kejantanan saya di bibir
kewanitaannya. Kelihatan
sekali kalau Mbak Yati
menahan nafas, tandanya
agak sedikit tegang, seperti
gadis yang baru pertama kali
main senggama. Setelah
menyapukan kepala rudal
saya beberapa kali di bibir
kenikmatannya dan di
klitorisnya. Akhirnya saya
masukkan burung saya ke
sarangnya dengan sangat
perlahan.
Kedua tangan Mbak Yati
meremas pundak saya.
Kepalanya sedikit miring ke
kiri, matanya terpejam dan
mulutnya sedikit terbuka
sangat seksi sekali, tandanya
Mbak Yati sangat menikmati
proses pemasukan batang
kejantanan saya ke liang
senggamanya. Lenguhan lega
terdengar ketika kepala
kemaluanku membentur di
dasar liang kenikmatannya.
Saya diamkan beberapa saat
rudal saya terbenam di liang
senggamanya untuk
memberikan kesempatan
kemaluan Mbak Yati
merasakan rudal kenikmatan
dengan baik.
Saya pompakan batang
kejantanan saya ke liang
senggama Mbak Yati dengan
metode 10:1, yaitu sepuluh
kali tusukan hanya setengah
dari seluruh panjang batang
kejantanan saya, dan satu
kali tusukan penuh seluruh
batang kejantanan saya
sampai membentur ujung
rahimnya. Metoda ini membuat
Mbak Yati merancau tidak
karuan. Setiap kali tusukan
saya penuh sampai ujung,
saya kocok-kocokkan
kejantanan saya beberapa
lama, akhirnya saya rasakan
kaki Mbak Yati melingkar
kuat di pinggang saya.
Kedua tangannya
mencengkram punggung saya,
dan dadanya diangkat
membusung, seluruh badannya
tegang mengencang, diikuti
dengan lenguhan panjang,
aEsAaacchh.. aauugghh.. Aallvvii..
aakku.. kkeelluuaa.. aa.. rr..!aEt
Batang kemaluan saya terasa
sangat basah dan dicengkram
sangat kuat. Merasakan
remasan-remasan pada rudal
saya yang sangat kuat,
membuat pertahann saya
juga seakan makin jebol dan
akhirnya, aEsCcrroot.. croot..
crrot..!aEt saya juga keluar.
Setelah permainan itu, saya
sering melakukan hubungan
seks berkali-kali, bisa
seminggu dua kali saya
melakukan hubungan seks
dengan Mbak Yati. Ternyata
nafsu seks Mbak Yati cukup
besar, kalau satu minggu
saya tidak bermain seks
dengan Mbak Yati, pasti Mbak
Yati akan main ke rumah,
ataupun setelah bekerja, dia
akan menelpon saya di
kantor untuk meminta jatah.
Saya melakukan hubungan
seks dengan Mbak Yati bisa
dimana saja, asal tempatnya
memungkinkan. Baik di rumah
saya, di rumah dia, di HOTEL,
di mobil, di garasi, di kamar
mandi sambil berendam di
bath-tub, di dapur sambil
berdiri, bahkan aku pernah
bermain seks di atas kap
mesin mobil saya. Ternyata
berhubungan seks itu kalau
dengan perasaan agak takut
dan terkadang tergesa-gesa,
memberikan pengalaman
tersendiri yang cukup
mengasyikkan

1 comments: